Membaca atau Iqra’ meminjam istilah Alquran, di era globalisasi seperti sekarang telah hilang dan lenyap bak ditelan waktu. Sejak era kecanggihan teknologi saat ini, maka yang menjadi daya tarik bagi anak-anak kita bukan lagi buku, namun gadget dan televisi. Coba saja lihat di rumah kita dan lingkungan sekitar. Anak-anak merunduk bermain game atau aktif di dunia medsos melalui hape nya. Selain di keluarga, membangun budaya membaca harus dimulai dari sekolah. Mengapa sekolah? Karena sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan yang berperan sangat penting bagi  pengembangan potensi sumber daya manusia. Namun harus kita akui secara jujur, bahwa secara umum kegiatan intelektual membaca dan menulis belum menjadi tradisi di sekolah. Bahkan di lingkungan sekolah yang notabene merupakan sebuah komunitas akademik, kegiatan membaca dan menulis di kalangan guru maupun siswa masih rendah. Pemerintah menyadari pentingnya penumbuhan karakter peserta didik melalui kebijakan membaca selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Namun untuk mensukseskan rencana besar ini, tidak bisa instant dan bersifat temporary. Yang akan dibangun itu adalah kebiasaan, maka dibutuhkan suatu pembiasaan yang harus terus menerus dilakukan sejak usia dini dan untuk itu konsistensi sangat diperlukan.

Menengok kebelakang di zaman para nabi ketika semua akses masih sangat terbatas, hanya bermodalkan semangat iqra’, para pembawa risalah mulia ini menemukan dan menguasai hal baru di dunia. Tradisi itu berlanjut di era Imam Syafi’i yang terkenal dengan penggalan syairnya ‘al’ilmu shoidun wal kitaabatu qoiduhu, qayyid shuyuudaka bil hibaalil watsiqati’. Kemudian tongkat estafet itu beralih ke zaman ulama besar dan kyai atau ustadz pada waktu itu yang menghabiskan waktu usianya untuk Iqra’, membaca kemudian menuangkannya dalam bentuk ide-ide berbentuk tulisan dengan goal  sebuah produk bernama ‘kunci’ yang akan membuka khazanah keilmuan baru.

Gambaran di atas menginspirasi santriwan MBS untuk membuat sebuah habit atau kebiasaan membaca. Dengan memenuhi perpustakaan disela-sela waktu istirahatnya, mereka nampak asyik menyelami bahtera ilmu dengan membaca buku yang tersedia di perpustakaan. Menyadari akan pentingnya asupan bacaan sebagai nutrisi otaknya, mereka meyakini dengan budaya membaca akan membuka wacana baru. ‘Kanzun’ yang masih terselimuti kabut hitam akan tersingkap dengan kunci-kunci ilmu. Karena dari sinilah (perpustakaan) peradaban baru akan tercipta, lahir menerangi dunia dengan cahaya atau nur yang bernama pengetahuan.

Bagi rekan-rekan lainnya baik guru dan karyawan yang masih asing dan belum familiar dengan dunia literasi, belum terlambat untuk memulai. Sekarang adalah saat yang tepat untuk ta’aruf dengan buku, berkenalan lebih dekat dan akrab lagi dengan sumber ilmu. Dapatkan sensasinya dengan penguasaan kanzun khazanah keilmuan baru, yang dengannya kita bisa buka lebar-lebar pintu peradaban baru yang warnanya menghiasi dunia pendidikan di Nusantara dan mengguncang jagat raya.

