Santri MBS kembali mengukir prestasi di dunia pendidikan,Wahid Nurrasyid, begitulah nama lengkap santri MBS asal Sleman yang sekarang masih tercatat sebagai santri kelas XII IPA ini menuai hasil positif. Tampil di ajang UPY Mathematics Fest Tingkat DIY – Jateng, Wahid berhasil mengungguli lawannya dengan menduduki peringkat ke tiga. Sebelum melangkah ke babak final, Wahid yang sejatinya sejak kecil suka hitung-hitungan ini harus bersaing dengan kurang lebih 76 kontestan yang berasal dari 8 kabupaten dan 2 kota di DIY dan Jateng. Dari 76 kontestan, kemudian diambil 27 finalis yang kembali bersaing untuk memperebutkan juara. Di babak final, Wahid harus menyelesaikan soal matematika dengan 7 buah soal isian singkat dan 3 buah soal uraian dalam waktu 120 menit. Bagi orang awam waktu 2 jam untuk menyelesaikan 10 soal adalah waktu yang sangat lama, tapi tidak untuk matematika. Dari 27 finalis, akhirnya terpilih 3 kontestan yang berhak maju dan berdiri di panggung untuk mendapatkan piala. Dengan perolehan akumulasi nilai 72, Wahid harus legawa berada di posisi ke tiga, terpaut selisih 17 angka dengan peringkat kedua dan 33 angka dengan peringkat pertama, dengan perolehan nilai 89 dan 105 yang masing-masing diraih dari siswa MAN 3 Bantul dan SMA N 1 Boyolali. Walaupun dalam event lomba ini prestasi Wahid belum sesuai dengan namanya yang artinya satu, namun demikian dengan hasil ini secara psikologis mampu menjadi suntikan moral yang luar biasa bagi seorang Wahid Nurrasyid yang tidak lama lagi akan menjadi alumni MBS. ‘Tidak masalah saya menjadi peringkat berapapun dalam tiap event lomba, yang terpenting saya selalu belajar dan mengasah kemampuan saya di tiap variasi soal yang dihidangkan. Dengan belajar dari pengalaman tiap lomba, kedepan insya allah dengan izin Allah saya bisa melahap habis tiap soal yang disuguhkan, pungkasnya. Di lain tempat ustadz Muhammad Arifin, S.Pd.Si ditemui seusai lomba mengatakan, ‘saya sebagai guru matematika sekaligus pembimbing Wahid ikut senang dengan hasil ini, walaupun hanya dapat nomor 3, akan tetapi dengan raihan ini performa Wahid semakin menunjukkan progres yang baik dari waktu ke waktu. Karena saya sebagai pembimbing tidak semata-mata selalu melihat hasilnya saja. Saya berusaha untuk bisa mengapresiasi tiap usaha serta spirit yang ditunjukkan wahid selama ini, dan ini menurut saya jauh lebih penting’, tuturnya.

