Menjadi bagian pengembangan Kabupaten Sleman Layak Anak, Senin (24/5/2021) Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kabupaten Sleman bersama dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Sleman mengadakan Kegiatan Inisiasi Pondok Pesantren Ramah Anak. Mengundang 12 Pondok Pesantren di Kabupaten Sleman dengan menerapkan protokoler kesehatan.

Perwakilan dari dinas P3AP2KB Kabupaten Sleman Dra. Tina Hastini, MM menjelaskan harapan dari kegiatan inisiasi ponpes ramah anak ini adalah pengelola ponpes, wali santri dan santri serta pemangku memahami konsep pondok pesantren ramah anak yang aman, anti kekerasan, hijau, bersih sehat, inklusif serta menyenangkan. Ke depan Pondok Pesantren Ramah Anak ini akan kita Perdakan, tandasnya.

Ditambahkan Tina “selain hal di atas santri juga dipenuhi hak-haknya supaya berimplikasi positif bagi santri yaitu tidak ada kekerasan, meningkatnya fisik dan psikis, prestasi meningkat dan menjadi rujukan ponpes ramah anak” imbuhnya.

Kakankemenag Sleman Drs. H. Sa’ban Nuroni, MA dalam sambutannya menyampaikan “Pesantren adalah lembaga asli Indonesia dan tertua dengan prinsip kemandirian dan kesedarhanaan. Para santri saat penjajahan adalah pejuang-pejuang yang mempertahankan Indonesia. Dan saat ini lulusan pondok pesantren banyak yang menjadi pucuk pimpinan di negara kita” terangnya.

Sa’ban Nuroni juga berpesan pada seluruh peserta “perhatikan pikiranmu sebelum menjadi kata-kata, perhatikan kata-kata sebelum menjadi perilaku, perhatikan perilakumu sebelum menjadi kebiasaan, perhatikan kebiasaanmu sebelum menjadi karakter, dan perhatikan karektermu karena itu akan menentukan nasibmu” pesannya.

Sementara itu, ponpes MBS yang juga ikut hadir dalam acara inisiasi ini memberikan beberapa masukan berharga. Ustadz Singgih Yuniantoro, A.Md yang di dapuk menjadi wakil MBS mengusulkan agar program Pesantren Ramah Anak (PRA) ini bisa berjalan secara berkesinambungan.

Maka, lanjut ustadz Singgih, sebaiknya ditunjuk duta ramah anak dari pihak internal pondok, baik itu santri maupun asatidznya sehingga ada penyambung lidah dari dinas terkait untuk disampaikan kepada anak didik setiap saat dan setiap waktu tanpa pihak dinas terkait terjun langsung ke lapangan. Dengan demikian program PRA ini tidak hanya menjadi solusi tapi juga sebagai tindakan preventif.

Melengkapi masukannya, ustadz Singgih mengusulkan agar program PRA ini lebih efektif dan efisien, pihak dinas terkait bisa menjadikan salah satu atau dua pondok pesantren sebagai pilot project rujukan PRA. Hematnya, pondok yang sudah ditunjuk sebagai pesantren rujukan akan menjadi barometer atau role model bagi pondok pesantren lainnya dalam mewujudkan PRA.

Pada prinsipnya, MBS menyambut baik dan mendukung sepenuhnya program Pondok Pesantren Ramah Anak ini. MBS juga siap jika nantinya ditunjuk menjadi pilot project Pondok Pesantren Ramah Anak, pungkasnya.

Masukan ini langsung mendapatkan tanggapan dan respon positif baik dari dinas P3AP2KB, kemenag Sleman begitu juga dengan para peserta yang hadir dalam acara tersebut. Pada kesempatan ini dihadirkan narasumber Nyadi Kasmorejo, Fasilitator Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat dan Agus Ruyanto dari Lembaga Studi Pengembangan Perempuan dan Anak (LSPPA) Kabupaten Sleman.(ElMoedarries)

 

Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School (MBS) Sleman Yogyakarta mempunyai program menarik untuk mempersiapkan santri-santrinya agar bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi di Timur Tengah, yaitu Dauroh Tahfidz dan Bahasa Arab.

Program ini telah bergulir sejak empat tahun lalu. Dauroh Tahfidz dan Bahasa Arab diperuntukan bagi santri akhir atau kelas 12 yang berkeinginan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dengan menargetkan universitas ternama di Timur Tengah.

Santri dapat mengikuti program ini setelah lulus ujian nasional. Sekitar 2-3 bulan, secara intens santri akan dibimbing untuk menambah hafalan Alquran dan memperkaya kemampuan berbahasa arab. Tidak hanya itu, santri juga dibimbing memahami berbagai hal yang dapat mempermudah masuk ke universitas di Timur Tengah.

