Tidak ada santri di pondok bukan berarti aktivitas tim kebersihan terhenti. Pakde Budhe, begitu biasa mereka disapa, sedari pagi sudah disibukkan dengan kegiatan menyapu, mengepel, membersihkan kaca, dan memilah sampah di seluruh area pondok pesantren MBS. Normalnya ketika ada santri, sampah-sampah akan diangkut oleh truk sampah setiap hari untuk menghindari penumpukan sampah yang berlebihan. Namun, dikarenakan kondisi asrama santri kosong, sampah diangkut seminggu sekali.

Tidak hanya area asrama, area kelas dan halaman pun menjadi tugas pakde budhe. Ketika angin cukup kencang, maka pakde budhe harus mengerahkan energi ekstra untuk menyapu halaman sebanyak 2-3 kali sehari. Di siang hari, pakde budhe bertugas mengecek dan membersihkan kamar mandi apabila kondisinya sudah kotor.

Kepala Bagian Kebersihan, Pakde Kardiono menerangkan bahwa dalam pelaksanaan tugas kebersihan, beliau beserta tim mengedepankan asas saling bantu dan komunikasi. Saat ada salah satu anggota tim yang membutuhkan bantuan, diharuskan mengkomunikasikan dengan anggota yang lain sehingga seluruh tugas kebersihan bisa diselesaikan bersama.

Dalam rangka menyambut kedatangan santri, tim kebersihan yang berjumlah 18 orang juga berencana akan melakukan penyemprotan desinkfektan di area pondok pesantren. Juga sudah disiapkan ruang karantina untuk santri putra di area SD MBS dan santri putri di area kelas putri.

“Kami berharap agar semua santri dapat segera masuk ke pondok pesantren dalam kondisi yang sehat dan tetap mengedepankan protokol kesehatan covid-19” tukasnya.(Muf)

 

Kordinator Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PWM Yogyakarta beberapa hari ini melakukan peninjauan langsung ke sekolah-sekolah Muhammadiyah. Peninjauan terkait  kesiapan protokol kesehatan menyambut ‘New Normal’ atau Kenormalan Baru proses belajar mengajar di sekolah. Termasuk diantaranya Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Prambanan, Sleman tak luput menjadi salah satu sekolah yang mendapat tinjauan langsung, (Jum’at, 7/07).

Peninjauan ke MBS langsung dipimpin oleh ketua MCCC PWM Yogyakarta, bapak Purwadi didampingi Sekretaris dan Bendahara umum. Sementara itu dari pihak MBS, direktur beserta jajaran pimpinan menyambut kedatangan tim MCCC. Pada kesempatan yang sama, Tim Gugus Tugas Covid-19 MBS, ustadz Fauzan Yakhsya juga turut hadir mendampingi.

Menurut Pak Fauzi, beberapa hari ini tim MCCC PWM bekerjasama dengan PDM melakukan peninjauan langsung ke sejumlah sekolah Muhammadiyah yang berada di wilayah kerjanya. “Kami ingin tahu persis bagaimana kesiapan sekolah Muhammadiyah menyambut New Normal dalam proses belajar mengajar dengan protokal kesehatan,” ujarnya.

Termasuk pada hari ini, kehadiran tim MCCC ke MBS dalam rangka silaturahmi sekaligus “tabayyun”, mengetahui sejauh mana kesiapan pondok menyambut kedatangan santri yang akan datang sekitar pertengahan bulan ini, tambah pak Fauzi.

Dikatakannya, secara umum kami menilai skema yang dibuat MBS dalam menyambut kedatangan santri sudah cukup matang. Tinggal pengawalan pelaksanaan di lapangan selalu di kontrol agar lebih disiplin. Sekretaris umum MCCC juga memberikan masukan untuk diadakan pengecekan secara berkala.

Sementara itu ustadz Fauzan Yakhsya, ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 MBS menyampaikan bahwa prosedur, syarat dan berbagai kelengkapan fasilitas kedatangan santri sudah disiapkan, kata beliau. Alhamdulillah, divisi per bagian tim gugus tugas MBS sudah mulai bekerja sejak satu bulan ini. Beberapa kelengkapan sudah kami penuhi, dua hari yang lalu perwakilan Dinas Kesehatan Sleman beserta Tim Gugus Tugas juga sudah melakukan verifikasi ke MBS dan tinggal menunggu hasilnya, tandasnya.(ElMoedarries)

 

 

 

Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman bersama Tim Gugus Tugas Covid Sleman  melakukan peninjauan terhadap kesiapan Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Prambanan, Sleman. Verifikasi yang juga dihadiri Camat Prambanan dan Kepala Puskesmas Prambanan tersebut dilakukan guna memastikan protokol kesehatan yang ada di MBS menjelang kedatangan santri gelombang pertama yang direncanakan akan hadir pada tanggal 15 Agustus 2020.