Lagi-lagi Sincostan,,ya…mungkin kira-kira begitulah kata-kata yang harus terucap dari dunia nasyid yang sekarang sudah semakin masif berkembang dengan berbagai macam genre nya. Kemudian pertanyaannya ada apa lagi atau ngapain lagi SinCosTan ini hingga menggegerkan dunia nasyid seantero Yogyakarta ini. Sudah bikin album kah, sudah rekamankah, atau apa???Ternyata jawabannya ada di UIN Sunan Kalijaga atau yang lebih familiar dengan UIN SUKIJO, lebih tepatnya di hari Selasa, 12 desember 2017 di aula sanggar seni gedung fakultas tarbiyah. Grup nasyid acapella putri MBS kembali membuat gempar seisi ruangan yang dipenuhi dengan penonton dalam festival lomba Hadroh dan Nasyid tingkat SMA/MA Se Derajat Se-DIY yang digelar mahasiswa Sanggar Seni Azzahra Fakultas Tarbiyah. Dengan tajuk Gebyar Ilmiah Akhir Tahun ini SinCosTan harus bersaing dengan para kontestan lainnya yang mengusung nasyid dengan genre yang berbeda diantaranya nasyid akustik dan perkusi. Membawakan dua buah lagu “Salam Yaa Rasulallah” dan “Tombo Ati”, SinCosTan mendapatkan tepukan yang gemuruh dari para penonton, tak terkecuali dewan juri. Mereka mampu membius seisi ruangan, dan endingnya lagi-lagi nama SinCosTan menjadi urutan teratas dalam pengumpulan nilai, dengan kata lain juara 1 kembali diraih grup nasyid putri asal MBS ini. Mereka mampu mengeliminasi kontestan lainnya yang juga tampil apik sebenarnya, apalagi kontestan nasyid yang mengusung genre akustik dan perkusi, mereka ditopang dengan peralatan musik elektrik yang seharusnya bisa lebih baik dibanding SinCosTan yang hanya bermodalkan suara musik natural dari mulut. Namun begitulah adanya, usaha dan kekompakan yang selama ini terjalin diantara personal tidak pernah mengkhianati hasilnya. Di tengah keterbatasannya dalam menyalurkan hobinya bernyanyi, mereka tidak kehabisan akal dan kemudian menyerah. Selalu ada upaya dan cara yang selalu mereka gali dan pelajari, dan sekarang di hampir setiap event SinCosTan selalu memetik hasil yang terbaik. Di sela-sela penyerahan trophy hadiah, salah satu personelnya Wisda Via Nurfalah mengungkapkan, ini mungkin menjadi festival lomba terakhir kami selama kami menjadi santri di MBS, karena semua personel SinCosTan sudah kelas XII yang sebentar lagi harus konsentrasi menghadapi Ujian Pondok dan Ujian Nasional. Sangat sedih sebenarnya, mengingat kebersamaan kami ini terasa sangat cepat, apalagi saat ini SinCosTan sedang onfire. Tapi tidak jadi masalah, doakan saja, mudah-mudahan setelah lulus nanti semua personel SinCosTan bisa mengabdi di MBS, sehingga kami bisa tampil bersama lagi, sambil ketawa mengakhiri percakapannya.

Hari senin sore, tepatnya pukul 15.30 jajaran pimpinan MBS menyambangi kediaman mantan ketua PP Muhammadiyah Prof.DR. H.M. Amien Rais, M.A. Rombongan MBS yang terdiri dari 7 orang ini dipimpin langsung oleh direktur Ustadz Fajar Shadik. Turut serta dalam rombongan BPH MBS Ustadz Nashirul Ahsan, Lc. Pertemuan sore itu berlangsung di kediaman beliau kompleks Sawit Sari, Pandeansari, Condong Catur, Depok, Sleman Yogyakarta. Kedatangan rombongan MBS langsung ditemui Pak Amien di joglo. Dalam kunjungannya kali ini rombongan MBS membawa misi khusus, selain agenda silaturahmi rutin selaku penasehat PPM MBS Sleman Yogyakarta, sekaligus sebagai persiapan agenda kegiatan satu dasawarsa.

Ustadz Fajar selaku direktur sekaligus ketua rombongan menyampaikan, bahwasannya kehadiran kami ke rumah pak Amien kali ini selain sebagai ajang silaturahmi, mengingat kapasitas beliau sebagai mantan ketua PP Muhammadiyah juga beliau sebagai penasehat PPM MBS Sleman Yogyakarta. Selain itu dalam kesempatan ini kami juga meminta saran serta nasihat beliau kaitannya dengan agenda terdekat kami, yang insya allah bulan Januari 2018 MBS memasuki usianya yang ke sepuluh, MBS punya hajat besar yaitu milad satu dasawarsa.

