SLEMAN – Masalah literasi menjadi perhatian utama bagi banyak bangsa, terutama bangsa Indonesia. Minat literasi yang menurun menjadi pekerjaan bagi seluruh rakyat kita. Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk memajukan literasi bangsa kita?

Menjawab pertanyaan ini, pihak PR IPM PPM MBS Putri Sleman yang diprakarsai oleh Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP),  mengadakan acara Seminar Kepenulisan bersama Tere Liye yang dikemas dalam rangkaian acara BUKUPEDIA#2.

Acara yang memasuki tahun kedua ini dilaksanakan pada hari Sabtu (2/03) yang bertempat di Hall Utama Kompleks Gedung Kelas Putri PPM MBS Sleman. Mengambil tema “Talk Less, Write More”, Tere Liye mengajak para peserta agar lebih disiplin lagi dalam mengembangkan sebuah tulisan.

Topik yang diangkat dalam seminar ini lebih mengutamakan bagaimana cara seorang penulis agar mampu membuat sebuah tulisan dari sudut pandang yang berbeda. Beliau juga menyampaikan beberapa tips untuk para peserta agar senantiasa membaca dan berlatih, sebab membaca dan berlatih menulis adalah hal yang wajib bagi seorang penulis.

Tere Liye, sebagai narasumber berhasil membawakan jalan acara seminar yang biasanya terlihat formal, menjadi penuh canda tawa. Kisah – kisah perjuangan dan bagaimana akhirnya beliau masuk dalam dunia kepenulisan juga disampaikan dalam acara yang berhasil menyedot perhatian 300 peserta yang terdiri dari santriwati PPM MBS Putri Sleman, pelajar, mahasiswa, dan kalangan pendidik.

“Waktu terbaik menanam pohon adalah 20 tahun yang lalu, dan waktu terbaik kedua untuk menanam pohon adalah hari ini. Tidak perlu menunggu 20 tahun lagi, mungkin 5 hingga 6 tahun lagi, pohonmu akan berbuah lebat,” ucap Tere Liye yang mengutip salah satu nasehat lama.

Acara Seminar Kepenulisan ini ditutup dengan penyerahan cinderamata yang diberikan langsung oleh Sekretaris PPM MBS Sleman, Ustadz Fauzan Yakhsya, S.Hum , selaku perwakilan dari Pimpinan PPM MBS Sleman.

BUKUPEDIA sendiri merupakan salah satu kegiatan PR IPM PPM MBS Putri Sleman dalam mengampanyekan gerakan literasi di lingkungan PPM MBS Sleman dan sekitarnya. Pada tahun sebelumnya, pihak panitia berhasil mendatangkan Asma Nadia sebagai narasumber.

 

Presented by. Sulistyorini, Bagian PIP (Pengkajian Ilmu Pengetahuan) IPM Putri PPM MBS Sleman

Streaming klik disini atau kunjungi channel youtube MBS TV Yogyakarta di www.youtube.com/c/MBSTVYogyakarta

Bagi sebagian orang, termasuk kita pelajaran geografi selalu identik dengan benda yang bernama globe, bumi dan peta. Tiga unsur itu tidak pernah terlepas dari materi pelajaran yang identik dengan jurusan IPS. Oleh karenanya, belajar geografi berarti belajar segala sesuatu yang menyangkut dengan keadaan bumi dan yang berada di sekitarnya, termasuk di dalamnya sisa barang yang dibuang dan tidak terpakai lagi (dibaca:sampah). Kata sampah mendapat predikat minor dan selalu menyandang konotasi negatif. Namun demikian, nama sampah akan berubah status ketika mendapat treatment yang positif. Dengan treatment yang tepat status sampah akan naik menjadi sesuatu yang punya nilai lebih, berdaya guna serta punya harga jual yang tinggi.