Perwakilan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman Bapak Agus Endarto mengatakan, peninjauan ini dilakukan selain untuk melihat kesiapan MBS, juga sebagai tindak lanjut informasi yang beredar bahwa MBS akan menerima kedatangan santri pada pertengahan bulan ini.

“Sementara ini kami melihat kesiapan dari MBS terlihat cukup baik, walaupun tadi ada beberapa catatan yang masih harus segera dilengkapi. Oleh karena itu, dengan monitoring ini, kami harapkan apa yang menjadi kekurangan bisa segera diperbaiki,” ujar Pak Agus.

Lebih lanjut, dikatakan Pak Agus bahwa H-3 sebelum kedatangan santri, tim gugus tugas bisa melaporkan kesiapan akhir kepada Dinkes dan tim gugus tugas Sleman, pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Tim Gugus Tugas Covid MBS, ustadz Fauzan Yakhsya, S.Hum menjelaskan, peninjauan itu dilakukan guna memastikan proses pengecekan secara langsung di lapangan, terkait dengan persiapan alur, mekanisme, ruang karantina dan beberapa fasilitas yang disediakan.

“Kami berusaha mempersiapkan protokol covid sesuai dengan edaran dari bupati dan kesepakatan bersama empat menteri, kata ustadz Fauzan. Alhamdulillah, sampai saat ini segala persiapan dan kebutuhan untuk santri sudah kita penuhi. Semua divisi yang sudah kita bentuk sudah melakukan tugasnya sesuai dengan tupoksi nya masing-masing, terangnya.

Selain meninjau keadaan MBS untuk memastikan bahwa protokol kesehatan dijalankan, pihaknya juga ingin memastikan bahwa Kabupaten Sleman cukup mengedukasi para penyelenggara pendidikan yang berada di wilayahnya.(ElMoedarries)

 

Jelang Hari Raya Idul Adha 1441 H, Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Sleman, Yogyakarta mendistribusikan hewan qurban, Kamis (30/7/2020). Total hewan qurban tahun ini mencapai 13 ekor kambing dan 5 ekor sapi.

Direktur PPM MBS Sleman, ustadz Fajar Shadik mengatakan, hewan qurban tersebut berasal dari 3 PRM (Sambi, Wukir, Gayam), TK ABA Ngoro-oro, TK ABA Marangan, KB Aisyiyah Prambanan, Ponpes TahfidzMu Al Badar dan masyarakat sekitar Prambanan.

Meskipun begitu, jumlah qurban tahun ini terbilang sedikit jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kami haturkan terimakasih kepada walisantri yang sudah ikut berqurban di MBS. Mudah-mudahan barokah untuk semuanya dan makna iedul qurban bisa dimaknai sebagaimana mestinya.

Sementara itu ketua PHBI MBS, ustadz Didik Riyanta, S. Sos.I menambahkan, penurunan jumlah hewan qurban ini tidak terlepas dari dampak pandemi Covid-19. Kemungkinan besar, walisantri banyak yang memilih berqurban di dekat rumahnya masing-masing.
“Yang jelas walaupun di tengah pandemi dan di tengah pembelajaran daring, kami tetap berusaha membimbing para santri agar memiliki karakter sebagaimana yang dikembangkan MBS, ungkapnya.

Hewan qurban dari MBS tersebut disalurkan ke Pimpinan Ranting Muhammadiyah sekitar bekerjasama dengan Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Prambanan. “Hewan qurban kami bagikan dalam bentuk hewan hidup, tidak berupa paket daging. Ini sekaligus sebagai bentuk mengurangi kerumunan,” tandasnya.(ElMoedarries)

Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Prambanan, melakukan perjanjian kerjasama Memorandum of Understanding (MoU) dengan Bank Syariah Mandiri di aula rapat Balkondes, Kamis (23/07).