Pertemuan sore itu berlangsung santai di joglo, sembari ditemani suguhan teh manis hangat yang disediakan, Pak Amien dengan gaya dan logat khas nya memberikan nasehat dan pengalamannya. MBS dari zaman ke zaman, dari masa ke masa semakin bagus dan semakin berwibawa. Sepuluh tahun yang lalu Mas Nashirul Ahsan beserta sohib yang lainnya datang ke Joglo ini, mengutarakan azamnya untuk mendirikan lembaga pesantren Muhammadiyah. Impian yang awalnya mustahil finally the dream come true akhirnya impian menjadi kenyataan atas izin Allah.

Walau awalnya di selenggarakan di gubuk yang sederhana, murid awalnya beberapa puluh saja, dengan semangat yang tinggi para pengasuhnya dengan dibantu oleh Muhammadijyah cabang, daerah dan wilayah jadilah sekarang ini MBS menjadi percontohan dari  berbagai MBS yang ada di berbagi pelosok Indonesia. Bahwa 10 tahun ini perkembangannya sangat menakjubkan, dari santri yang  hitungan puluhan dan sekarang ribuan, juga menjadi referensi contoh rujukan, ini perlu kita syukuri.

Saya sebagai mantan ketua umum PP Muhammadiyah, maka saya  mengucapkan tahniah congratulation kepada MBS, dengan harapan mudah-mudahan sepuluh tahun mendatang Allah SWT mengucurkan rahmat , ma’unah, hidayah, dan barokahnya agar MBS Prambanan ini dapat mengepakkan sayap lebih tinggi lagi, lahannya lebih luas lagi, pesantren yang hijau, bersih dan mutunya tidak kalah dengan manapun juga.  sehingga menjadi umat pertengahan, umat rujukan, umat referensi  yang menjadi syuhada menjadi saksi bagi peradaban dan kebudayaan umat manusia. Semoga Allah SWT memberikan kepada kita kemakbulan, izin Allah terhadap apa yang kita cita-citakan bersama, pungkasnya.

 

Jum’at(8/12) itu menjadi hari yang berbeda bagi ratusan santriwati PPM MBS Putri Yogyakarta. Pasalnya, pagi itu menjadi perdana dilaksanakannya kegiatan Tahajud Akbar yang diprakarsai oleh Bidang Takmir PR IPM PPM MBS Putri.

Sejak Kamis(7/12) sore, persiapan untuk Tahajud Akbar ini sudah dimulai. Penggelaran tikar-tikar yang digunakan menjadi alas sholat, serta pengukuran dan pelurusan arah kiblat juga dilakukan oleh pengurus IPM sebagai persiapan menyambut kegiatan ini.

Walau dalam pelaksanaannya sempat turun hujan beberapa saat sebelum sholat dimulai, tetapi kegiatan ini tetap berjalan lancar. Suasana islami dan tenang terasa sekali dalam tiap takbir yang berkumandang

Dalam tausiyah yang disampaikan setelah sholat Tahajud, Ustadz Muflikh Najib, selaku imam Tahajud Akbar, menyampaikan akan pentingnya menjaga diri dari segala kemaksiatan. Beliau pun mengutip salah satu syair Imam Syafi’i yang berbicara tentang korelasi antara ilmu dan menjaga diri maksiat.

Kabag Kemahadan Putri ini juga mengapresiasi kegiatan ini. “Ini perdana dalam sejarah MBS Putri. Kalau bisa, dilaksanakan setahun dua kali atau sekali dalam semester. Pun kalau bisa, sebulan sekali Tahajud Akbar ini dilaksanakan,”ucap beliau dalam penghujung tausiyahnya.

Gagasan Tahajud Akbar ini sebelumnya diawali dengan Tahajud Akbar per asrama. Tahajud Akbar per asrama dilaksanakan di tempat sholat masing-masing asrama. Waktu pelaksanaannya setiap Jum’at pagi, kecuali minggu kedua.

