Setelah di hari pertama belajar ekonomi dan unit usaha pesantren di yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School, Desa Waru Jaya, Parung, Bogor, Jawa Barat dilanjutkan menimba ilmu tentang wakaf dan media di Daarut Tauhid, Bandung. Melengkapi rangkaian study banding yang dilakukan jajaran pimpinan MBS beserta tim wakaf center selama dua hari, Al Binaa Islamic Boarding School menjadi destinasi terakhir yang menjadi tujuan rihlah ‘ilmiyah di awal tahun ajaran baru kali ini.

Kunjungan study banding atau rihlah ‘ilmiyah ke Al Binaa kali ini dalam rangka tholabul ‘ilmi, belajar tentang mu’adalah jami’ah di timur tengah khususnya Universitas Islam Madinah. Dipilihnya Al Binaa menjadi salah satu rujukan mu’adalah karena Al Binaa adalah salah satu pesantren di Indonesia yang telah mendapatkan pengakuan atau akreditasi (mu’adalah) dari Universitas Islam Madinah dan berhasil mendapatkan prioritas serta kuota dengan mengirimkan santri terbaiknya untuk bisa belajar disana.

Ditemui langsung mudir pesantren, Ustadz Aslam Muhsin, Lc didampingi Kepala Sekolah SMA Ustadz Agung Wahyu Adhy beserta sekretaris pondok, rombongan MBS yang terdiri dari 5 orang termasuk di dalamnya Direktur, BPH MBS dan Kepala Sekolah SMA langsung terlibat pembicaraan seputar mu’adalah. Ustadz Taufik, Lc, M. Pd selaku rois lajnah mu’adalah MBS ketika dimintai keterangannya menyampaikan, tujuan kami ke Al Binaa dalam rangka belajar tentang mu’adalah. Sebenarnya, menurut ustadz Taufik, ada beberapa pesantren di Indonesia yang sudah mendapatkan sertifikat mu’adalah, termasuk diantaranya Al Binaa. Harapan kami, setelah dari sini kami bisa tahu apa saja ketentuan dan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan mu’adalah atau akreditasi, pungkasnya.

Optimisme dan keseriusan yang dilakukan MBS dalam rangka mendapatkan status mu’adalah patut kita acungi jempol. Hal ini dilakukan dalam upayanya meningkatkan kualitas serta mutu pendidikan yang di dalamnya menekankan konsep keseimbangan antara kurikulum kedinasan dan kurikulum kepondokan. Yang lebih penting dari itu semua, setelah mengetahui syarat dan ketentuan mu’adalah, tentunya kita bisa bersiap diri, berbenah dan segera move dan action bersama dalam team work untuk memenuhi syarat dan ketentuan yang diberlakukan. Dengan harapan besar maqbulnya permohonan mu’adalah ini, bismillah dengan izin Allah semoga tujuan mulia ini segera terwujud. Karena konsekuensi dari status mu’adalah ini adalah beberapa kemudahan yang akan kita dapatkan dengan peluang besar di terimanya santri-santri terbaik MBS untuk bisa tholabul ‘ilmi di timur tengah, terkhusus Universitas Islam Madinah. ( El Moedarries )