Penandatangan dilakukan Direktur PPM MBS Sleman, Ustadz Fajar Shadik dan Kepala Bank Syariah Mandiri Area Yogyakarta Bapak Nugroho Agung Dewanto disaksikan sekretaris dan bendahara umum pondok serta beberapa perwakilan dari Bank Syariah Mandiri.

Pada kesempatan tersebut, Direktur MBS mengajak pihak BSM sebagai bank syari’ah dapat menjadi mitra yang terus bekerjasama dengan baik.

“Kita berharap kerjasama ini bisa berbuah keberkahan, karena yang kita lakukan adalah komitmen untuk membantu pesantren agar lebih baik lagi dalam hal layanan keuangan. Dan semoga menjadi ladang amal bagi kita semua,” ujar ustadz Fajar.

Sementara Kepala Bank Syariah Mandiri area Yogyakarta, Bapak Nugroho menyambut baik atas kepercayaan MBS bermitra dengan lembaga keuangan yang dipimpinnya.

“Terimakasih kepada direktur dan pihak MBS atas kepercayaan ini, kami akan bersinergi dengan pondok MBS untuk berbuat, merealisasikan layanan keuangan terbaik bagi santri dan dengan niat tulus ikhlas siap membantu segala hal yang dibutuhkan,” ujar Pak Nugroho.

“Bank Syariah Mandiri terus berbenah, dan memberikan yang terbaik untuk layanan santri. Dikatakannya, kami berkomitmen untuk terus mengupayakan membantu para santri yang kurang mampu dalam program beasiswa Orang Tua Asuh bagi santri-santri kategori yatim dan dhuafa.

Ya, alhamdulillah kita punya nasabah priority yang akan kita upayakan untuk ikut dalam program kemanusiaan di MBS. Dalam waktu dekat akan didiskusikan lebih lanjut dengan pimpinan MBS, terangnya.

Pak Nugroho menambahkan, para nasabah priority bisa ikut terlibat membantu yatim dhuafa dimulai dari area Jogja dan insya allah bisa berlanjut untuk wilayah lainnya. Beliau sangat berharap kepada bapak ibu walisantri yang belum menjadi nasabah BSM agar segera bergabung menjadi nasabah BSM. Caranya, lanjut beliau dengan membuka rekening secara online tanpa harus datang ke bank. Hal ini juga berlaku dimanapun tempat di seluruh daerah. Dengan fasilitas yang komplet ini, harapannya akan memudahkan dalam semua layanan termasuk dalam melakukan pembayaran SPP maupun pengiriman uang saku santri.

Menutup pembicaraan pada kesempatan tersebut Pak Nugroho berharap, MBS lebih besar dan maju lagi, menjadi pusat pesantren Boarding School terbaik bagi pendidikan islam di Indonesia, khususnya di pulau jawa, pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut dari pihak BSM juga menyerahkan bantuan hibah genset secara simbolis kepada pihak MBS, dan diterima secara langsung oleh direktur MBS.(ElMoedarries)

 

Bagi sekolah berbasis pesantren, pembelajaran daring bukanlah sebuah pilihan. Di masa pandemi seperti sekarang ini, proses belajar daring menjadi sebuah keharusan. Maka bagi sekolah, tidak ada pilihan lain kecuali melaksanakan kegiatan pembelajaran secara virtual.

Oleh karena itu, ada sangat banyak masalah terkait dengan pelaksanaan pembelajaran daring tersebut. Penanganan masalah ini tidak hanya menjadi ujian bagi sekolah berbasis pesantren, namun menjadi ujian bagi dunia pendidikan secara keseluruhan. Di dalamnya ada sekolah, guru, murid, orang tua dan birokrasi pendidikan. Semua stakeholder ini diuji melalui proses ini. Apakah pembelajaran daring dapat terjadi secara efektif atau tidak.

Jalani KBM daring perdana, asatidz dan santri PPM MBS Sleman Yogyakarta dari jenjang SMP, Takhassus, SMA dan santri ARF pada hari Selasa, 28 Juli 2020 merasakan pengalaman pembelajaran via online untuk pertama kalinya di tengah pandemi. “Alhamdulillah, hari ini KBM perdana menggunakan portal E – Learning MBS sudah berjalan. Ada kurang lebih 75 kelas melaksanakan KBM daring. Walaupun masih ada beberapa kendala, secara keseluruhan pelaksanaan E-Learning perdana hari ini cukup lancar, tutur ustadzah Rully selaku kordinator tim E-Learning MBS.