 

Jam dinding menunjukkan pukul 10.00, itu menandakan anak-anak sudah harus bergegas masuk ke kelas masing-masing setelah istirahat jam pertama dan sholat dhuha. Anak-anak kelas X MIA 3 tanpa dikomando langsung standby di Hasbuna Resto. Dengan membawa cobek dan perlengkapan memasak, Mafaza dan kawan-kawan siap beraksi. Usut punya usut pada hari ini Ustadzah Amin Dwi Lestari pengampu mapel prakarya, mengajak anak-anak untuk praktek membuat olahan makanan dari bahan dasar buah. Tidak perlu berpikir lama, nama ‘lotis’ pertama kali muncul di benak anak-anak. Bermodalkan nanas, pepaya, mentimun dan bengkoang dipadukan gula jawa, kacang , kencur dan cabe yang jadi bahan utama sambal nya. Kemecer kata orang jawa melihat sambal yang sedang dihaluskan anak-anak. Ustadzah Amin, demikian biasa beliau disapa menyampaikan, kegiatan outing class ini sengaja dilakukan karena materi yang diajarkan membutuhkan tempat yang luas. Untuk diadakan di kelas saya kira tidak memungkinkan, karena dikhawatirkan mengganggu proses KBM di kelas yang lain. Karena alasan itulah kita memilih di area Hasbuna

Resto. Masih melanjutkan penuturannya, kebetulan sekali kita sampai pada materi pengolahan, dipilihnya lotis karena bahan yang digunakan mudah didapatkan dan tidak membutuhkan peralatan memasak yang banyak. Anak-anak sangat bersemangat dan bahu membahu untuk dapat segera menikmati hasil olahannya. Kegiatan semacam ini sangat baik dilakukan, selain dapat materi, kreatifitas anak-anak juga menentukan hasil olahan.

SLEMAN Teknologi di zaman modern ini sudah seperti kebutuhan pokok yang harus terpenuhi kebutuhannya. Tanpanya, manusia milenium seperti zaman ini tak mampu untuk mengerjakan aktivitasnya. Manusia seperti diperdaya oleh teknologi itu sendiri, padahal manusialah yang menciptakannya. Salah satu produk dari kemajuan teknologi yang sudah tak asing di kalangan manusia adalah robot.

Anak-anak sedang merakit jenis robot Soccer Analog

               Di zaman yang dipenuhi dengan serba-serbi teknologi robotika, kebijaksanaan dalam penggunaannya tentu sangat dibutuhkan. Pengetahuan akan teknologi robot juga harus disosialisasikan dengan baik kepada para penggunanya , remaja khususnya. Hal itulah yang menjadi alasan para santri di PPM MBS Putri Sleman Yogyakarta untuk mengadakan suatu seminar dan pelatihan robotik sederhana sebagai bekal dasar santri untuk mengenal teori-teori robot sederhana “ROBOTECH 2018”.

Kegiatan yang diprakarsai oleh PR IPM PPM MBS Putri Sleman Yogyakarta, khususunya bidang Sarana dan Prasarana yang bekerja sama dengan bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan ini telah berhasil dilaksanakan pada hari Jum’at (16/02) pagi lalu. Pembicara pada kegiatan tersebut adalah Pak Eko Pramono, S.Si.,M.T., yang dalam kedatangannya beliau juga didampingi oleh mahasiswanya, M. Zaenal Arifin.

Uji coba robot hasil rakitan di atas papan

Kegiatan yang dilaksanakan di komplek Gedung Kelas Putri PPM MBS Sleman Yogyakarta ini sendiri telah mengangkat tema kegiatan “Heal the Indonesian World by Modern Technology”. Jumlah peserta pada kegiatan seminar tersebut sekitar 60 orang santriwati PPM MBS Sleman Yogyakarta yang terdiri dari berbagai angkatan, dimana setiap angkatannya mengirimkan satu team yang terdiri dari 10 orang.

Seminar ROBOTECH 2018 ini sendiri merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan yang sama yang telah dilaksanakan pada tahun lalu. Jika pada kesempatan lalu kegiatan ini diisi dengan pengenalan robot dan teori-teori dasar sederhana robotika, maka pada kesempatan kali ini kegiatan ini cenderung pada praktek perakitannya.