Itulah yang sedang dilakukan Ustadz Suko Nugroho, S. Pd. Bersama dengan santriwati kelas XI IPS 3, Ustadz Suko pengampu mapel Geografi mengajak anak didiknya untuk berkarya dengan sampah. Kebetulan sekali hari ini sampai pada materi ‘lingkungan hidup’yang di dalamnya dibahas konsep 3R. 3R terdiri atas Reuse, Reduce dan Recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan yang terakhir Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat. Ustadz Suko yang juga menjadi ketua pemuda di desa tempat tinggalnya menambahkan, 3R atau Reuse, Reduce dan Recycle sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya. Penerapan sistem 3R menjadi salah satu solusi pengelolaan sampah di samping mengolah sampah menjadi kompos atau memanfaatkan sampah menjadi sumber listrik (PLTSa; Pembangkit Listrik Tenaga Sampah), terangnya.

Bermodalkan barang-barang yang sudah tidak terpakai, anak-anak dengan ketrampilan dan kreativitasnya menyulap ‘sampah-sampah’ yang sudah tidak terpakai menjadi produk yang bernilai dan mempunyai manfaat. Seperti disampaikan Syifa’ Norhasni, santri kelahiran Denpasar yang tengah asyik melakukan praktek 3R mengungkapkan, ternyata tidak cuman pelajaran prakarya yang membutuhkan keahlian untuk menciptakan sesuatu, mapel geografi ternyata juga menyimpan sense of art yang tidak melulu menghafal peta dan letak geografis. Hal senada diungkapkan Niru yang nampak excite dengan materi 3R, ‘alhamdulillah kelompok kami bisa membuat tempat ballpoint dari kardus yang sudah usang’, perpaduan ilmu geografi dan seni menghasilkan karya yang luar biasa. Seni dan Geografi, Geografi dan Seni Si Kembar yang sangat sulit dipisahkan.

SLEMAN Teknologi di zaman modern ini sudah seperti kebutuhan pokok yang harus terpenuhi kebutuhannya. Tanpanya, manusia milenium seperti zaman ini tak mampu untuk mengerjakan aktivitasnya. Manusia seperti diperdaya oleh teknologi itu sendiri, padahal manusialah yang menciptakannya. Salah satu produk dari kemajuan teknologi yang sudah tak asing di kalangan manusia adalah robot.

Anak-anak sedang merakit jenis robot Soccer Analog

               Di zaman yang dipenuhi dengan serba-serbi teknologi robotika, kebijaksanaan dalam penggunaannya tentu sangat dibutuhkan. Pengetahuan akan teknologi robot juga harus disosialisasikan dengan baik kepada para penggunanya , remaja khususnya. Hal itulah yang menjadi alasan para santri di PPM MBS Putri Sleman Yogyakarta untuk mengadakan suatu seminar dan pelatihan robotik sederhana sebagai bekal dasar santri untuk mengenal teori-teori robot sederhana “ROBOTECH 2018”.

Kegiatan yang diprakarsai oleh PR IPM PPM MBS Putri Sleman Yogyakarta, khususunya bidang Sarana dan Prasarana yang bekerja sama dengan bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan ini telah berhasil dilaksanakan pada hari Jum’at (16/02) pagi lalu. Pembicara pada kegiatan tersebut adalah Pak Eko Pramono, S.Si.,M.T., yang dalam kedatangannya beliau juga didampingi oleh mahasiswanya, M. Zaenal Arifin.

Uji coba robot hasil rakitan di atas papan

Kegiatan yang dilaksanakan di komplek Gedung Kelas Putri PPM MBS Sleman Yogyakarta ini sendiri telah mengangkat tema kegiatan “Heal the Indonesian World by Modern Technology”. Jumlah peserta pada kegiatan seminar tersebut sekitar 60 orang santriwati PPM MBS Sleman Yogyakarta yang terdiri dari berbagai angkatan, dimana setiap angkatannya mengirimkan satu team yang terdiri dari 10 orang.

Seminar ROBOTECH 2018 ini sendiri merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan yang sama yang telah dilaksanakan pada tahun lalu. Jika pada kesempatan lalu kegiatan ini diisi dengan pengenalan robot dan teori-teori dasar sederhana robotika, maka pada kesempatan kali ini kegiatan ini cenderung pada praktek perakitannya.