Dikatakannya, panitia menemukan beberapa kendala terkait dengan pelaksanaan KBM daring perdana hari ini. Menurut ustadzah Rully, sedikitnya ada lima temuan yang menjadi bahan evaluasi tim E-Learning. Beliau menyebut banyaknya penumpukan chat whatsapp pribadi (wapri) ke beberapa admin menjadi temuan pertama. Selain itu, ada beberapa santri yang masih kesulitan untuk log in ke portal. Hal ini terjadi kemungkinan santri salah mengetikkan password atau lupa email. Selanjutnya, tambah ustadzah Rully beberapa santri kesulitan untuk mencari dan mengakses course karena kendala jaringan atau sinyal.

Tidak menunggu waktu lama, dari hasil temuan ini, panitia E-Learning yang dimotori ustadzah Rully dan ustadzah Lisa bertindak sigap dengan melakukan kordinasi dan evaluasi dengan asatidz yang mendapatkan jadwal perdana KBM daring. Insya Allah, untuk pembelajaran daring ke depan kita agendakan untuk melakukan evaluasi setiap harinya. Hal ini kami lakukan agar permasalahan atau kendala yang terjadi di setiap harinya bisa segera terpecahkan dan ditemukan solusi terbaiknya, terang ustadzah Lisa. Ustadzah Lisa menambahkan, perbaikan adalah upaya yang harus dan mendesak karena kemungkinan besar proses belajar daring akan berlanjut mengingat kapan pandemi covid-19 berakhir, masih menjadi tanda tanya besar, pungkasnya. (ElMoedarries)

 

Pandemi yang terjadi tahun ini memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik bahkan aspek pendidikan.
Dalam dunia pendidikan sendiri biasanya proses KBM dilaksanakan secara tatap muka di kelas namun semenjak Covid 19 ditetapkan sebagai pandemi kemudian KBM dalam dunia pendidikan beralih 180 derajat dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System (LMS), seperti pembelajaran dengan media WA, Google Class Room, Zoom, Google Meets, Google Form, Youtube dan aplikasi-aplikasi pembelajaran lainnya.


Ada banyak permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran daring ini, mulai dari masalah teknis seperti siswa tidak memiliki smart phone, laptop, masalah jaringan, kuota internet dan masalah yang terpenting adalah dampak psikologis yang dialami peserta didik sekaligus orang tua murid. Hal ini terjadi dikarenakan orang tua menjadi pengawas dan pengontrol kegiatan pembelajaran peserta didik selama di rumah.
Dilansir dari liputan6.com dalam hasil survei KPAI menyebutkan bahwa belajar di rumah selama pandemi membuat anak stres dan lelah. Begitupun dengan orang tua murid yang juga ikut merasakan dampak dari belajar dari rumah ini, banyak orang tua murid yang kemudian mengeluh karena pengajar hanya sekedar memberikan tugas saja, tidak hanya satu mata pelajaran namun hampir semua mata pelajaran memiliki tugas dengan kriterianya masing-masing. Alhasil orang tua dan peserta didik mengerjakan tugas secara bersama-sama, “mumet ndasku” setidaknya begitulah salah satu status Whatsapp orang tua murid tempo lalu.
Pondok pesantren Modern Muhammadiyah boarding School ikut serta membantu pemerintah dalam rangka meminimalisir penularan Covid 19 ini dengan menerapkan pembelajaran daring. Adapun sistem yang digunakan PPM MBS dalam pembelajaran daring kali ini dengan menggunakan plat form open learning. Dimana pengajar menyampaikan materi pembelajaran ke dalam sistem yang kemudian dapat diakses oleh peserta didik di rumah.
Apapun media yang digunakan dalam proses pembelajaran daring jika tidak terdapat sinergitas peran antar pengajar dan orang tua maka tentu proses pembelajaran ini tidak akan berjalan secara maksimal.
Dalam pembelajaran daring ini tugas orang tua murid adalah mengasah nilai-nilai yang diperlukan sang anak supaya pembelajarannya lancar dan efektif seperti, kemandirian, tanggung jawab, punya inisiatif, amanah, peduli, jujur dll. Karena pembelajaran daring ini didesain agar orang tua terlibat aktif dalam pengawasan serta pembinaan sang anak selama di rumah.
Adapun sebagai pengajar maka sudah barang tentu menyediakan materi dengan desain menarik, baik dengan video animasi, power point atau metode-motode belajar kreatif lainnya, berikutnya diharapkan agar para pengajar tidak memberatkan peserta didik dengan tugas yang banyak lagi sulit. Mengingat bahwa pembelajaran daring ini hanya mengisi masa transisi saja maka untuk penugasan bisa lebih intens diberikan kepada peserta didik saat pembelajaran tatap muka. Para pengajar juga diharapkan agar bisa secara rutin berinteraksi dengan peserta didik agar proses transfer knowledge berjalan dengan baik. Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak merasa bosan dan stress selama pembelajaran di rumah.

