Muhadhoroh atau khitobah adalah salah satu kegiatan pembelajaran di Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School MBS Sleman Yogyakarta dalam rangka melatih kemampuan orasi dan public speaking para santri. Kegiatan Muhadhoroh menjadi menu wajib bagi setiap santri, selain melatih mental santri, muhadhoroh juga menjadi ajang kreatifitas santri dalam unjuk kebolehannya berorasi.

Seperti yang telah dilakukan santri MBS pada kamis malam, 8/11/2018. Menggunakan panggung yang cukup besar, beberapa santri terlihat antusias dan begitu semangat mengikuti jalannya acara yang digelar pada malam jumat itu. Tajyazi Fariq Muhammadiy, santriwan kelas IX B asal Pemalang selaku ketua panitia Muhadhoroh Akbar mengaku bangga dan puas bisa menggelar acara sebesar ini. Taj, sapaan akrabnya dalam sambutannya berharap dari kegiatan ini santri MBS memiliki talenta dalam berkreasi, seni budaya terutama dalam bidang dakwah yang sekarang semakin berkembang.

Acara yang dimulai pukul 20.30 ini mengusung tema ‘unbeatable and memorable’. Disaksikan seluruh santriwan yang memenuhi pelataran kompleks kelas putra, mereka disuguhi dengan beberapa penampilan para orator dengan kemampuan berorasi yang mumpuni. Seperti penampilan dari akhi Iflah Anugerah, santriwan kelas IX A. Menggunakan bahasa inggris, santriwan asal Batam ini  membius penonton yang hadir. Dengan gayanya yang berapi-api disertai skill bahasa inggris yang fasih, Iflah berhasil menyampaikan pesan moral yang terkandung dalam materi pidatonya.

Sedikit berbeda dengan yang dilakukan Azmi Taqiyudin, menyampaikan taushiyah dalam bahasa arab, santriwan asal Samarinda yang juga pendekar Tapak Suci ini tampil begitu percaya diri. Azmi yang sekarang duduk di kelas IX A ini tampil sangat lugas. Artikulasi yang diucapkannya pun begitu runtut dan jelas.

Selain disuguhi orasi para orator, acara yang dikemas secara apik ini juga menampilkan berbagai hiburan. Nasyid , drama dan puisi berantai melengkapi meriahnya acara yang digelar santriwan kelas IX. Dari kegiatan khitobah ini diharapkan santri mampu mengasah kemampuannya dalam berpidato. Dari panggung ini pula, orator dan da’i ulung bisa muncul disini. Tentunya dengan usaha keras melalui pembinaan yang berkesinambungan, tidak mustahil 10 tahun lagi Indonesia akan punya orator ulung sekelas Soekarno yang dilahirkan dari MBS. ( El Moedarries)

 

 

 

 

 

2 replies

Comments are closed.