Istilah marhalah atau yang biasa dikenal dengan nama angkatan tentu sudah tidak asing lagi bagi pelajar Indonesia secara umumnya. Perkumpulan yang menghimpun sekelompok orang yang lahir se-zaman atau berada pada satu periode yang sama. Ternyata tak hanya di tanah air, istilah angkatan ini pun ikut diterapkan oleh pelajar-pelajar yang melanjutkan studinya di luar negeri, salah satunya di Mesir.

Forza atau Forum Azhari Muda menjadi salah satu wadah yang menghimpun sekelompok mahasiswa dan mahasiswi Al-Azhar Mesir. Agenda tahunan Muhammadiyah Mesir ini menjadi gerbang utama pengkaderan PCIM Mesir dan menjadi salah satu Forum Orientasi Mahasiswa Baru yang unggul dan diminati oleh mayoritas mahasiswa Al-Azhar Mesir. Acara Forza terbagi menjadi dua sesi, yaitu sesi indoor dan outdoor. Dalam sesi indoor kami  selaku peserta disuguhkan dengan dua materi inti yaitu Kemuhammadiyahan, dan Ke-Azharan yang dilanjutkan dengan beberapa materi penunjang lainya.

Kemudian dalam sesi outdoor kami disediakan wadah untuk berdiskusi dan menyampaikan ulang materi yang didapatkan pada sesi indoor, dilanjutkan dengan games, dan diakhiri dengan pembagian hadiah dan pemilihan ketua angkatan. Proses pemilihan ketua angkatan diawali dengan penunjukan formatur kemudian dilanjutkan dengan pemaparan visi dan misi, dan ditutup dengan pemungutan suara menggunakan E-Votting. Dengan hasil Kunta Ulinnuha sebagai ketua angkatan, dan Sulthonah Luthfi sebagai ketua banat.

Ketua marhalah terpilih, Kunta Ulinnuha menyebut, Forza yang diikuti oleh kurang lebih 150 orang peserta ini sukses menghimpun jumlah keanggotaan Muhammadiyah Mesir angkatan 2023 dengan jumlah yang jauh lebih banyak dari sebelumnya. Pasca Forza, tepatnya pada hari Sabtu tanggal 29 Juli kami bersepakat menggunakan “Mas Mansoer” sebagai nama dan icon angkatan Muhammadiyah Mesir 2023, terang alumni MBS angkatan 9.

Harapanya, lanjut Kunta, dengan nama ini kami mampu melangkah di setapak yang pernah dilewati beliau sebagai sosok Azhari yang mumpuni dan dapat mempersembahkan kiprah terbaiknya untuk bangsa, imbuhnya.

Adapun untuk program dan rencana kegiatan kami ke depan, tutur Kunta, diantaranya adalah follow up Forza dan LAP (Learning Asistent Program). Follow up Forza ini akan diisi dengan kajian kitab-kitab turots mubtadi’ seperti Kitab Bahjatul Wasail, Sullam Ta’allum, dan Sullam Munawwarah untuk menambah kompetensi dasar mahasiswa baru terkhusus pada ilmu alat.

Terakhir, dilanjutkan dengan LAP. Dalam LAP ini kami menggunakan sistem sorogan. Satu angkatan terbagi menjadi beberapa kelompok dan dalam setiap kelompoknya ada pengajar yang disediakan oleh PCIM untuk mendampingi proses sorogan di setiap kelompoknya, tukas mahasiswa jurusan Syari’ah Universitas Al Azhar menutup keterangannya.(kunta)