Dauroh Tahfidz dan Bahasa Arab yang sekarang berada dibawah divisi studi lanjut Timur Tengah ini telah merumuskan kurikulum khusus dalam rangka meningkatkan kemampuan bahasa arab dan tahfidz santri. Di usianya yang masih seumur jagung, sub divisi dari Tim Prestasi yang digawangi ustadz Raihan dan ustadz Roid Umami, Lc ini telah berhasil mengantarkan santri MBS ke beberapa perguruan tinggi ternama di Timur Tengah. Untuk tahun ini, tercatat ada 36 santriwan dan santriwati MBS yang lolos seleksi perguruan tinggi di Timur Tengah.

Dari 36 santri yang lolos tes, 16 santri diterima di Sudan, 19 santri di Mesir dan sisanya di Maroko. Dari 16 santri yang diterima di Sudan, 5 diantaranya juga lolos seleksi di Mesir. Melihat peningkatan jumlah santri yang diterima di timur tengah semakin signifikan, ini menandakan animo santri untuk menimba ilmu di Timur Tengah semakin banyak. Hal itu menjadi alasan logis dibentuknya divisi studi lanjut Timur Tengah.

“Kami telah merancang kurikulum dan modul khusus untuk peningkatan bahasa arab dan tahfidz. Dua komponen itu kami anggap paling penting, dimana santri yang akan lanjut ke Timur Tengah pasti akan dilihat kapasitas dan kemampuannya dalam berbahasa arab. Terutama dalam percakapan, kaidah, ilmu alat dan juga pemakaian mufrodat.” kata ustad Roid.

Sedangkan untuk tahfidz, alhamdulillah MBS salah satu pondok yang mewajibkan santrinya untuk menghafalkan Alquran minimal 5 juz. Sementara itu syarat ke Timur Tengah hanya 2 juz. Ustadz Roid menambahkan, divisi studi lanjut Timur Tengah juga selalu update terkait dengan berbagai informasi yang berkaitan dengan pembukaan pendaftaran di Timur Tengah. Seperti beberapa universitas di Arab Saudi, Dubai, Yordania, Libanon dan Libya.

Adapun untuk program ke depan  mekanisme dauroh bahasa arab dan tahfidz ada sedikit perubahan, tidak hanya ketika kelas 12 saja. Insya allah kita mulai dari kelas 10, 11 dan 12. Artinya santri yang dari awal berminat akan melanjutkan studi ke Timur Tengah sudah ada bimbingan selama 3 tahun. Harapannya ketika mereka mengikuti prosesi ujian seleksi mereka benar-benar telah siap, dan kemungkinan lolos jadi lebih besar, tutur ustadz alumni Al Azhar ini penuh semangat.

Ditemui secara terpisah, ustadz Roiq, Lc sangat bersyukur dan mendoakan yang terbaik buat santri yang telah lolos seleksi Timur Tengah. Pengasuh dan Kepala Sekolah SMA MBS ini berharap anak-anak dapat memanfaatkan kesempatan belajar di luar negeri dengan sebaik-baiknya. Yang terpenting dapat memberikan kontribusi positif dan menginspirasi  dimanapun berada. Dan untuk adik-adik kelas, semoga prestasi ini bisa menular menjadi virus positif sehingga bisa terinspirasi dan mengikuti jejak langkah kakak kelasnya.

Sementara itu, salah satu santri yang diterima di Universitas Al Azhar, Mesir dan juga di International University of Africa, Sudan, Renaldhi Sheva Perdana mengaku sangat terbantu dengan adanya dauroh ini. Alhamdulillah dengan adanya divisi studi lanjut Timur Tengah ini sekarang kita dipermudah untuk belajar dalam menghadapi ujian seleksi ke Timur Tengah. Materi-materi yang diajarkan sangat mudah dipahami karena memiliki cara dan rumus tersendiri. Terlebih diajarkan oleh para pengajar yang berkompeten dan qualified.

Saya bersyukur sekali bisa sampai di posisi saat ini. Insya allah bimbingan seperti ini sangat berguna bagi santri yang berminat menimba ilmu di Universitas Al Azhar Kairo, maupun ke Perguruan Tinggi Timur Tengah lainnya, tutup santriwan asal kota lumpia ini. (ElMoedarries)

Timur Tengah menjadi impian ribuan penuntut ilmu syar’i dari belahan dunia, wabil khusus di Indonesia. Animo masyarakat untuk melanjutkan studi ke Timur Tengah dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Tercatat saat ini lebih dari 9000 mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di berbagai perguruan tinggi di kawasan Timur Tengah yang meliputi Maroko, Yaman, Sudan, Yordania, Mesir dan Madinah. Terkhusus Mesir, selain terkenal sebagai negara pencetak ulama terkemuka,  juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelajar muslim. Tak ayal, Universitas Al Azhar Kairo menjadi kampus idaman bagi para pelajar muslim yang ingin bertholabul ‘ilmi.

