Lolos dan menjadi mahasiwa Fakultas Kedokteran (FK) bukan hal yang mudah mengingat keketatannya yang tinggi. Namun hal tersebut berhasil dibuktikan oleh Muhammad Faizi Akbar, Muhammad Faizi Agung dan Muhammad Faizi Amin, mahasiswa baru asal Brebes, Jawa Tengah tersebut berhasil diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta melalui jalur Ujian Mandiri.
Ketiganya adalah alumni pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta Angkatan ke-8. Saudara kembar tiga yang kerap disapa Akbar, Agung dan Amin tersebut mengaku bahwa keinginannya untuk menjadi dokter adalah cita-citanya sejak kecil dan juga support secara penuh kedua orangtua.
Amin mengaku bahwa ibunya Limaftukhah adalah seorang wiraswasta yang notabene bukan seorang tenaga kesehatan. Namun ayahnya, bapak Sukijan merupakan pensiunan tenaga medis yang bertugas sebagai seorang perawat gigi. Sementara itu Akbar mengaku, keinginannya menjadi dokter juga dilatarbelakangi meningkatkan kinerja tenaga medis di wilayah kecil, khususnya di Brebes yang merupakan tanah kelahirannya.
“Di Brebes jumlah dokter masih terbatas apalagi dokter spesialis, sehingga menjadi kendala dalam menangani pasien. Harapannya besok setelah lulus bisa terlibat dalam memberikan kontribusi di wilayah kesehatan,”ujar Akbar.
Senada dengan Akbar, Agung dan Amin memilih jurusan kedokteran karena ingin mempelajari terkait banyak penyakit yang nantinya dapat bermanfaat bagi lingkungan, keluarga dan dirinya sendiri. “Kami merasa sangat beruntung memiliki keluarga yang sangat peduli dengan pendidikan anak-anaknya, “tandas Amin.
Tidak seperti pada umumnya, tiga saudara kembar tersebut memiliki hobi yang berbeda. Si Akbar memiliki hobi badminton, sedangkan Agung menekuni bidang pencak silat. Sementara itu, Amin tertarik dengan dunia menggambar. Dalam hal pakaian dan makanan ketiganya juga memiliki selera yang mirip. Menurutnya sejak kecil ayah dan ibunya sering membelikan banyak buku salah satunya novel, sehingga keduanya memiliki ketertarikan yang tinggi terkait membaca. Ketiganya juga tidak pernah berbeda soal sekolah, dari jenjang TK hingga SMA.
Menurut pengakuannya, ada pengalaman unik yang pernah dilakukan oleh mereka. Saat mengikuti bimbel ketiganya pernah saling bertukar kelas, namun tidak ada orang yang sadar terkait hal tersebut. Pada saat itu mereka bertiga kompak masuk jurusan IPA di SMA MBS. Akbar duduk di kelas XII IPA 2, Agung di kelas XII IPA 3, dan terakhir Amin masuk di kelas XII IPA 1.
Mereka juga mengaku bahwa orang lain kerap kali salah panggil akan dirinya, lantaran tidak bisa membedakan. Waktu menjadi santri di MBS, ketiganya sering mengikuti kejuaraan lomba baik dari tingkat Kabupaten hingga Provinsi. Tak hanya itu, Akbar, Agung dan Amin juga aktif di organisasi pesantren MBS yang bernama IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah).
Akbar bercerita, kala itu dirinya mendapatkan amanah menjadi anggota bagian KDI, sementara si Agung dipercaya menjadi anggota bagian Perkaderan. Sedangkan Amin bertugas menggerakan bahasa di bagian bahasa.
Menurut pengakuan Amin saat duduk di bangku SMA, ia pernah mendapatkan medali emas Tapak Suci Seni Beregu Jogjakarta Championship 4 tingkat nasional, ia juga kerap menjadi koordinator dalam agenda-agenda besar.
Kini setelah ketiganya menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta, mereka ingin membanggakan kedua orangtuanya dengan aktif di organisasi dan mendapatkan IPK yang bagus di setiap semesternya.
“Jadi mahasiswa kedokteran itu kan padat aktivitasnya, jadi semoga bisa membagi waktu dengan sebaik-baiknya, dan yang paling penting bisa lulus tepat waktu dengan nilai yang memuaskan,”pungkas kembar tiga yang lahir pada 10 September 2002 tersebut.(ElMoedarries)