Kerja keras tim majalah Attanwir membuahkan hasil manis. Majalah Attanwir sukses meraih  penghargaan pada ajang  Olimpiade Ahmad Dahlan (Olympicad VII) yang diselenggarakan di Bandung pada (6-8/3/2024).

Barangkat sejak Selasa (5/3), dua presenter delegasi majalah Attanwir berhasil membawa pulang medali emas dari Bandung setelah mengikuti lomba majalah sekolah dalam Olympicad. Acara yang dilaksanakan dua tahun sekali ini diikuti oleh sekolah dasar hingga menengah atas Muhammadiyah dari berbagai penjuru Indonesia. Salah satunya adalah Ponpes MBS.

Arif Reksa Pambudi dan Tamam Naufal Pasaribu yang tengah duduk di kelas 6 mendapat kepercayaan untuk membawa Majalah Attanwir maju di tingkat nasional.

Ustadz Arif Syaifuddin Yudistira, selaku pembimbing mengatakan bahwa ini merupakan anugerah dan surprise bagi kami dengan mengantongi emas. Kami bangga atas keberhasilan santri kami karena baru pertama kalinya majalah Attanwir mengikuti ajang berskala nasional ini bisa langsung dapat emas, jelas ustadz Arif. “Alhamdulillah plong, sesuai ekspektasi kami,”ucap guru kelahiran Cilacap itu.

Untuk bisa ikut lomba majalah ini, ustadz Arif, panggilan akrabnya menjelaskan jika dirinya telah menyerahkan soft file (pdf) ke panitia. Nah, setelah itu juri memilih 15 majalah yang masuk babak final. Kemudian dari 15 finalis tersebut presentasi di depan dewan juri. Aspek yang dinilai menurut ustadz Arif, diantaranya adalah fisik majalah termasuk redaksional dan artistik sebesar 40%. Sedangkan presentasi sebesar 60%. “Presentasi ini termasuk isi, kecakapan, ketepatan waktu dan tanya jawab,”jelasnya.

Majalah attanwir meraih juara satu setelah mampu mempresentasikan dan menjawab pertanyaan dari dewan juri secara ciamik. Reksa dan Tamam selaku duta Attanwir begitu taktis dalam mempresentasikan majalah Attanwir.

Olympicad VII yang berlangsung di kota Kembang ini menjadi wadah pembuktian bahwa majalah Attanwir mampu bersaing di dunia majalah sekolah tingkat nasional. Tentu banyak cerita yang terjadi di balik pencapaian majalah Attanwir ini. Berbagai euphoria pun dirasakan oleh peserta. Seperti ungkap Tamam, “Lomba majalah itu nggak sekedar menang atau kalah. Tapi dari sini kita juga bisa sekalian ngukur kualitas majalah kita, sharing tentang pengelolaan majalah, apa yang perlu dibenahi, alias secara nggak langsung kita lagi audiensi. Hehe.”

Lain halnya dengan Reksa, sebagai kompatriotnya dia menjelaskan bahwa penghargaan ini menjadi semangat sekolah, asatidz dan santri untuk meneruskan budaya menulis. Penghargaan ini akan menjadi motivasi, semangat bagi seluruh civitas akademika sekolah untuk meneruskan giat literasi. Selain itu, Reksa juga menjelaskan bahwa penghargaan ini tidak lepas dari dedikasi seluruh santri, asatidz dan tenaga pendidik yang terus berinovasi dalam dunia pendidikan.

Sementara itu, Kepala LPP MBS, ustadz Odjie Samroji, SE juga ikut bersyukur atas pencapaian ini. Menurut beliau, prestasi ini adalah buah kerja seluruh tim.

“Kami sangat bersyukur Attanwir, majalah kebanggaaan pondok kita, berhasil menyabet emas. Ini merupakan kerja keras seluruh kru yang diiringi semangat idealisme dan profesionalisme demi menghasilkan majalah yang berkualitas,” ucap pria yang juga menjabat Bendahara Umum MBS tersebut.

Pria asal Kalimantan Selatan itu juga berpesan agar tim Attanwir tidak berpuas diri dan selalu memberikan nilai lebih kepada para pembaca.

“Terus tingkatkan kapasitas jurnalistik dan memiliki jiwa perfeksionis dalam menghadirkan setiap edisi. Supaya majalah Attanwir semakin diminati dan dinanti kehadirannya,” pesannya.

Ustadz Odjie berharap ke depan majalah Attanwir sebagai media cetak tidak hanya survive di tengah gempuran berita online. “Oleh karena itu, majalah ini harus mampu mengambil hati para pembacanya. Mudah-mudahan majalah Attanwir akan terus menjadi kebanggaan bagi semuanya,” harapnya.

Tentunya prestasi ini adalah bukti bahwa karya ini layak diapresiasi. Semoga pencapaian ini terus menjadi lecut semangat untuk kesuksesan Majalah Attanwir di generasi selanjutnya.(ElMoedarries)