Di tengah suasana yang tak menentu karena pandemi Corona, santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School (MBS) Sleman Yogyakarta, kembali memberi kabar gembira untuk almamater tercinta. Tertanggal 12 Mei 2021, ada 20 santri MBS yang diterima pada Seleksi  Calon Mahasiswa Baru di Perguruan Tinggi Luar Negeri Timur Tengah (Maroko dan Mesir) yang diadakan oleh Kementrian Agama.

Menjadi kesyukuran tersendiri bagi keluarga besar MBS Sleman Yogyakarta, dengan adanya 20 santri yang mendapatkan kesempatan belajar ke Timur Tengah yang diharapkan mampu memberikan peran dan sumbangsih kepada dakwah Islam kelak setelah pulang ke Indonesia. Wabil khusus bergerak di bawah naungan persyarikatan Muhammadiyah tentunya.

Untuk tahun ini, Kementrian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam selaku penyelenggara Seleksi Calon Mahasiswa Baru di Perguruan Tinggi Luar Negeri Timur Tengah, yang dikuti sekitar 5752 pendaftar dengan tujuan dua negara. Sebanyak 5216 siswa mengambil pilihan ke Mesir, 536 siswa yang lainnya memilih kuliah di Maroko.

Ujian seleksi sendiri dilakukan dalam dua tahapan, pertama tes tulis secara online yang dilaksanakan dalam dua hari, 28-29 April 2021. Dalam ujian kali ini, peserta diuji kompetensi kemampuan bahasa arab nya. Soal-soal yang diujikan juga sebagian besar sudah pernah dipelajari di pondok. Uniknya, tes kali ini memakai sistem Computer Based Test (CBT), yang memang merupakan kali pertamanya. Dengan tes berbasis CBT, peserta bisa langsung mengetahui hasil nilainya. Kedua, tes wawancara yang dilaksanakan pada 3-5 Mei 2021. Dengan ketentuan hanya peseta yang memenuhi batas minimal skor 65 pada tes tulis sebelumnya yang dapat mengikuti tes tahap dua ini

Selanjutnya ke-20 santri ini akan menyusul alumni-alumni senior yang terlebih dahulu belajar di sana. Setidaknya, tercatat ada 26 alumni MBS yang sedang menempuh studi S1 di Universitas Al Azhar Mesir. Namun sebelum itu mereka akan terlebih dulu mengikuti pendalaman Bahasa di PUSIBA (Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab) cabang resmi Markaz Lughoh Syekh Zayd Kairo. (red)

Daftar Santriwan & Santriwati PPM MBS Sleman Yogyakarta yang telah diterima di Perguruan Tinggi Luar Negeri Timur Tengah (Maroko dan Mesir) :

  1. Muhammad Adnan Effendy (Lulus Th. 2021 – Mesir)
  2. Ahsan Jiddan Tarigan (2021 – Mesir)
  3. Daffa Allamsyah (2021 – Mesir)
  4. Fata Alhusnaini (2021 – Mesir)
  5. Jundi Abdurrahman (2021 – Maroko)
  6. Muhammad Amin Alwan (2020 – Mesir)
  7. Faruq Murtadho (2020 – Mesir)
  8. Dyah Audia Syawwalina (2021 – Mesir)
  9. Renaldhi Sheva Perdana (2020 – Mesir)
  10. Aushaf Nabila Farahdhiya (2020 – Mesir)
  11. Nadya Kamila (2021 – Mesir)
  12. Fahd Abdul Malik (2021 – Mesir)
  13. Muh.habib Septiawan (2021 – Mesir)
  14. Rifa’atul Mahmudah (2021 – Mesir)
  15. Mentari Fatayatul Aisyiah (2021 – Mesir)
  16. Salila Ardiyah Nailatul Aliyah (2021 – Mesir)
  17. Husnu Diana Al-Hanifia El-Liwani (2021 – Mesir)
  18. Muh. Rizqi Zuhair Maulana (2020 – Mesir)
  19. Hanif Adillah (2021 – Mesir)
  20. Muhammad Fery Al Hazmi (2019 – Mesir)

Menuntut ilmu di sebuah pondok pesantren yang mewajibkan menggunakan dua bahasa wajib, yaitu bahasa arab dan bahasa inggris sebagai pengantar percakapan sehari-hari tidak lantas membuat Alfian mengurangi kecintaannya terhadap bahasa daerah. Santri MBS yang tengah duduk di kelas X MIPA 1 ini belum lama menorehkan namanya sebagai juara tiga dalam ajang kompetensi cerdas cermat bahasa jawa tingkat nasional.

Alfian mengaku senang bisa meraih juara tiga dalam ajang yang digelar oleh Komfiesta Hore Institute Indonesia ini. Pasalnya, dalam tahun yang sama ia juga berhasil meraih juara tiga dalam lomba karya tulis remaja dan meraih predikat terbaik dalam kompetisi adu pintar pelajar, dan ketiga-tiganya adalah tingkat nasional.