Robot yang digunakan pun berbeda dengan tahun lalu. Jika tahun lalu robot yang digunakan adalah robot Line Follower, maka tahun ini robot yang digunakan adalah robot Soccer Analog. Robot Soccer Analog sendiri merupakan salah satu contoh robot sederhana yang terdiri dari 4 komponen saja, yakni rangkaian penggerak motor, roda penggerak, motor penendang, dan remot kontrol.

Suasana riang ketika berhasil merakit Soccer Analog

Pada proses perakitannya, para santri didampingi oleh beberapa IPM dan dipandu langsung oleh Mas Zaenal. Raut wajah kebingungan pun nampak dari wajah-wajah serius para santri yang sedang mencoba unuk merakit robot tersebut. Perlu waktu sekitar 30-60 menit bagi para santri untuk merakit robot tersebut. Setelah semua kelompok selesai merakit robot dan mencobanya, kegiatan dilanjutkan dengan perlombaan sepak bola robot yang diikutti oleh robot-robot rakitan para peserta seminar.

Antusiasme santri untuk mengikuti kegiatan ini pun sangat tinggi. Mereka nampak aktif bertanya kepada pembicara saat seminar. Diracita contohnya, santri kelas IX ini nampak bersemangat untuk merakit robot kelompoknya. Ia juga berkomentar, “kalo bisa sih kegiatan ini bisa diadain tiap tahun, tapi jangan cuma satu kali tiap tahunnya. Kalo bisa juga diadain ekskul tentang robot juga di MBS”. Pak Eko pun juga berkomentar, “ini adalah kegiatan yang baik. Kalau bisa untuk kedepannya, MBS bisa mengadakan event tahunan robotika seperti seminar dan perlombaan robot skala nasional”.

Pukul 11.00 WIB, acara ROBOTECH 2018 pun selesai dilaksanakan. Kegiatan tersebut pun diakhiri dengan penyerahan merchandise dan sesi foto bersama antara peserta seminar dan Pak Eko. Untuk kedepannya, santri diharapkan agar bisa meningkatkan daya kreativitasnya di bidang robotika, dan semoga kegiatan ini juga bisa memberi manfaat lebih bagi para santri di MBS Sleman Yogyakarta.

 

Presented by. Zidna Navela Kamilia, Bagian Pangkajian Ilmu Pengetahuan ( PIP ) IPM Putri PPM MBS Sleman Yogyakarta

 

 

SLEMAN- Sekitar 900an santriwati PPM MBS Sleman Yogyakarta tampak memadati lapangan sekolah sejak Jum’at (16/02) sore. Tampak panggung besar dengan background gambar istana berdiri kokoh di sudut timur lapangan. Dekor panggung yang begitu unik dan menarik, berhasil menyita perhatian para sanri untuk segera hadir di lapangan sekolah.

            Kehadiran para santri di lapangan sekolah bukan hanya disebabkan rasa penasaran mereka ingin melihat panggung yang ada. Kehadiran mereka sebenarnya adalah untuk melihat acara CLOSING LANGUAGE FESTIVAL (LAVAL) 2018 yang sempat tertunda karena hujan deras yang mengguyur lapangan sekolah pada Kamis (15/02) malam.

Acara penutupan Laval kali ini sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Jika tahun lalu jarak waktu antara sesi formal menuju informal sangatlah singkat, maka untuk tahun ini jarak waktu antara keduanya pun sedikit jauh. Sesi formal dimulai ba’da Ashar atau sekitar pukul 16.00 WIB, sedangkan sesi informal dimulai ba’da Isya’ atau sekitar pukul 20.00 WIB.

Pukul 16.00 WIB, seluruh santri tampak telah duduk rapi dan siap menyaksikan acara penutupan. Empat orang MC dengan empat bahasa yang berbeda pun memimpin acara dengan baik dari awal hingga akhir acara. Penutupan secara simbolis pun dilakukan oleh Kabag Kema’hadan Putri, Ustadz Muflikh Najib. Setelah penutupan selesai, santri pun segera membubarkan diri dan kembali ke aktivitasnya masing-masing.