Ditulis oleh: Ustadz Ikhwan Ansori,S.E.I
(Pengajar Mata Pelajaran IPS dan Kesiswaan PPM MBS Sleman Yogyakarta)

Memasuki tahun ke-12 berdirinya PPM MBS Yogyakarta, pesantren ini memiliki sekitar 2500 santri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Segala fasilitas pondok pesantren pun harus diperluas seiring dengan bertambahnya jumlah santri MBS. Hampir tiap tahunnya MBS membangun dan memperluas kompleks untuk mencukupi kebutuhan asatdiz, karyawan, dan santri.

         

Kondisi pandemi seperti saat ini, tidak menyurutkan semangat para pekerja bangunan di area MBS. Pada hari Ahad 19 Juli 2020, kembali dilakukan pengecoran di lantai 3 gedung baru asrama putri. Butuh waktu cukup lama untuk mengecor lantai 3 gedung tersebut. Proses pengecoran memakan waktu sekitar 9 jam dan membutuhkan sekitar 11 buah molen. Gedung baru tiga lantai yang dibangun sejak Bulan Maret ini memiliki fasilitas berupa 12 ruang asrama dengan luas 6×7 m tiap kamarnya, 30 kamar mandi, serta tempat untuk menjemur pakaian di rooftop.

Ustadz Suwardi sebagai Kepala Bagian Pembangunan MBS Yogyakarta menyatakan bahwa semula target pembangunan berakhir pada bulan Juni, namun dikarenakan ada perubahan sistem target diundur menjadi Bulan Agustus. Harapannya saat santriwati datang, mereka sudah bisa menempati gedung tersebut.

Terdapat perbedaan yang mencolok pada desain dan warna gedung baru dibandingkan dengan gedung lainnya. Warna dasar yang biasanya berwarna biru muda menjadi berwarna putih, tentunya masih dengan aksen garis berwarna biru tua. Ustadz Suwardi menambahkan bahwa perbedaan tersebut adalah hasil sentuhan dari arsitek yang kemungkinan akan berlanjut untuk pembangunan selanjutnya.

Wakil Direktur II MBS Yogyakarta, Ustadz Faqihuddin, Lc. menambahkan bahwa setiap lantai gedung akan diampu oleh dua orang pembina asrama. Asrama baru yang dapat menampung 14 santri perkamarnya  ini akan diberi nama Umniyyah, salah satu dari 9 tokoh perempuan pendiri Aisyiyah dan NA. (Mufli)

Di masa pandemi Covid-19 saat ini, orientasi pengenalan peserta didik baru tidak diperkenankan dilakukan secara langsung. Tetapi harus secara daring atau online. Sabtu (18/7/20), Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Prambanan Sleman Yogyakarta menyelenggarakan taushiyah umum yang menandai Kegiatan Belajar Mengajar Santri Tahun Ajaran 2020/2021 telah dimulai.

Digelar secara virtual, dengan pemateri  Direktur PPM MBS Sleman, acara yang ditayangkan melalui kanal yotube MBSTV ini mengusung tema Ilmu sebagai Investasi Dunia Akhirat. Agenda tiap awal tahun ajaran baru ini dimaksudkan untuk mengenalkan biah pondok pesantren MBS seperti visi, misi, kultur atau budaya pesantren, kegiatan harian pesantren, hak dan kewajiban sekolah dan orang tua, dan lain sebagainya.