Dengan berbekal kecintaannya terhadap bahasa jawa, Alfian mengaku selalu membiasakan menggunakan bahasa jawa halus (basa krama) ketika di rumah, terutama ketika berkomunikasi dengan kedua orang tuanya. Hal ini menjadi modal berharga baginya. Alhasil, dari tiga sesi sebelum babak grand final, remaja asli Bantul, Yogyakarta ini berhasil mengerjakan materi seputar aksara jawa, macapat, unggah-ungguh basa, wayang dan pranata mangsa. Hingga akhirnya, buah dari kerja kerasnya mampu mengantarkannya ke babak grand final. Walaupun harus puas menduduki peringkat ke-tiga, santri yang punya  nama lengkap Alfian Fakhru Rozi ini sangat bersyukur atas raihannya.  “Sempat bangga, karena saya dapat membawa nama baik pesantren”, ujarnya.

Ini merupakan pencapaian yang memuaskan, lantaran dalam beberapa bulan ini santri MBS berhasil mengharumkan nama baik pondok dengan raihan prestasi tingkat nasional bahkan internasional, ungkap kabag kesiswaan putra, ustadz Ikhwan Anshori.

Ustadz Eko Sugiarto juga mengapresiasi atas raihan ini. “Kalau santri MBS bisa unggul dalam bahasa arab dan bahasa inggris itu merupakan hal yang wajar. Dengan pencapaian ini, menandakan kualitas kebahasaan santri MBS mampu bersaing dengan sekolah umum yang notabene tidak berbasis asrama. Capaian ini sekaligus menambah pundi-pundi medali yang di dapat santri MBS dalam masa pandemi ini, tuturnya.(ElMoedarries)

Prestasi terus diukir para santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Sleman Yogyakarta di tengah carut marut pendidikan Indonesia di masa Pandemi Covid-19 ini. Prestasi kali ini diraih dalam ajang Asean Innovative Science Environmental and Entrepreneur Fair (AISEF) 2021. Sedikitnya 450 tim dari 16 negara di kawasan Asia ikut ambil bagian dalam ajang yang dihelat oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) ini.

proses pengukuran uji bahan dengan alat ukur

proses percobaan hasil riset, menggunakan hp sebagai media

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kepala Sekolah SMP MBS, Ustadz Fauzan Yakhsya, S. Hum mengatakan, medali yang diperoleh santri tersebut merupakan prestasi yang membanggakan, sehingga Indonesia bisa diperhitungkan oleh negara lain. Yang kedua, prestasi ini juga jadi pembuktian bahwa sekolah berbasis pesantren pun bisa bicara di level internasional. Sebuah kebanggaan. Kemudian yang ketiga,  kami sangat mengapresiasi kemampuan anak untuk belajar sendiri, hanya dengan didampingi tanpa program khusus. Ternyata kami bisa membentuk anak menjadi generasi pembelajar, jadi mau menggali sendiri, kita yang benar-benar hanya fasilitator, sehingga anak juga bisa bersaing,” bebernya.

Wali kelas 9F ustadzah Okta Ariyanti, S. Pd mengungkapkan hal senada, “Alhamdulillah saya merasa senang dan bangga dengan anak-anak. Walaupun masih masa pandemi seperti sekarang ini, jauh dari bimbingan pembimbing mata pelajaran, tetapi mereka tidak patah semangat, dan tetap terus berjuang hingga bisa sampai di titik ini,”ungkapnya.

produk hasil uji riset, berupa papan dengan bahan dasar alas dinding biji rambutan

zat radio aktif, salah satu zat yang digunakan dalam uji riset

 

Nasywa Zahlia Ramadhani dan Fatia Nurafifa Emawati, dua santriwati SMP MBS Sleman mengaku tidak menyangka bisa mendapat medali emas dari hasil penelitiannya dinding biji rambutan yang bisa digunakan untuk mengurangi radiasi elektro magnetik. Menurut Nasywa, santriwati yang masih duduk di kelas 9 ini mengaku sempat pesimis melawan negara saingannya karena memiliki alat yang lebih modern dan canggih. “Saya sempat minder, karena persiapan yang sangat mepet, ditambah sekarang kelas 9 juga sedang ujian praktek. Tapi tidak disangka, kami bisa menang. Ternyata yang dinilai bukan soal kecanggihannya, tapi soal metodologi yang simpel. Ini semua berkat dukungan pembina dan orang tua saya, ujarnya”.