Ba’da Isya’, santri tampak telah berkumpul kembali di lapangan sekolah untuk menyaksikan sesi informal dari penutupan laval. Sesi informal diisi dengan pembagian hadiah dari berbagai cabang perlombaan berbahasa yang telah sukses dilombakan selama 2 minggu berturut-turut. Tak hanya itu, acara penutupan pun juga diisi dengan berbagai pementasan berbahasa dari para santriwati PPM MBS Sleman Yogyakarta.

 

Pementasan pantomim dari panitia pun membuka acara pada malam tersebut. Gelak tawa penonoton pun terdengar dari seluruh santri yang menyaksikan kelucuan dari pantomim tersebut. Penampilan nasyid, debat berbahasa, dan drama yang dibawakan beberapa santri pun juga mengundang riuh tepuk tangan penonton. Yang paling ditunggu-tunggu seluruh santri adalah pengumuman pemenang dari cabang perlombaan Queen of Language 2018. Juara I Queen of Language 2018 pun berhasil diraih oleh Yasmin Nadia dari kelas IX.

Tak hanya menampilkan pantomim, panitia Laval tahun ini juga menampilkan pementasan tari dan nasyid  yang membawakan lagu Number One for Me yang dipopulerkan oleh Maher Zein. Di akhir acara, panitia pun sempat menampilkan video para alumni MBS yang berada di mesir.  Dalam video, mereka tampak mengapresiasi penuh acara Laval 2018.

Pukul 22.0 0 WIB, acara penutupan Language Festival 2018 pun selesai dilaksanakan. Acara pun ditutup dengan do’a bersama. Setelah do’a, para santri pun segera membubarkan diri dan beristirahat. Walau acara Laval 2018 telah resmi ditutup, semoga minat berbahasa santri pun tetap tinggi dan kualitas berbahasa santri pun menjadi lebih baik.

 

Presented by. Zidna Navela Kamilia, Bagian Pangkajian Ilmu Pengetahuan ( PIP ) IPM Putri PPM MBS Sleman Yogyakarta

Qismu Lughoh ( Bagian Bahasa ) IPM Putra PPM MBS Sleman menggelar kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan bahasa santri, khususnya dalam segi bahasa arab.  Dengan tajuk Arabic Drama Contest  kegiatan ini rutin diadakan tiap pekan setiap hari Kamis pagi sebelum KBM berlangsung. Acara yang diadakan bagian bahasa ini bertujuan untuk meningkatkan bahasa dan menanamkan rasa cinta berbahasa khususnya bagi santriwan yang diaplikasikan dalam bentuk drama yang menggunakan bahasa arab. Peserta dari kegiatan ini diambil dari perwakilan tiap asrama. Dengan sangat antusias peserta yang terdiri dari 5-6 anak per kelompok ini unjuk gigi. Menggunakan properti seadanya tidak mengurangi kemeriahan dan semangat santriwan untuk menunjukkan kebolehannya. Walaupun durasi acara ini tergolong cukup pendek, esensi dari kegiatan yang dikomandoi akhi Juan Bagus ini tetap terjaga. Kegiatan ini sengaja kita adakan sepekan sekali, hari kamis pagi menjadi pilihan sebelum KBM dimulai. Dengan kegiatan ini kita berharap santri mampu mengekspresikan kemampuan atau skill berbahasanya, terutama bahasa arab. Selain itu ajang ini sekaligus sebagai praktek lapangan penggunaan bahasa setelah sebelumnya anak-anak mendapatkan program sejenis berupa penambahan mufrodat (kosakata bahasa arab) secara klasikal setiap hari, menutup penjelasannya.