Robot yang digunakan pun berbeda dengan tahun lalu. Jika tahun lalu robot yang digunakan adalah robot Line Follower, maka tahun ini robot yang digunakan adalah robot Soccer Analog. Robot Soccer Analog sendiri merupakan salah satu contoh robot sederhana yang terdiri dari 4 komponen saja, yakni rangkaian penggerak motor, roda penggerak, motor penendang, dan remot kontrol.

Suasana riang ketika berhasil merakit Soccer Analog

Pada proses perakitannya, para santri didampingi oleh beberapa IPM dan dipandu langsung oleh Mas Zaenal. Raut wajah kebingungan pun nampak dari wajah-wajah serius para santri yang sedang mencoba unuk merakit robot tersebut. Perlu waktu sekitar 30-60 menit bagi para santri untuk merakit robot tersebut. Setelah semua kelompok selesai merakit robot dan mencobanya, kegiatan dilanjutkan dengan perlombaan sepak bola robot yang diikutti oleh robot-robot rakitan para peserta seminar.

Antusiasme santri untuk mengikuti kegiatan ini pun sangat tinggi. Mereka nampak aktif bertanya kepada pembicara saat seminar. Diracita contohnya, santri kelas IX ini nampak bersemangat untuk merakit robot kelompoknya. Ia juga berkomentar, “kalo bisa sih kegiatan ini bisa diadain tiap tahun, tapi jangan cuma satu kali tiap tahunnya. Kalo bisa juga diadain ekskul tentang robot juga di MBS”. Pak Eko pun juga berkomentar, “ini adalah kegiatan yang baik. Kalau bisa untuk kedepannya, MBS bisa mengadakan event tahunan robotika seperti seminar dan perlombaan robot skala nasional”.

Pukul 11.00 WIB, acara ROBOTECH 2018 pun selesai dilaksanakan. Kegiatan tersebut pun diakhiri dengan penyerahan merchandise dan sesi foto bersama antara peserta seminar dan Pak Eko. Untuk kedepannya, santri diharapkan agar bisa meningkatkan daya kreativitasnya di bidang robotika, dan semoga kegiatan ini juga bisa memberi manfaat lebih bagi para santri di MBS Sleman Yogyakarta.

 

Presented by. Zidna Navela Kamilia, Bagian Pangkajian Ilmu Pengetahuan ( PIP ) IPM Putri PPM MBS Sleman Yogyakarta

 

 

Ustadz Fakihuddin, Lc memberi sambutan

Malam Jum’at itu, tampak puluhan santri bahu-membahu membangun panggung. Latar panggung dipakaikan beberapa triplek yang membentuk gambar sebuah masjid. para santri pun bahu- membahu denga naik ke belakang panggung background. Berlomba dengan waktu dari kamis siang (9/2), panitia khitobah akbar dari angkatan 8 PPM MBS Sleman Yogyakarta mengkoordinasi agar santri-santri angkatan 8 bisa bekerja cepat dan efisien.

 

Menurut Arif Misbahudin (9B) selaku  ketua panitia, pekerjaan memotong, mengecat, dan menghias triplek background telah dimulai dua pekan sebelum hari H khitobah berlangsung, “Kami sudah mulai bekerja dua pekan sebelum tanggal 8 Februari, untuk mengecat dan menggambar baru kami mulai dari tanggal 4 Februari”, tutup santri asal Pekalongan itu.

Sebelum acara dimulai, panggung beserta pelataran taman dan kursi penonton sempat dibasuh hujan gerimis selama beberapa menit. Beruntung, cuaca dan kondisi masih bersahabat ketika acara dimulai. Dar pembukaan hingga tali muncul kembali hujan gerimis terkecuali ketika memasuki acara hiburan berakhir.