Sementara itu, Fatia, teman satu kelas Nasywa yang menjadi rekan satu tim riset menjelaskan alasannya tertarik meneliti dinding biji rambutan. Dia menjelaskan, riset dinding biji rambutan tersebut baru dia teliti satu bulan yang lalu. Menurutnya, sekarang sedang musim rambutan, hampir tiap daerah panen rambutan. Penyuka rambutan juga cukup banyak, sangat disayangkan jika biji rambutan hanya menjadi sampah dan dibuang begitu saja. Atas dasar itulah, kami berinovasi dengan memanfaatkan biji rambutan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat dan berdayaguna daripada dibuang, “katanya.

Kejuaraan untuk siswa jenjang SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi ini melombakan sejumlah macam sub-bidang. Pertama Innovation Science, Environmental dan Entrepreneur Fair. Berlangsung sejak tanggal 17 hingga 23 Februari 2021, ajang AISEF tahun ini diikuti oleh siswa-siswa dari 16 negara termasuk Korea, Iran, Mexico, Sudan, Philipina, Singapura, Brazil, Malaysia, Turki, Thailand, China, Vietnam, Nepal, Yaman dan Amerika Serikat. (ElMoedarries)

.

Di tengah masa pandemi yang tak kunjung henti, para santri SMA MBS Sleman Yogyakarta terus mengukir prestasi. Sepertinya mereka ingin menunjukkan bahwa sekolah dan pondoknya punya daya saing, unggul dan berkualitas. Keikutsertaan SMA MBS Sleman Yogyakarta dalam Kompetisi Adu Pintar Pelajar ajang “Satu Klik, Aku Pintar Virtual Edu Expo 2021” yang digelar Aku Belajar Aku Pintar ini membuahkan hasil.

Salah satu pembimbing lomba dari SMA MBS, Ustadz Eko Sugiarto menjelaskan, materi yang dilombakan dalam Cerdas Cermat Adu Pintar  ini mencakup berbagai materi pelajaran, diantaranya pelajaran peminatan IPA, sejarah, bahasa inggris dan bahasa Indonesia.

Ustadz Eko juga menjelaskan, delegasi putra dari SMA MBS yang notabenenya merupakan santri kelas X berhasil mendapatkan juara 1 dari total 48 tim peserta lomba yang rata-rata merupakan siswa kelas XII. Ajang lomba yang di helat selama kurang lebih empat pekan ini menggunakan sistem gugur. Dimana dalam laga final hanya menyisakan enam tim dan diambil tiga terbaik untuk mendapatkan penghargaan juara. Dalam hal ini, juara satu diraih oleh SMA MBS Sleman Yogyakarta, sedangkan SMAN 2 Mataram meraih juara kedua. Untuk juara tiga disabet oleh SMAN 5 Taruna Brawijaya Malang.

Prestasi juara 1 ini diraih oleh tiga santriwan atas nama Alfian Fakhru Rozi, Alwan Chandra Ririh Adhyaksa dan Ghazkar Raify Arza yang masih duduk di kelas X. “Dengan juara ini mereka berhasil mengawinkan dua gelar, dengan sebelumnya menyabet juara III Karya Tulis Remaja Tingkat Nasional dalam rangka “6th Biology Challenge Festival” yang digelar Universitas Ahmad Dahlan. Tentunya, dengan prestasi ini segenap guru dan warga MBS ikut bahagia,” ungkap ustadz asal Patuk itu.

Tanggapan positif juga disampaikan oleh Kabag Kesiswaan Putra, Ustadz Ikhwan Anshori. Beliau mengungkapkan, mengaca pada prestasi ini, pihak sekolah akan mengadakan pembinaan khusus untuk mempersiapkan generasi selanjutnya yang lebih matang. “Harapan saya, tahun depan bisa lebih baik. Akan kita adakan pembinaan,” ungkap beliau.

Selain itu, Kepala Sekolah SMA MBS, Ustadz Roiq, Lc juga menyatakan kebanggaan dengan prestasi ini. Beliau berharap ini dapat memberikan inspirasi bagi santri lain untuk berprestasi di masa pandemi. “Semoga tahun depan lebih baik lagi dan muncul generasi baru yang tangguh-tangguh. Untuk para juara harus selalu meningkatkan kemampuan, perjalanan masih panjang,” ungkap pria asal Demak itu.

Salah satu dari 3 santri yang mendapatkan juara 1, Alwan Chandra Ririh Adhyaksa mengaku tak menyangka bisa meraih juara 1 se-Indonesia dalam lomba Cerdas Cermat. Ia dan dua anggota tim lainnya merasa kurang dalam hal persiapan. Selain itu, kebetulan, pesaing-pesaing mereka dari sekolah-sekolah yang bonafid. “Senang, nggak menyangka bisa dapat juara 1. Soalnya dari segi persiapannya kurang,” ungkap santri asal Bali itu. (ElMoedarries)

Santri SMA MBS Sleman Yogyakarta tak hanya mahir dalam bidang keagamaan seperti nahwu, qowaid, tahfizul qur’an, tilawah, dan syarhil qur’an, tetapi juga bidang sains seperti mata pelajaran matematika dan fisika. Buktinya, dua santriwati terbaiknya rengkuh medali emas dan perak di ajang bergengsi nasional, Olimpiade Pahlawan Sains Indonesia (OPSI).