Membina iman, ilmu dan akhlak menjadi point utama yang disampaikan ustadz Fajar dalam taushiyahnya kali ini.  “Beliau berpesan bahwa iman menjadi dasar semua aktivitas manusia dalam beraktivitas. Iman diletakkan di posisi paling awal karena menjadi pokok, di pesantren nilai-nilai keimanan menjadi hal utama yang akan di kuatkan, tutur beliau. Selain itu, beliau menambahkan implementasi nilai-nilai ini bisa dilihat dari habit atau kebiasaan yang dilakukan di pesantren. Sebagai contoh, kebiasaan akan terasa lebih berat apabila dilakukan di luar di pesantren. Sholat tepat waktu, disiplin belajar, mungkin hanya bisa dilakukan secara istiqomah ketika anak-anak berada di lingkungan pesantren, imbuhnya.

Kemudian yang ke dua adalah ilmu, beliau menyebut di MBS tidak ada dikotomi ilmu. Artinya kurikulum yang diterapkan di MBS adalah kurikulum integral, satu kesatuan, prinsip keseimbangan antara ilmu umum dan ilmu syar’i. Yang terakhir adalah akhlak. Menurut beliau akhlak menjadi tugas dan pekerjaan rumah pondok yang sangat berat. Akan tetapi, tambah beliau, dengan penanaman kebiasaan dan biah atau lingkungan yang baik di pesantren, insya allah dengan izin Allah karakter dan jatidiri santri bisa terbentuk di pondok, pungkasnya.

Alhamdulillah pelaksanaan taushiyah virtual atau kuliah umum perdana ini antusiasme orang tua wali santri baru sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan ini. Ditunjukkan dengan tingginya jumlah kehadiran yang terlihat dalam aplikasi meeting online ini. Harapan ke depan proses KBM daring di masa pandemi ini bisa berjalan dengan lancar, dan yang terpenting adalah pandemi ini bisa segera berakhir, sehingga santri bisa kembali ke pesantren segera.(ElMoedarries)

 

Adanya pandemi Covid-19 memberikan semangat baru pada dunia pendidikan, kegiatan yang semula biasa dilaksanakan bertatap muka berubah 180 derajat. Dengan adanya peraturan pemerintah untuk menghindari kegiatan kontak fisik dan social distancing, bukan berarti sekolah kehilangan ruhnya untuk mencerdaskan anak bangsa, maka KBM daring adalah jawabannya. Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Prambanan Sleman telah siap untuk mengadakan kegiatan KBM daring ditengah pandemic.

Bersama Wadir Pendidikan dan jajarannya, MBS  mempunyai semangat dan cara baru untuk mengahadapi KBM ini. Persiapan demi persiapan sebelumnya alhamdulillah sudah mencukupi, pembekalan pada guru pengajar sudah dilakukan, dan pendampingan tim IT sekolah juga dimaksimalkan, ujar ustadz Didik Riyanta, S.Sos.I selaku wadir pendidikan.

Sementara itu, kepala sekolah SMP MBS, ustadz Fauzan Yakhsya, S. Hum menyebut pembelajaran daring banyak nilai plus dan minusnya, karena itu konsep baru sehingga diharapkan dapat berjalan dengan baik, namun kendala internet adalah masalah utama, sehingga Ponpes MBS yang santrinya dari sabang sampai merauke tidak semua dapat mengakses internet dengan mudah.

Ustadz Roiq, Lc kepala sekolah SMA MBS juga mengatakan hal senada, model pembelajaran baru ini, tentunya masih ada kekurangan, yaitu kurang baiknya sinyal didaerah terpencil dan belum ada akses internet yang luas diseluruh Indonesia. Sehingga kami juga menyiapkan strategi untuk melayani santri yang tidak dapat akses internet. sebagian juga dapat berkomunikasi dengan wali kelasnya masing-masing jika ada kendala yang berarti.

Pembelajaran daring ke depan insya allah  menggunakan E-Learning, dengan sistem yang dibangun oleh tim IT MBS sendiri. Sehingga diharapkan permasalahan teknis dapat diatasi oleh tim. Model E-Learning merupakan hal yang baru, tetapi pembekalan guru yang dilakukan sebelumnya sudah mencukupi untuk KBM daring ini, selain Model E-Learning, asatidz juga dapat memaksimalkan media sosial, seperti zoom, serta Ms Team, ujar ustadz Noly Setyadi, S. Pd kordinator tim IT MBS.

Di masa pandemi ini, komunikasi santri, asatidz, dan wali santri inten dilakukan, sehingga informasi yang diberikan sekolah dapat terserap secara maksimal. Kerjasama yang diperlukan untuk kesuksesan KBM daring ini, tujuannya santri mendapatkan materi dengan baik.(ElMoedarries)