Acara akhirnya dimulai. Pembukaan dibimbing oleh para MC dengan lafadz ‘Basmalah’, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Quran. Kemudian sambutan dari Ketua Panitia, Perwakilan IPM, dan Asatidz. Ada yang menarik dari sambutan oleh Ustadz Fakihuddin selaku Wakil Direktur 2 Bidang Kema’hadan. “Sebisa mungkin ketika ada acara khitobah yang disitu terdapat ayat- ayat Al Quran dan Hadits, jangan campur adukkan denga kebathilan seperti musik- musik, dan segala hal yang berbau jahiliyah.” Tandas ustadz lulusan LIPIA Jakarta itu saat diberi kesempatan sambutan asatidz. Menanggapi masukan tersebut, Ketua Panitia memberikan respon positif dan berjanji jika ada acara khitobah di kesempatan yang akan datang, musik- musik dan hal yang beraroma negatif akan diminimalisir. “ In Syaa Allah, jika kami mengadakan acara lagi di kesempatan lain, akan kami kurangi segala konten yang berbau negatif.” Ungkapnya.

Khitobah di awali dengan khitobah Bahasa Arab yang dibawakan oleh Hamzah Himawan, santri kelas Sembilan asal Purbalingga itu memberikan ceramahnya perihal nilai dan kemuliaan seorang muslim. Hamim, nama sapaan Hamzah Himawan memang piawai berpidato dan kerap kali diikutsertakan dalam berbagai lomba.

Untuk mengusir kepenatan para santri selaku penonton, diadakan acara berupa ‘Miniband’ yang didandani layaknya badut mini dan membawakan berbagai lagu yang lucu di panggung. Sesi selanjutnya kembali ke acara inti yaitu khitobah bahsa Indonesia yang dibawakan oleh Hamka, yang berceramah tentang penyakit anak uda zaman now berupa pergaulan dan cara hidup. Selain itu, khitobah dilanjutkan dengan khitobah Bahasa inggris. Khitobah Bahasa inggris merupakan rangkaian terakhir dalam rangkaian acara khitobah akbar.

Sebelum acara ditutup, diadakan acara hiburan terkahir berupa Drama Komedi. Acara ini sempat disusupi oleh hujan gerimis, walau demikian, acara drama diatas panggung tetap berjalan lancar. Selepas drama usai acara pun ditutup dengan tahmid dan doa kafaratul majlis.

 

 

 

 

 

 

Mati satu tumbuh seribu, patah tumbuh hilang berganti begitulah kiranya kalimat yang pantas disematkan kepada santri PPM MBS Sleman Yogyakarta. Pondok Pesantren yang tidak pernah berhenti untuk selalu melahirkan talenta berbakat. Tidak hanya mencetak kader yang jago ngaji, tapi juga kader yang bisa nyanyi. Adalah MESRA ( MBS Bersuara ) Voice  grup nasyid putra acapella yang belum lama ini mencuri perhatian santriwan. Dimotori Naufal Zaky dan kawan-kawan, grup nasyid  yang dihuni kelas XI ini awal mulanya hanya iseng sering nyanyi bareng, kemudian menjelma menjadi sebuah grup nasyid acapella yang ciamik. Berada dibawah bayang-bayang pendahulunya Sekawan Voice dan Sin Cos Tan dengan prestasi yang mentereng dan jam terbang yang lumayan tinggi, Mesra Voice tidak lantas minder dan berkecil hati. Sekarang adalah saat yang tepat untuk berkarya melalui nasyid, memberikan yang terbaik bagi pondok dengan meneruskan tongkat estafet pendahulu kami ( Sekawan Voice & Sin Cos Tan ), tukas Zia Ulhaq salah satu personel Mesra Voice asal Aceh yang juga sempat dimentori pentolan nasyid ternama Salsabila. Apa yang dikatakan Zia sangat realistis, mengingat personel Sekawan Voice telah menyelesaikan pendidikannya di MBS, sedangkan Sin Cos Tan yang merupakan representasi dari santriwati sudah menginjak kelas akhir yang tidak lama lagi akan menempuh ujian akhir. Dengan demikian, kehadiran Mesra Voice disinyalir akan membawa warna baru dan angin segar bagi regenerasi nasyid di MBS wabilkhusus acapella. Penasaran dengan penampilan Mesra Voice?? Kita tunggu saja kiprah dan performa dari Mesra Voice di MBSTV, shoutu tajriiban, wahid…, itsnaani…, tsalaatsah……