Tahajud Akbar kemudian dilanjutkan dengan Sholat Shubuh Akbar yang dipimpin oleh Ustadzah Aminatul. Harapannya, selain penguatan iman, Tahajud Akbar ini bisa menjadi media ukhuwah antar santriwati PPM MBS Putri Yogyakarta.

 

Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Prambanan, Sleman, Yogyakarta tahun ini mewakili Kabupaten Sleman ke tingkat DIY dalam lomba Ponpes berwawasan lingkungan hidup tingkat kabupaten Sleman tahun 2017. Program ini diadakan oleh Dinas Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman dan bekerjasama dengan Kementrian Agama Sleman.

Pengasuh Pondok Pesantren MBS Sleman, Ustadz Fajar Shadik mengatakan, berbagai kegiatan berwawasan lingkungan sudah digagas dan diupayakan warga Ponpes MBS selama ini. Misalnya gerakan penanaman pohon untuk menghijaukan lingkungan, perikanan, pengelolaan bank sampah, serta pembuatan sistem drainase dan sanitasi yang ramah lingkungan.

Kunjungan oleh tim evaluasi dari BLH di Pesantren Muhammadiyah Boarding School (MBS) memberikan kesan tersendiri saat meninjau lokasi, mereka sangat senang dan merasa nyaman dengan melihat lingkungan Pesantren yang penuh kehijauan karena ditiap sisi bangunan terlihat pohon-pohon baru hasil reboisasi. Meski terletak di tengah persawahan namun kebersihan lingkungan, asrama, kamar mandi sangatlah terjaga.

Dengan hasil ini Pondok Pesantren MBS Sleman ditunjuk untuk mewakili kabupaten Sleman untuk maju dalam evaluasi tingkat DIY pada tahun 2018 nanti. Semoga amanah ini menjadi pemicu dan motivasi bagi semua pihak tanpa terkecuali untuk terus bekerja keras dan berbenah menjelang satu dasawarsa ini demi terwujudnya pesantren yang berwawasan lingkungan.

Perjuangan Mahfudz Ridwan di ajang Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Nasional ke-6 sudah berakhir. Masuk nominasi sebagai finalis marhalah wustho cabang baca kitab “Tarikh Nurul Yaqin Fi Shirah Sayyid Al Mursalin”, Mahfudz Ridwan bersaing dengan 5 kompetitor lainnya dan harus puas berada di peringkat ke-4, sehingga berhak menjadi juara harapan II. Ajang MQK Nasional ini menjadi pelajaran berharga bagi Mahfudz Ridwan, sekaligus pengalaman untuk dijadikan sebagai ‘kawah candradimuka’ bagi santri kelahiran klaten yang sekarang masih duduk di kelas XI IPA ini. Perjalanan santri yang akrab disapa akhi Mahfudz hingga sampai babak final tingkat nasional dan mewakili DIY di ajang ini bukan merupakan sebuah kebetulan dan keberuntungan, walaupun memang di awal tidak ada target. ‘Alhamdulillah, saya bersyukur dengan hasil ini. Di awal saya tidak menduga bisa masuk nominasi sebagai finalis, karena saya tahu ini ajang nasional yang pesertanya santri dari seluruh ponpes di Indonesia yang mungkin ngaji kitab kuningnya lebih banyak intensitasnya dibandingkan saya. Jadi juara harapan II bagi saya sebuah kebanggan tersendiri, sekaligus sebagai bentuk dedikasi saya sebagai santri MBS yang serius menekuni dunia kitab kuning atau orang jawa sering menyebutnya dengan istilah moco kitab gundul’, lanjutnya. Raihan ini juga saya persembahkan buat seluruh santri MBS agar selalu serius untuk menekuni tiap disiplin ilmu, wabilkhusus ilmu alat yang digunakan untuk membaca, mengartikan serta memahami kitab-kitab klasik yang menjadi rujukan umat islam dalam beribadah dan bermuamalah’, terangnya.