 

Ustadz Muh Arifin, S, Pd.Si mendampingi simulasi UNBK

SMP MBS Sleman Yogyakarta terus berbenah menyongsong Ujian Nasional (UN) yang bakal digelar beberapa bulan lagi. Mengadakan simulasi UNBK pada hari ini, Rabu(14/2) menjadi indikasi SMP MBS siap menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).Ustadz Agus Yuliyanto, S, Pd selaku Kepala Sekolah SMP MBS berharap, dengan adanya simulasi UNBK ini para siswa bisa semakin faham dan terbiasa dengan sistem UNBK, sehingga mereka tidak perlu khawatir lagi. “Berkat daya dan upaya semua pihak, anak didik kami maupun tenaga pendidik SMP MBS, sudah melakukan uji coba serta pembiasaan pelaksanaan UNBK secara rutin dan terjadwal dengan baik di Lab komputer yang ada,” jelasnya.

 

Santri SMP Putra melakukan simulasi UNBK di Lab Komputer

 

Lebih lanjut ia mengatakan, hingga saat ini tidak ada kendala dengan perangkat. Hanya saja kendalanya bagi siswa yang belum pernah UNBK pasti kesulitan saat log in, seperti cara memasukkan ID dan password. Bukan hanya itu saja, lanjut dia, dalam menyongsong perhelatan UNBK, pihaknya juga telah melakukan berbagai persiapan lainnya. Antara lain dengan membuat Tim Prestasi UN dengan program pembagian kelompok belajar, bimbingan belajar, peer teaching dan AMT ( Achievement Motivation Training )   ujarnya.

 

Kelompok 8 dengan lapak dagangannya

Suasana proses jual beli

Tawar menawar mewarnai transaksi jual beli

Pelajaran Matematika sering kali menjadi momok dan musuh utama bagi sebagian besar siswa. Lebih parah label negatif yang melekat di pundak sang pengampu yang sering kali mendapatkan stigma negatif dari peserta didik. Berkecimpung dengan seabrek rumus, guru matematika identik dengan julukan guru ‘killer’ yang kerjanya memarahi siswa yang gagal paham dengan materi.  Ditambah selalu membebani peserta didiknya dengan Pekerjaan Rumah yang membuat siswa semakin kurang berminat dengan bidang eksakta. Namun demikian, stigma negatif di atas sepertinya tidak berlaku dengan Ustadzah Nurul Hidayah, S. Pd.Si. Ustadzah Nurul sapaan beliau, pengampu Matematika asal Kudus yang lemah lembut ini mencoba membuat terobosan baru dalam pembelajaran Matematika. Hal itu dibuktikan dengan mengajak anak-anak kelas VII I dan VII J untuk belajar Matematika dengan enjoy. Mengaktifkan ketiga elemen kognitif, afektif dan psikomotorik Ustadzah Nurul mencoba mempraktekkan materi Aritmatika Sosial. Dengan membagi anak-anak menjadi beberapa kelompok, mereka dilibatkan untuk bertransaksi jual beli dengan menjajakan barang dagangannya. Anak-anak sangat antusias mengikuti materi pada hari ini, berbeda dengan hari sebelumnya. Matematika identik dengan kemampuan kognitif anak, sehingga terasa sangat melelahkan dan membosankan. Akan tetapi ketika setiap materi kita kemas dengan kegiatan yang menarik yang melibatkan aspek afektif dan psikomotorik, maka pelajaran Matematika akan selezat cokelat, terang Ustadzah Nurul. Semangat berMatematika juga ditunjukkan Tsaroyya, santriwati kelas VII I ini mengungkapkan, seandainya pelajaran Matematika dikemas dengan kegiatan seperti ini mungkin akan lebih menarik dan tidak membosankan. Kami akan lebih bersemangat untuk mengikuti setiap materi yang diajarkan, tutup santriwati asal Magelang ini. Dengan inovasi pembelajaran Matematika yang mudah dan menyenangkan, diharapkan anak-anak semakin cinta dan antusias terhadap bidang eksakta, tidak lagi menjadi beban dan momok yang menakutkan. Mudah-mudahan inovasi ini bisa diadopsi oleh pengampu yang lain untuk diterapkan di mata pelajaran yang lain, sehingga materi yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh santri.