 

 

 

 

 

Ahmad Najirullah Siregar (beatbox)

 

 

 

 

 

 

Muhammad Rosyid Ridlo ( vocal lead )

Zia Ulhaq ( vocal acapella )

 

Naufal Zaky Elhasan ( vocal acapella )

 

 

 

 

 

 

Zein Alviansyah ( vocal acapella )

Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan Penilaian dan Visitasi di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Prambanan. Bertempat di gedung PPM MBS Sleman Yogyakarta Ahad 4 Februari 2018, lima asessor dari LPCR PWM DIY yang dipimpin langsung Ustadz Ikhwan Ahada melakukan penilaian. Bersama beliau hadir juga Saridjan, Budi Santoso, Akhir Husono dan tidak ketinggalan Fitriana perwakilan PWNA. “Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan PCM unggulan yang nantinya akan dijadikan percontohan bagi cabang lainnya, khususnya di Kabupaten Sleman, dan umumnya PCM di seluruh Indonesia,” jelas Ketua LPCR PWM DI.Yogyakarta Ikhwan Ahada saat ditemui di ruang visitasi gedung MBS. Ikhwan menambahkan tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk pembinaan menuju PCM yang unggul dalam kegiatan dan tertib administrasi. Kegiatan ini diharapkan dapat menemukan dan membina cabang unggulan sebagai percontohan bagi PCM lain di lingkungan Muhammadiyah.

Adapun kriteria penilaian yang dilakukan  antara lain: Pembinaan jamaah (pengajian rutin yang dikelola dengan baik, Muhammadiyah menjadi rujukan ibadah, loyalitas), manajemen organisasi, kaderisasi dan partisipasi anak muda, pemberdayaan ekonomi warga persyarikatan, memiliki AUM unggulan yang mencerminkan Muhammadiyah yang berkemajuan (kreatif, inovatif, solutif), serta daya pengaruh ke umat dan penguasaan media.

Penilaian PCM dan PRM ini dimulai dari tingkat PDM kemudian berlanjut ketingkat PWM dan PPM. Banyak sekali PCM dan PRM yang memiliki amal usaha unggulan yang membanggakan, akan tetapi lemah dalam pembinaan jamaah. Semoga PCM dan PRM yang nantinya lolos dan menjadi model acuan  Muhammadiyah tingkat Pusat ini dapat memberi inspirasi bagi daerah lain untuk terus  berfastabiqul khoirot dan istiqomah dalam mengembangkan Muhammadiyah.

 

 

Setelah berhasil merilis cerpen perdananya yang bertitel ‘Di Bawah Pena’, Komunitas Putra Pena kembali melahirkan karya baru. ‘Percaya Dan Aku Ada’ adalah hasil karya kedua yang kembali hadir ditengah-tengah pecinta literasi kalangan santri MBS Sleman Yogyakarta. Buku setebal 192 halaman ini merupakan kumpulan cerpen motivasi pembangkit semangat yang lahir dari santri. Komunitas santri yang punya motto ‘Menggenggam Pena, Memutar Roda Dakwah’ ini digawangi oleh akhi Fuad Abdullah. Santriwan kelas XI IPS ini menjelaskan dengan gamblang bagaimana proses terbentuknya komunitasnya, ‘Komunitas Putera Pena adalah sebuah keluarga yang dipersaudarakan dalam Islam untuk berjuang dalam ketaatan pada Allah dan kecintaan pada Rasul Nya di dakwah dan jihad dunia kepenulisan. Anggota keluarga dari komunitas ini adalah mereka yang punya ghirah menegakkan kebenaran dan keadilan segenap jiwa dan harta. Mereka adalah kader-kader penulis fi sabilillah yang kelak akan melanjutkan tongkat estafet peran para ulama dan syuhada mencerahkan peradaban nusantara dan dunia, pungkasnya.