Ditemui di sela-sela penutupan MQK, Ustadz Faqihuddin, Lc selaku pendamping kafilah MBS mengatakan, ‘hasil yang diraih Mahfudz Ridwan tidak terlalu mengecewakan, masuk nominasi dengan 6 finalis lainnya sudah lebih dari cukup. Apalagi ajang MQK ini tingkat Nasional yang diikuti oleh puluhan santri di tiap cabang dan marhalahnya. Namun demikian, tentu saja kita tidak boleh cepat puas dengan raihan ini. Masih banyak koreksi dan evaluasi yang harus dilakukan untuk peningkatan kualitas di cabang baca kitab ini’ imbuhnya. Lewat event 2 tahunan ini pula sebagai ajang pembuktian bagi masyarakat pada umumnya yang selama ini selalu beranggapan bahwasannya tradisi baca kitab kuning ini hanya jadi milik pondok pesantren salaf atau tradisional saja, akan tetapi dengan raihan ini paling tidak sudah menjadi jawaban secara tidak langsung, pondok pesantren modern pun sekarang sudah mampu mencetak kader dan generasi yang tidak hanya mampu menguasai kitab saja, akan tetapi bisa memadukan antara penguasaan kitab dan sains modern yang menjadi tuntutan zaman now.

Prambanan – PR IPM MBS Putra Yogyakarta selalu mengapresiasi bakat dan keterampilan para santri agar tersalurkan sesuai dengan talentanya. Atas dasar itu, PR IPM MBS Putra periode 2017/2018 kembali menyelanggarakan acara Gebyar Bakat Santri pada malam jum’at (30/11). Gebyar Bakat Santri (GBS) merupakan rangkaian lomba yang diselenggarakan dalam rangka menyalurkan serta menunjang bakat dan kreatifitas santri.

Adu kreatifitas santri di ajang GBS meliputi bidang Kebahasaan, Olahraga, Agama, dan ketrampilan lainnya. GBS yang berlangsung hingga bulan maret kali ini bertema “Indivisible and Inseparable”. Aden Prima Laksana selaku Wakil Ketua Panitia menuturkan bahwa GBS menjadi ajang mempersatukan para santri di Pondok. “Kami sekarang mengangkat tema Indivisible and Inseparable agar acara GBS dapat mempersatukan para santri di Pondok ini.” Tuturnya dalam sambutan acara pembukaan GBS.

Selain mempersatukan para santri, ajang GBS digelar dengan harapan agar bakat para santri bisa berkembang dan disalurkan ke jalur yang tepat. Semua bakat santri bisa diekspresikan dan bermanfaat untuk umat. “Di pondok ini, kalian boleh jadi apa saja, mau jadi Fotografer, Arsitek, Ulama, asalkan semuanya bermanfaat bagi umat.” Kata Ustadz Ahmad Saefuddin, S.Hum dalam sambutan pembukaan acara tersebut.

Perlombaan dihelat dengan sistem perwakilan per asrama dan per angkatan. Selanjutnya pengumuman para pemenang di perlombaan yang dilaksanakan selama tiga bulan akan diumumkan di malam puncak.   Acara pembukaan GBS sendiri berlangsung lancar dan meriah. Acara dimeriahkan dengan pertunjukan drama, persembahan dari kerja sama pengurus IPM dengan para peserta GBS 2017/2018. Drama bertemakan anak sekolah itu menarik perhatian dan dapat memberi hiburan pada para santri yang hadir.Selain itu pembacaan puisi berantai dari kelas 3 dan nasyid dari kelas 4 juga mewarnai pembukaan GBS yang dihadiri hampir seluruh santriwan.