Suasana Try Out CBT kelas XII putra

Suasana Try Out CBT kelas XII putri

Sekitar 127 santri kelas XII MBS mengikuti Try Out CBT ( Computer Based Test ). Diadakan di 2 laboratorium komputer yang berada di kompleks putra dan putri, kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini berlangsung tanpa kendala yang berarti. Pada hari pertama mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Indonesia. Ustadz Mauludin Madjid, S. Pd mengungkapkan Try Out berbasis komputer yang diadakan tahun ini berjalan dengan lancar, walaupun ini adalah untuk yang pertama kalinya diadakan di jenjang SMA. Anak-anak sangat excite mengerjakan soal dengan model ini, mereka dengan cepat bisa menyesuaikan diri dengan soal-soal di depan layar monitor. Masayu, santriwati peminatan IPA yang juga mantan ketua IPM Putri menyampaikan hal senada, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam Try Out CBT ini, hanya lebih praktis saja karena tidak menggunakan LJK dalam pengerjaannya. Dengan demikian durasi waktu yang disediakan panitia bisa lebih efektif. Di hari kedua yang sedang berlangsung hari ini, Selasa (13/2) dengan mata pelajaran yang diujikan adalah Bahasa Inggris. Agak sedikit berbeda dengan hari pertama, untuk mata pelajaran Bahasa Inggris ada dua sesi pengerjaan, listening dan reading. Try Out CBT ini akan dilanjutkan minggu depan dengan mata pelajaran yang diujikan Matematika dan Peminatan.

Ustadz Fakihuddin, Lc memberi sambutan

Malam Jum’at itu, tampak puluhan santri bahu-membahu membangun panggung. Latar panggung dipakaikan beberapa triplek yang membentuk gambar sebuah masjid. para santri pun bahu- membahu denga naik ke belakang panggung background. Berlomba dengan waktu dari kamis siang (9/2), panitia khitobah akbar dari angkatan 8 PPM MBS Sleman Yogyakarta mengkoordinasi agar santri-santri angkatan 8 bisa bekerja cepat dan efisien.

 

Menurut Arif Misbahudin (9B) selaku  ketua panitia, pekerjaan memotong, mengecat, dan menghias triplek background telah dimulai dua pekan sebelum hari H khitobah berlangsung, “Kami sudah mulai bekerja dua pekan sebelum tanggal 8 Februari, untuk mengecat dan menggambar baru kami mulai dari tanggal 4 Februari”, tutup santri asal Pekalongan itu.

Sebelum acara dimulai, panggung beserta pelataran taman dan kursi penonton sempat dibasuh hujan gerimis selama beberapa menit. Beruntung, cuaca dan kondisi masih bersahabat ketika acara dimulai. Dar pembukaan hingga tali muncul kembali hujan gerimis terkecuali ketika memasuki acara hiburan berakhir.

Acara akhirnya dimulai. Pembukaan dibimbing oleh para MC dengan lafadz ‘Basmalah’, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al Quran. Kemudian sambutan dari Ketua Panitia, Perwakilan IPM, dan Asatidz. Ada yang menarik dari sambutan oleh Ustadz Fakihuddin selaku Wakil Direktur 2 Bidang Kema’hadan. “Sebisa mungkin ketika ada acara khitobah yang disitu terdapat ayat- ayat Al Quran dan Hadits, jangan campur adukkan denga kebathilan seperti musik- musik, dan segala hal yang berbau jahiliyah.” Tandas ustadz lulusan LIPIA Jakarta itu saat diberi kesempatan sambutan asatidz. Menanggapi masukan tersebut, Ketua Panitia memberikan respon positif dan berjanji jika ada acara khitobah di kesempatan yang akan datang, musik- musik dan hal yang beraroma negatif akan diminimalisir. “ In Syaa Allah, jika kami mengadakan acara lagi di kesempatan lain, akan kami kurangi segala konten yang berbau negatif.” Ungkapnya.