Hal senada diungkapkan akhi Fadlhurrahman, yang sekarang mendapat amanah menjadi nakhkoda komunitas Putera Pena. Ditemui disela-sela stand buku di gelaran tes seleksi PSB Gelombang II menuturkan, hadirnya komunitas putra pena adalah sebagai bentuk mujahadah kami, bentuk kesungguhan kami terhadap hegemoni barat yang setiap hari melahirkan sumber bacaan yang kurang mendidik. Bermunculannya bacaan yang tidak layak konsumsi ini memang tidak bisa kita bendung kehadirannya, namun demikian kita tidak kemudian pasrah dan menyerah dengan keadaan ini. Hal inilah yang mendorong kami dan teman-teman untuk paling tidak memberikan solusi dan berkontribusi, memberikan sedikit pencerahan kepada generasi muda yang haus akan bahan bacaan yang mendidik dan memotivasi. Di akhir percakapannya santriwan yang masih duduk di kelas X ini kembali mengutarakan harapannya, melalui komunitas ini kami mengawali dan mengajak santri lainnya untuk meningkatkan budaya membaca, budaya iqra’ yang mendekatkan kita kepada sang pencipta Allah Subhanahu Wata’ala, sesuai dengan pesan dan nilai yang terkandung pada surat dan ayat yang pertama kali diturunkan, memungkasi percakapannya.

Sorak-sorai para penonton memenuhi lapangan sekolah MBS Sleman, Yogyakarta, kamis (25/01) malam. Sebelumnya, Student Champions League (SCL) yang diselenggarakan IPM bagian ASBO semenjak pertengahan semester lalu telah sampai puncaknya dengan dihelatnya pertandingan antara Black Steel FC melawan Bubi FC. Tim underdog dibawah asuhan Ust. Hanif, Black Steel membuat kejutan dengan lolos ke babak final setelah sebelumnya menyisihkan Green FC di semi final lewat adu penalty dengan skor akhir 3-4 untuk kemenangan Black Steel.

Maka laga final pada kamis malam itu menjadi spesial. Banyak dari penonton yang memprediksi tim yang ditangani Ust. Hanif itu akan memberi kejutan lagi.

Di menit awal babak pertama laga final SCL amat jelas kedua tim masih berusaha mengembangkan permainan. Sempat terjadi pelanggaran di awal pertandingan ketika salah satu pemain Black Steel mengganjal kaki dari pemain Bubi FC. Wasit meniup pluit sementara para penoton bersorak menuntut pemain agar diganjar kartu kuning. Pertandingan berhenti sementara sampai wasit memutuskan untuk melanjutkan pertandingan.  Adapun pada menit-menit setelahnya, penguasaan bola dipegang oleh para pemain Bubi FC. Serangan demi serangan dilancarkan dari sisi kanan-kiri pertahanan Black Steel. Sampailah momen ketika salah satu pemain Bubi FC, Dimas, mendapat bola hasil blunder kiper Asghar, tak disia-siakannya, dengan sontekan terukur bola kemudian bersarang di gawang Black Steel. Skor sementara 1-0 untuk keunggulan Bubi FC. Tensi permainan sempat memanas meski sampai istirahat turun minum skor tetap tidak berubah. Bubi FC memimpin di babak pertama.

Babak kedua dimulai dengan serangan bertubi-tubi dari Black Steel yang berusaha untuk menyamakan kedudukan. Sayang, sampai beberapa menit jua tidak ada gol yang tercipta. Barulah di menit ke-enam, lewat umpan manis dari sisi kiri yang kemudian dilanjutkan dengan sundulan Alam, gol penyeimbang bagi Black Steel tercipta. Lapangan dipenuhi sorak-sorai dari penonton. Skor imbang bertahan hingga babak kedua usai.