4 Santri PPM MBS Yogyakarta, ikut ambil bagian dalam Musabaqah Qira’atil Kutub tingkat Nasional. Dari ke empat santri yang tampil, tiga diantaranya jadi satu tim yang mewakili cabang lomba debat bahasa arab. Satu santri lainnya tampil di cabang baca kitab. Tim debat bahasa arab MBS yang turun membawa nama DIY diwakili oleh Novia Isma Fikria, Ashfi Fitria Hidayati dan Rosti Hanifa Salsabila, sementara satu santri atas nama Mahfudz Ridwan tampil di cabang baca kitab “Tarikh Nurul Yaqin Fi Shirah Sayyid Al Mursalin” karya Syaikh Muhammad Al Khudhari Bik Marhalah Wustho. Pembukaan Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Tingkat Nasional ke-VI tahun 2017 yang digelar di Lapangan Balekambang Komplek Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin, Jepara ini dihadiri  Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin didampingi Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Dirjen Pendidikan Islam Kamarudin Amin, Ketua Dewan Hakim MQK Said Aqil Husein al Munawar, Wakil Ketua Komisi 8 DPR RI Noor Ahmad, Bupati Jepara Ahmad Marzuki, Kepala Biro Humas Data dan Informasi Kemenag RI Mastuki dan seluruh Kakanwil Kemenag se-Indonesia. Pembukaan MQKN ditandai pemukulan bedug oleh Menag Lukman, Gubernur Ganjar, Bupati Ahmad Marzuki, dan Wakil Ketua Komisi 8 DPR RI Noor Ahmad. Perhelatan akbar MQKN tahun ini melibatkan kurang lebih 2.680 santri dari seluruh pondok pesantren di Indonesia. Saat berita ini diturunkan tim debat bahasa arab MBS sedang bertanding melawan tim dari provinsi Banten. Keikutsertaan santri MBS diajang bergengsi ini membuktikan bahwasannya anak-anak tidak hanya diajari muatan pendidikan umum saja, akan tetapi santri MBS juga mampu menyerap pelajaran syar’i yang di dalamnya terkandung ilmu bahasa dan agama, wabilkhusus bahasa arab dan inggris. Menurut Ustadz Faqihuddin, Lc selaku pembimbing sekaligus pendamping lomba mengatakan, dari 4 santri yang tampil di musabaqah ini tiga diantaranya mewakili lomba debat bahasa arab dan satu santri di cabang baca kitab. Melihat peserta yang ada, kans MBS untuk bisa berbicara lebih banyak di ajang ini sebetulnya sangat terbuka, apalagi ditunjang dengan input santri yang bagus diimbangi dengan integrasi kurikulum umum dan pondok, apabila dua hal itu bisa digarap dengan serius saya yakin kedepannya MBS akan mampu mencetak santri yang mampu membaca, menerjemahkan, serta memahami kitab kuning yang notabene menjadi tradisi intelektual islam di Indonesia, khususnya di dunia pesantren, terangnya.

 

Dengan bertemankan gerimis, sore itu menjadi mulia karena ghiroh dari setiap jiwa pemilik almamater IPM, yang kian terpacu menuju perubahan-perubahan berkemajuan di jalan Allah. Di dalam sebuah ruangan di lantai dua dari gedung sekolah MBS, pembukaan rangkaian-rangkaian acara Taruna Melati PR IPM PPM MBS Yogyakarta 2017/2018 telah dilaksanakan bersama, 111 Pengurus Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah Pondok Pesantren Moderen MBS Yogyakarta siap mengikuti serangkaian acara pada hari itu.

Taruna Melati bertemakan Lukatif as Komunikatif EmdekaD Kreatif (Melukis Kader Aktif Solidaritas Komunikatif IPM Dekade Kreatif) di selenggarakan oleh Bidang Perkaderan dari IPM itu sendiri. Acara ini dibuka dengan resmi oleh Al-ustadz Faqihhudin Lc., selaku wadir II PR IPM MBS Putri Yogyakarta. Selain membuka secara resmi, tak lupa beliau turut menyampaikan pesan-pesan yang menyemangati pengurus sekalian agar terus berbuat amar ma’ruf nahi munkar dimana saja berada.