Dua santriwati jenius tersebut yakni, Yuvita Indah Althaffy, kelas X MIPA 5, meraih medali emas bidang matematika, dan Aulia Fitri Hanifah, kelas X MIPA 5, meraih medali perak bidang fisika.

Aulia Fitri Hanifah Peraih juara 2 OSN Fisika

Usaha dan belajar keras dua santriwati terbaik SMA MBS membuahkan hasil yang membanggakan. Mereka mengerjakan soal-soal pada tanggal 22 November 2020 lalu secara daring dengan percaya diri. Tak pelak, saat diumumkan secara daring pula oleh panitia ajang Olimpiade Pahlawan Sains Indonesia tingkat nasional, nama mereka terpampang sebagai peraih medali emas dan perak.

“Karena masih pandemi, jadi kompetisi yang ada biasanya memang daring. Justru semakin menantang kondisi ini sebab kita harus semakin semangat belajar dan siswa yang ikut lomba bisa menjangkau dari daerah mana saja bahkan pelosok sekali pun. Ini tak menyurutkan kemauan kami untuk terus kompetitif dalam meraih prestasi.” Tutur Aulia.

Hal senada juga diungkapkan Yuvita, “ Meski berbeda dengan biasanya, kami tetap berusaha dalam kondisi nyaman dalam belajar, apalagi suasana di rumah sarananya tetap memadai bahkan didukung untuk terus berprestasi. Dan inilah hasilnya, Alhamdulillah.” Imbuhnya.

Bagi Yuvita, ini merupakan hasil yang menggembirakan, pasalnya bagi dara kelahiran Kepri dengan hobi membaca ini pasca meraih emas di ajang OPSI, satu bulan setelahnya putri ke dua dari empat bersaudara ini juga berhasil menyabet medali emas di ajang Kompetisi SAINS Lite Version (SIRION) tingkat nasional.

Capaian prestasi dua santriwati jenius bidang sains ini tak lepas dari usaha dan kerja keras ustadz dan ustadzah pembimbing yang berperan dalam pengembangan pembelajaran yang intensif dan fokus. Didukung dengan pengajar yang profesional dan berpengalaman sehingga pembelajaran intensif di MBS mampu mencetak generasi jenius, inovatif, dan berprestasi.[ElMoedarries]

“Kembali pada Al Qur’an dan Sunnah” inilah tagline persyarikatan Muhammadiyah. Di masa pendiriannya, sebagian besar sumber daya manusia Muhammadiyah memiliki kemampuan intelektual dan kepakaran di bidang ilmu agama, hal inilah yang kemudian menjadi simbol gerakan keagamaan ini. Namun, seiring berjalannya waktu, Muhammadiyah tak hanya mengurusi masalah umat dalam bidang keagamaan saja, tapi juga di bidang kesejahteraan dan pemberdayaan masyarakat. Meluas dan meningkatnya urusan persyarikatan inilah yang mungkin membuat sedikit demi sedikit tagline itu terkikis dan terlupakan, khususnya dalam hal pengkaderan ulama Muhammadiyah. Hingga dewasa ini, dirasa persyarikatan justru kekurangan kader ulama yang akan menyebar risalah pencerahan. Kini, inilah yang menjadi fokus gerakan persyarikatan ke depannya yaitu pembibitan calon ulama Muhammadiyah.

Untuk itu, dalam rangka menyiapkan mental dan upaya meningkatkan kompetensi kader ulama unggulan, Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Sleman Yogyakarta mengadakan program Daurah Bahasa Arab sebagai Persiapan menuju Internasional University of Africa Sudan.

Program ini diikuti oleh 16 orang peserta yang terdiri dari 9 santri putra dan 7 santri putri, mereka semua merupakan alumni MBS angkatan 7 yang akan melanjutkan study di Sudan. Daurah diselenggarakan di Kompleks PPM MBS Yogyakarta selama dua bulan, dimulai dari Sabtu, 17 Oktober – Kamis, 24 Desember 2020.

Materi daurah mencakup Aqidah, Fiqh Islamy, Qawaid, Insya’, Imla’, Fahmul Masmu’, dan Fahmul Maqru’. Pengampu dan pengisi materi daurah diantaranya Syekh Abdul Qadir Al Amin (pengajar dari Sudan), dan Syekh Naser Aly (pengajar dari Libya)

Selain belajar materi Syar’i, peserta daurah juga diajak rekreasi dengan tadabbur alam ke Pantai Drini, Gunung kidul, selain sebagai momen untuk melepas penat dan letih selama daurah berlangsung juga sebagai wahana tadabbur dan tasyakur atas nikmat yang telah Allah berikan sambil praktik berbicara dengan pengajar native speaker.