 

Pertandingan dilanjutkan extra time, dimana pada extra time yang pertama Black Steel berhasil membalikkan keadaan lewat gol kedua Alam. Lagi-lagi melalui umpan atas disambut Alam dengan sundulannya. Kembali lapangan bergemuruh. Diakhir extra time yang kedua, lewat serangan balik yang cepat, MS mampu membuat kedudukan kembali imbang. Sampai wasit meniup peluit Panjang tidak ada gol tambahan yang tercipta. Terpaksa pertandingan dilanjutkan dengan adu penalty untuk menentukan pemenang dari pertandingan malam itu. Dari hasil penalty membawa Black Steel menjadi juara SCL 2017-2018 setelah sepakan Bagas melebar ke sisi kanan gawang Asghar.

 

Di malam itu pula, selepas pertandingan dilangsungkan pemberian penghargaan bagi pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak. Untuk pemain terbaik jatuh ke tangan Bagas Pramukti dan pencetak gol terbanyak diraih pemain Tingkuk FC, Muhana Arkan.

Selasa (23/1) ratusan santri SMP MBS Sleman Yogyakarta, mengikuti kegiatan motivasi melalui pendekatan siswa menyambut Ujian Nasional (UN) tahun 2018.

Kali ini acara dipandu oleh Ustadz Ismail Hermana, S. Pd.I sebagai motivator. Acara dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama yang digelar ba’da dzuhur diikuti santriwati, sementara itu sesi kedua ba’da ashar giliran santriwan.

Acara dibuka dengan berbagai pertanyaan unik yang dilontarkan oleh motivator seperti bagaimana caranya memasukkan gajah ke dalam kulkas, kemudian cerita tentang seekor katak tuli yang dapat memenangkan lomba. Gelak tawa mewarnai pembukaan yang dibawakan dengan sangat mengesankan oleh sang motivator.

Masuk acara inti, motivator memberikan semangat kepada santri melalui penjelasan tentang pentingnya meraih sukses pada saat UN. Siswa diberikan penjelasan agar tetap terjaga semangatnya untuk mempersiapkan UN.

Kegiatan tersebut dimaksudkan agar seluruh santri yang akan mengikuti UN tahun 2018 untuk memiliki ketenangan dalam mengerjakan soal serta berpikir untuk selalu dapat atau berhasil mengerjakan seluruh soal yang akan dikerjakan, kata Ketua Panitia Tim Sukses UN Ustadz Ganang Kalpiko, S. Pd .Menurut dia, sukses seorang siswa atau pelajar menghadapi kemajuan serta kehidupan mendatang tak lagi berpedoman kepada hasil Ujian Nasional tapi harus memiliki tekad, motivasi, karakter dan kerja keras. Acara ditutup dengan moto bahwa UN bukanlah satu-satunya penentu kesuksesan tapi UN harus disukseskan

 

SLEMAN – Hari Sabtu (20/01) pagi, PPM MBS Sleman Yogyakarta kedatangan tamu spesial. Dua insan yang namanya sudah melalang buana di dunia kepemimpinan, yakni Prof. Dr. Eng. Imam Robandi dan Dr. Achmad Hidayatullah Zarkasyi, akan menjadi narasumber pada seminar series kali ini. Seminar Nasional Kepemimpinan yang bertajuk “Pemimpin Berkarakter, Tangguh, dan Visioner” berhasil menghadirkan kurang lebih 165 peserta yang memadati Halaman Gedung Kelas Putri PPM MBS Sleman Yogyakarta.

Dipandu oleh Ustadz. Nashir, seminar ini akan membahas teknik kepemimpinan yang sesuai zaman, namun punya karakter kuat. Ustadz. Dr. Achmad Hidyatullah Zarkasyi muncul sebagai pemateri pertama. Ia menyatakan bahwa pondok pesantren itu lain dan berbeda dengan sistem pendidikan lainnya. Bisa dibilang pondok pesantren itu paket komplit dalam dunia pendididkan, dimana seorang murid bisa mendapat seluruh ilmu, baik ilmu eksak maupun kehidupan.