Malam harinya menjadi sesi untuk materi motivasi. Di tengah dinginnya malam, Ustadz AlFatih, selaku narasumber, mampu mengundang gelak tawa para peserta Taruna Melati lewat kisah pengalaman beliau, ketika menjadi pengurus di pondoknya dahulu atau momen saat belajar di pondok. Disela – sela berkisah, tak lupa ustadz asal Bengkulu ini menyampaikan kiat-kiat kepada para peserta sebagai pengurus organisai agar tak sekedar mengurus, tetapi juga memaknai setiap kegiatan yang dilakukan.

Jumat(17/11) menjadi giliran PD IPM Sleman untuk mengisi materi. Keadministrasian dan leadership menjadi andalan sebagai materi pagi itu. Terbagi menjadi tiga kelompok diskusi, para peserta mempelajari leadership, keadministrasian sekretariat, dan keadministrasian keuangan. Ditutup dengan pelantikan PR IPM Putri PPM MBS Yogyakarta Periode 2017/2018 oleh PD IPM Sleman, acara Taruna Melati ini diharapkan menjadi langkah awal bagi para kader IPM di PPM MBS Yogyakarta untuk terus berkarya dan menjaga solidaritas antar-sesama dalam menciptakan kader berkemajuan. Ikrarkan bersama IPM Berjaya, Ikrarkan Berjaya bersama IPM!

 

 

 

Memasuki musim penghujan tahun ini Muhamadiyah Boarding School (MBS) Jogja berbenah. Ustad Wardi selaku sebagai kepala pembangunan dan prawatan bangunan pondok mengatakan bahwa pondok MBS berbenah seperti membuat saluran drainase di kompleks kelas putra dan kompleks kelas putri,  dan mebuat sumur-sumur peresapan.

Sumur peresapan yang terinspirasi oleh konsep sumur Biopori ini dibuat sebanyak 25 buah, 15 buah sumur ada di kompleks kampus putri dan 10 sumur di kompleks kampus putra. Sumur-sumur peresapan ini dibuat dengan bentuk lubang silindris yang dibuat vertikal kedalam tanah sebagai metode peresapan air hujan dan meningkatkan daya resap tanah. sehingga potensi banjir dapat diminimalisir.

Pembuatan sumur-sumur peresapan yang ada di MBS ini di modifikasi dengan cara menghubungkan dengan saluran-saluran drainase sehingga debit air hujan  yang ada di saluran sebagaian besar akan dapat tertampung di sumur peresapan. Masing-masing sumur ini di buat dengan kedalaman 3 meter  dengan menggunnakan buis buis cor. Harapan dibuatnya sumur peresapan ini ini adalah dapat menampung air hujan lebih banyak, mengurangi potensi banjir, dan menjadi ladang penyimpanan air di musim kemarau. Selain itu Ustad Wardi mennjelaskan bahwa MBS juga membuat jembatan baru yang menuju kompleks kampus putra dengan ukuran 70 x 8 meter dengan tinggi 70 cm harapan dibangunnya jembatan ini adalah gorong-gorong jembatan yang selama ini tidak mampu menampung jalannya air dapat menampung sehingga tidak ada genangan air.

Ditemui secara terpisah Pak Kardiyono kepala kebersihan dan taman mengatakan musim penghujan ini adalah momentum untuk lebih banyak menanam pohon baik sebagai penghijauan dan juga tamanisasi. Selain itu ia juga menyatakan bavhwa musim penghujan ini juga mengadakan pemangkasan dahan dahan pohon perindang yang terlalu lebat hal ini dimaksudkan agar pohon tersebut tidak roboh saat terterjang angin. Selain itu juga agar tanaman semakin subur ia melakukan pemupukan secara rutin dengan menggunakan pupuk kandang.