Ditambah dengan adanya Native Speaker dari Sudan, yaitu Syekh Abdul Qadir Al Amin yang sering memberikan penjelaskan tentang kondisi negara Sudan secara umum, membuat peserta santri dapat mengurangi informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan. Disampaikan juga penjelasan umum tentang Universitas Ifriqya Al-Alamiyyah Sudan secara detail, mencakup syarat jurusan yang ada di kampus, jumlah dan keadaan mahasiswa Indonesia yang saat ini sedang kuliah di sana, dan kondisi Pembelajaran di International University of Africa Sudan.

Tahun ini, Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Sleman Yogyakarta diberi kesempatan menempati 16 kursi di Universitas Ifriqya Al-Alamiyyah Sudan, yang terdiri dari 9 santri putra dan 7 untuk santri putri. Sedangkan tahun lalu hanya mendapat 10 Kursi. Peningkatan ini membuat pihak pondok pesantren berharap semoga untuk ke depannya kuota santri yang dapat kesempatan belajar di Sudan dapat ditambah semakin banyak lagi.

Ditemui disela-sela pelaksanaan Daurah, Sekretaris Umum PPM MBS, Ustadz Sahman, Lc., menjelaskan bahwa pelaksanaan Daurah bahasa Arab kali ini menjadi istimewa karena diadakan ditengah situasi pandemi dan harus mengadakan proses kegiatan pembelajaran tatap muka di pondok, ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi pesantren. Selain itu beliau menjelaskan bahwa daurah ini di isi juga dengan Program pendukung diantaranya kegiatan Tahfidz Qur’an dan Kajian Kitab, sehingga diharapkan setelah daurah selesai, peserta dapat mengambil banyak ilmu dan pelajaran yang telah diajarkan selama kegiatan ini berlangsung secara maksimal.

Wakil Direktur Bidang Kema’hadan PPM MBS, Ustadz Faqihuddin, Lc., dalam satu kesempatan saat ditemui menyampaikan harapan yang besar atas terselenggaranya daurah bahasa Arab tahun ini yaitu daurah ini merupakan daurah pertama, karena tahun sebelumnya belum pernah diadakan, utamanya untuk memberi pembekalan calon mahasiswa yang ingin meneruskan study timur tengah wabil khusus di Sudan.

“Selamat kepada seluruh peserta daurah, tetap istiqamah, teruslah belajar, semoga ilmu yang didapat bisa bermanfaat dan terus dikembangkan,” ungkap Ustadz Faqihuddin.

Hal senada juga disampaikan Ustadz Fajar Shadik, Lc., Selaku Direktur PPM MBS Yogyakarta, Mengungkapkan bahwa pihaknya sangat mendukung kegiatan daurah ini, yang tujuan utamanya tidak lain adalah untuk menyiapkan bekal untuk calon kader ulama, dai, dan mubaligh yang unggul. Beliau juga berpesan kepada para peserta, bahwa mereka semua adalah orang-orang pilihan. Anak panah kader persyarikatan dan agama, yang sangat diharapkan kiprahnya untuk masa depan bangsa.

“Tentunya dengan adanya daurah ini, akan menyiapkan mental dan meningkatkan kompetensi, harapannya ke depan setelah Daurah ini selesai, akan bertambah kesiapan anak ketika sudah mulai kuliah di sudan nanti,” ujar Ustadz Fajar.

Sementara itu, salah seorang peserta daurah bahasa Arab, Muhammad Amin Alwan, menuturkan rasa terima kasih dan apresiasinya atas terselenggaranya daurah, Tentunya sangat banyak manfaat yang didapatkan oleh peserta dari daurah ini yang bertujuan membantu dan membekali para calon mahasiswa yang akan meneruskan study di  Timur Tengah, khususnya untuk mempersiapkan ujian masuk Tahdid mustawa menuju International University of Africa Sudan .

“Terima kasih juga saya sampaikan kepada Ustadz Ustadzah dan seluruh stakeholder MBS yang telah sangat banyak membantu serta memfasilitasi program ini, sehingga dauroh ini bisa berjalan dengan baik dan lancar,” ungkapnya.