Beliau juga menyampaikan pondok pesantren bila ditelusuri dalam sejarah Indonesia, bisa dibilang sebagai pelopor dalam pendidikan di Indonesia. Pondok pesantren di masa lampau juga merupakan sarana penumbuhan rasa cinta tanah air, dimana para santri dan kyai tak hanya berjuang mencari ilmu, namun juga berjuang melawan penjajahan para koloni masa itu. Selain itu, Dekan Humaniora di Universitas Darussalam (UNIDA) ini menganalogikan bahwa kepemimpinan di pesantren itu seperti imam sholat.

Para guru di pesantren haruslah menjadi contoh kepemimpinan bagi para santrinya. Layaknya imam sholat, kepemimpinan pesantren mencakup hal – hal yang sama dengan ciri imam sholat. Berusaha mengikuti akhlak Rasulullah Shalaullahualaihiwassalam, konkret dan khusyuk pada Allah, punya keistiqomahan dalam menjalankan visi dan misi, serta punya keterpanggilan Qur’ani. Beliau juga menambahkan, imam dalam sholat harus mengecek kondisi jamaah sebelum memulai sholat. Apakah sudah siap atau belum. Juga, imam sholat harus mengarahkan para jamaah nya agar sholat yang dilaksanakan bisa sah.

Hal inilah yang dapat ditiru agar menjadi pemimpin yang memang mampu memimpin para anggotanya dan mengarahkan pada tujuan. Selain punya karakter yang mampu memimpin, seorang pemimpin tentu harus dekat dengan Rabb-nya, agar senantiasa bersyukur dan sabar dalam tugasnya.

Pimpinan PM Gontor ini juga mengatakan bahwasannya seorang alim ‘ulama pada zaman dahulu punya proses panjang dalam menentukan sebuah kebijakan. Mereka terlebih dahulu beribadah kepada Allah, meminta segala kebaikan agar apa yang diputuskan bisa menjadi keputusan yang terbaik. Beribadah lewat puasa, tahajud, wirid, shadaqah, dan ibadah lain yang mendekatkan diri pada Allah SWT.

 

Hadir sebagai pemateri berikutnya, Prof. Dr. Eng. Imam Robandi membawakan materi dengan humor kekinian yang gaul dan up to date. Pada sesi ini, beliau lebih menitikberatkan motivasi kepada para peserta agar mampu menjadi leader jaman now. Sebagai pemimpin di abad 21 ini, kita harus mampu menguasai teknologi canggih. Seorang pemimpin sudah seharusnya memiliki penguasaan terhadap hal – hal berbau saintek di sekitarnya. Hal ini sebagai dasar pemimpin yang berkemajuan. Selaras dengan ini, Pak Imam Robandi mengajak para warga Muhammadiyah agar melek terhadap teknologi yang ada.

Selain teknologi, beliau juga menekankan pada kedisiplinan. Seorang pemimpin harus tahu waktu dan mampu mengaturnya. Tanpa kecepatan, kita hanya menjadi penonton kesuksesan orang lain. Sebab dalam keberhasilan, tepat waktu menjadi salah satu juru kuncinya. Dosen Institut Teknologi Surabaya (ITS) ini juga menuturkan bahwa seseorang harus punya cita-cita yang tinggi, tak hanya setengah – setengah saja. Sebab, cita-cita yang setengah itu menggambarkan ketidakmatangan tujuan seseorang.

 

Hal ini juga senada dengan apa yang disampaikan moderator, Ustadz. Nashir, bahwasannya terkadang orang Indonesia memiliki masalah inferior, yakni rasa malu atau minder. Inilah yang menghambat kemajuan bangsa kita, dimana para rakyatnya juga pesimis untuk berinovasi maju.

Selain materi, Pak Imam Robandi juga memberikan beberapa tayangan yang berisi kegiatan motivasi yang diisi olehnya. Seminar ini berakhir pada pukul 12.30 WIB yang diakhiri sesi tanya jawab dan penyerahan kenang-kenangan secara simbolis. Semoga seminar ini menjadi pemacu para peserta agar terus berinovasi dan menjadi pemimpin abad 21 yang cakap dan mumpuni.