Khitobah di awali dengan khitobah Bahasa Arab yang dibawakan oleh Hamzah Himawan, santri kelas Sembilan asal Purbalingga itu memberikan ceramahnya perihal nilai dan kemuliaan seorang muslim. Hamim, nama sapaan Hamzah Himawan memang piawai berpidato dan kerap kali diikutsertakan dalam berbagai lomba.

Untuk mengusir kepenatan para santri selaku penonton, diadakan acara berupa ‘Miniband’ yang didandani layaknya badut mini dan membawakan berbagai lagu yang lucu di panggung. Sesi selanjutnya kembali ke acara inti yaitu khitobah bahsa Indonesia yang dibawakan oleh Hamka, yang berceramah tentang penyakit anak uda zaman now berupa pergaulan dan cara hidup. Selain itu, khitobah dilanjutkan dengan khitobah Bahasa inggris. Khitobah Bahasa inggris merupakan rangkaian terakhir dalam rangkaian acara khitobah akbar.

Sebelum acara ditutup, diadakan acara hiburan terkahir berupa Drama Komedi. Acara ini sempat disusupi oleh hujan gerimis, walau demikian, acara drama diatas panggung tetap berjalan lancar. Selepas drama usai acara pun ditutup dengan tahmid dan doa kafaratul majlis.

 

 

 

 

 

 

Mati satu tumbuh seribu, patah tumbuh hilang berganti begitulah kiranya kalimat yang pantas disematkan kepada santri PPM MBS Sleman Yogyakarta. Pondok Pesantren yang tidak pernah berhenti untuk selalu melahirkan talenta berbakat. Tidak hanya mencetak kader yang jago ngaji, tapi juga kader yang bisa nyanyi. Adalah MESRA ( MBS Bersuara ) Voice  grup nasyid putra acapella yang belum lama ini mencuri perhatian santriwan. Dimotori Naufal Zaky dan kawan-kawan, grup nasyid  yang dihuni kelas XI ini awal mulanya hanya iseng sering nyanyi bareng, kemudian menjelma menjadi sebuah grup nasyid acapella yang ciamik. Berada dibawah bayang-bayang pendahulunya Sekawan Voice dan Sin Cos Tan dengan prestasi yang mentereng dan jam terbang yang lumayan tinggi, Mesra Voice tidak lantas minder dan berkecil hati. Sekarang adalah saat yang tepat untuk berkarya melalui nasyid, memberikan yang terbaik bagi pondok dengan meneruskan tongkat estafet pendahulu kami ( Sekawan Voice & Sin Cos Tan ), tukas Zia Ulhaq salah satu personel Mesra Voice asal Aceh yang juga sempat dimentori pentolan nasyid ternama Salsabila. Apa yang dikatakan Zia sangat realistis, mengingat personel Sekawan Voice telah menyelesaikan pendidikannya di MBS, sedangkan Sin Cos Tan yang merupakan representasi dari santriwati sudah menginjak kelas akhir yang tidak lama lagi akan menempuh ujian akhir. Dengan demikian, kehadiran Mesra Voice disinyalir akan membawa warna baru dan angin segar bagi regenerasi nasyid di MBS wabilkhusus acapella. Penasaran dengan penampilan Mesra Voice?? Kita tunggu saja kiprah dan performa dari Mesra Voice di MBSTV, shoutu tajriiban, wahid…, itsnaani…, tsalaatsah……

 

 

 

 

 

Ahmad Najirullah Siregar (beatbox)

 

 

 

 

 

 

Muhammad Rosyid Ridlo ( vocal lead )

Zia Ulhaq ( vocal acapella )

 

Naufal Zaky Elhasan ( vocal acapella )

 

 

 

 

 

 

Zein Alviansyah ( vocal acapella )