SLEMAN – Hari Sabtu (20/01) pagi, PPM MBS Sleman Yogyakarta kedatangan tamu spesial. Dua insan yang namanya sudah melalang buana di dunia kepemimpinan, yakni Prof. Dr. Eng. Imam Robandi dan Dr. Achmad Hidayatullah Zarkasyi, akan menjadi narasumber pada seminar series kali ini. Seminar Nasional Kepemimpinan yang bertajuk “Pemimpin Berkarakter, Tangguh, dan Visioner” berhasil menghadirkan kurang lebih 165 peserta yang memadati Halaman Gedung Kelas Putri PPM MBS Sleman Yogyakarta.

Dipandu oleh Ustadz. Nashir, seminar ini akan membahas teknik kepemimpinan yang sesuai zaman, namun punya karakter kuat. Ustadz. Dr. Achmad Hidyatullah Zarkasyi muncul sebagai pemateri pertama. Ia menyatakan bahwa pondok pesantren itu lain dan berbeda dengan sistem pendidikan lainnya. Bisa dibilang pondok pesantren itu paket komplit dalam dunia pendididkan, dimana seorang murid bisa mendapat seluruh ilmu, baik ilmu eksak maupun kehidupan.

Beliau juga menyampaikan pondok pesantren bila ditelusuri dalam sejarah Indonesia, bisa dibilang sebagai pelopor dalam pendidikan di Indonesia. Pondok pesantren di masa lampau juga merupakan sarana penumbuhan rasa cinta tanah air, dimana para santri dan kyai tak hanya berjuang mencari ilmu, namun juga berjuang melawan penjajahan para koloni masa itu. Selain itu, Dekan Humaniora di Universitas Darussalam (UNIDA) ini menganalogikan bahwa kepemimpinan di pesantren itu seperti imam sholat.

Para guru di pesantren haruslah menjadi contoh kepemimpinan bagi para santrinya. Layaknya imam sholat, kepemimpinan pesantren mencakup hal – hal yang sama dengan ciri imam sholat. Berusaha mengikuti akhlak Rasulullah Shalaullahualaihiwassalam, konkret dan khusyuk pada Allah, punya keistiqomahan dalam menjalankan visi dan misi, serta punya keterpanggilan Qur’ani. Beliau juga menambahkan, imam dalam sholat harus mengecek kondisi jamaah sebelum memulai sholat. Apakah sudah siap atau belum. Juga, imam sholat harus mengarahkan para jamaah nya agar sholat yang dilaksanakan bisa sah.

Hal inilah yang dapat ditiru agar menjadi pemimpin yang memang mampu memimpin para anggotanya dan mengarahkan pada tujuan. Selain punya karakter yang mampu memimpin, seorang pemimpin tentu harus dekat dengan Rabb-nya, agar senantiasa bersyukur dan sabar dalam tugasnya.

Pimpinan PM Gontor ini juga mengatakan bahwasannya seorang alim ‘ulama pada zaman dahulu punya proses panjang dalam menentukan sebuah kebijakan. Mereka terlebih dahulu beribadah kepada Allah, meminta segala kebaikan agar apa yang diputuskan bisa menjadi keputusan yang terbaik. Beribadah lewat puasa, tahajud, wirid, shadaqah, dan ibadah lain yang mendekatkan diri pada Allah SWT.

 

Hadir sebagai pemateri berikutnya, Prof. Dr. Eng. Imam Robandi membawakan materi dengan humor kekinian yang gaul dan up to date. Pada sesi ini, beliau lebih menitikberatkan motivasi kepada para peserta agar mampu menjadi leader jaman now. Sebagai pemimpin di abad 21 ini, kita harus mampu menguasai teknologi canggih. Seorang pemimpin sudah seharusnya memiliki penguasaan terhadap hal – hal berbau saintek di sekitarnya. Hal ini sebagai dasar pemimpin yang berkemajuan. Selaras dengan ini, Pak Imam Robandi mengajak para warga Muhammadiyah agar melek terhadap teknologi yang ada.

Selain teknologi, beliau juga menekankan pada kedisiplinan. Seorang pemimpin harus tahu waktu dan mampu mengaturnya. Tanpa kecepatan, kita hanya menjadi penonton kesuksesan orang lain. Sebab dalam keberhasilan, tepat waktu menjadi salah satu juru kuncinya. Dosen Institut Teknologi Surabaya (ITS) ini juga menuturkan bahwa seseorang harus punya cita-cita yang tinggi, tak hanya setengah – setengah saja. Sebab, cita-cita yang setengah itu menggambarkan ketidakmatangan tujuan seseorang.

 

Hal ini juga senada dengan apa yang disampaikan moderator, Ustadz. Nashir, bahwasannya terkadang orang Indonesia memiliki masalah inferior, yakni rasa malu atau minder. Inilah yang menghambat kemajuan bangsa kita, dimana para rakyatnya juga pesimis untuk berinovasi maju.

Selain materi, Pak Imam Robandi juga memberikan beberapa tayangan yang berisi kegiatan motivasi yang diisi olehnya. Seminar ini berakhir pada pukul 12.30 WIB yang diakhiri sesi tanya jawab dan penyerahan kenang-kenangan secara simbolis. Semoga seminar ini menjadi pemacu para peserta agar terus berinovasi dan menjadi pemimpin abad 21 yang cakap dan mumpuni.

3 replies

Comments are closed.