Suasana dusun banyuroto dan Kenayan tampak berbeda dari hari-hari biasanya. Kedatangan rombongan 39 armada bus pada hari Selasa, 18 Desember 2018 membuat penduduk yang tinggal di lereng gunung Merbabu semakin menggeliat. Sambutan  masyarakat diberikan kepada sekitar 1032 santri yang membawa misi sosial dalam balutan kegiatan yang bernama ABAS. Benar sekali, Amal Bakti Santri, sebuah kegiatan tahunan santri MBS dengan berbagai aksi dan kegiatan sosial, selalu mendapat tempat tersendiri di hati warga masyarakat, terkhusus dusun Banyuroto dan Kenayan.

  

Suasana hari pertama kedatangan santri peserta ABAS sudah mulai nampak di dusun Banyuroto. Mereka sudah mulai memberikan perbedaan di dusun yang didominasi para petani kol ini. Hal ini terlihat ketika waktu sholat sudah mulai tiba. Hadirnya santri MBS yang telah dibekali dengan berbagai skill ini mulai memberikan warna disana. Lantunan adzan maghrib dengan langgam rost dan syika bergema di beberapa masjid sekitar, membuat suasana dusun serasa di timur tengah. Belum lagi ditambah alunan suara merdu dari beberapa santriwan yang didapuk menjadi imam sholat, menjadi bukti kalau santri itu memang harus selalu siap disegala medan dan kondisi.

  

Belajar dari ABAS, santri mendapatkan pengalaman secara langsung di masyarakat. Lebih khusus masyarakat dengan segala keterbatasan dan kekurangan. Santri diajari bagaimana segala sesuatu itu membutuhkan proses yang panjang, butuh perjuangan, cucuran keringat dan kerja keras. Seperti halnya yang dilakukan beberapa santriwan dan santriwati MBS dalam aktivitas 5 hari kedepan di dusun Banyuroto dan Kenayan.

  

Mengawali pagi dengan sholat shubuh berjamaah, santri mulai mengikuti aktivitas tuan rumahnya. Dengan membawa perlengkapan bertani, beberapa santri nampak membersamai tuan rumah menuju ladang

Bersambung…………

 

4 replies

Comments are closed.