“Selama daurah ini, kesannya itu senang karena selama pembelajaran berlangsung pengampu dan pengisi materi sangat berkompeten, suasana kondusif dan mendukung sekali untuk proses pembelajaran, walaupun menggunakan bahasa arab namun penjelasan materi bisa ditangkap dan dipahami dengan mudah. Harapan saya, selesai bukan berarti belajarnya berhenti. Justru ini merupakan awal langkah kami untuk belajar lebih dalam lagi, mengembangkan apa yang sudah didapat di daurah, dari para pengajar, juga ke depannya acara daurah ini bisa semakin baik lagi,” tambah Amin.(red)

Di samping itu, perlu diketahui juga agenda daurah kali ini didokumentasikan oleh bagian informasi dan komunikasi PPM MBS yang kemudian diunggah ke kanal Youtube MBS TV Yogyakarta Official

Berikut adalah link dari Youtube : https://www.youtube.com/watch?v=Wva2JCQhjFc

 

Bencana alam yang akhir-akhir ini menimpa sebagian wilayah Indonesia mengundang simpati dari
masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam membantu korban bencana, termasuk juga para generasi
muda khususnya pelajar Muhammadiyah. Oleh karena itu kami PR IPM MBS Sleman Yogyakarta ikut
bersimpati dalam hal ini,sehingga kami mempelopori dengan menggencarkan gerakan “ PELAJAR
PEDULI INDONESIA”untuk membantu korban bencana alam sebagai bentuk kepedulian sosial.


Sebagai gerakan organisasi pelajar, maka kami PR IPM MBS Sleman Yogyakarta berkeinginan melakukan penggalangan dana di lingkungan masyarakat. Sumbangan bantuan yang didapatkan dari hasil penggalangan dana, nantinya akan kami serahkan kepada LAZIZMU MBS Sleman Yogyakarta, sebagai perantara untuk membantu dan meringankan beban korban bencana alam yang telah terjadi.

Kegiatan penggalangan dana ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Dapat membantu saudara kita yang tertimpa musibah banjir di Kalimantan Selatan dan
gempa bumi di Mamuju.
2. Memperkuat tali silaturahmi dan ukhuwah islamiyyah antar santri.
3. Mengajarkan santri tentang rasa syukur dan saling tolong menolong.
4. Untuk menigkatkan rasa solidaritas dan kepedulian terhadap sesama.
Sasaran dari kegiatan penggalangan dana ini adalah seluruh warga dalam lingkup pondok
Pesantren dan masyarakat secara luas terutama daerah Kota Pekalongan dan Kabupaten Sleman.
Kegiatan penggalangan dana “Pelajar Peduli Indonesia” kali ini dilaksanakan di dua daerah
yang berbeda, dengan rincian sebagai berikut :

1. Konsul Jawa Tengah (Kota Pekalongan)
Hari, tanggal : Ahad, 24 Januari 2021
Waktu : Pukul 09.00 – 15.00 WIB
Tempat : Monumen Djoeang ’45 dan Simpang Ponolawen
2. Konsul DIY (Kabupaten Sleman)
Hari, tanggal : Selasa, 26 Januari 2021
Waktu : Pukul 09.00 – 15.00 WIB
Tempat : Perempatan Condongcatur dan Pertigaan UIN Sunan Kalijaga


Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka membantu meringankan beban saudara kita yang
tertimpa musibah dan bencana banjir di Kalimantan selatan dan gempa bumi di sulawesi barat..
Kegiatan penggalangan dana dilaksanakan di dua konsul berbeda(kota pekalongan dan kabupaten
Sleman). Alhamdulillah kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dan sebagaimana mestinya.
Alhamdulillah kegiatan penggalangan dana berjalan dengan lancar, terlihat dari antusias masyarakat
yang turut membantu menyisihkan sebagian rezekinya untuk korban bencana. Total penggalangan
dana yang diperoleh sebesar Rp. 15.589.000,00 dan telah diserahkan kepada LAZIZMU MBS Sleman
Yogyakarta sebagai perantara untuk menyalurkan bantuan ke daerah yang terdampak bencana. (red)

Pelantikan IPM tahun ini berbeda dengan dengan tahun-tahun sebelumnya, karena pelantikan tahun ini diadakan secara daring (dalam jaringan) atau secara virtual. Tentu sangat istimewa bagi kami,karena banyak hal-hal baru yang akan menjadi fokus dan arah tujuan kami dalam berIPM nantinya.

Acara pelantikan ini diselenggarakan tepatnya pada hari kamis,28 januari 2021,pukul 13.00 WIB. Diawali dengan pembukaan,dan pembacaan kalam illahi,yang dibacakan oleh ustadz Kahar selaku Kabag Kema’hadan putra,dilanjutkan dengan prosesi sambutan. Sambutan yang pertama disampaikan oleh IPMAWAN Jundi Abdurrahman selaku ketua umum PR IPM MBS Putra Periode 2019/2020. Sambutan selanjutnya disampaikan oleh IPMAWAN Rizky Ramadhan Kalanani selaku ketua Bidang Organisasi PD IPM Sleman. Kemudian sambutan yang terakhir disampaikan oleh ustadz Rahmat Susanto SP.d selaku wakil direktur bidang pendidikan PPM MBS Yogyakarta.

Hingga tiba pada acara inti,yaitu prosesi pelantikan. Ada yang unik dari prosesi ini,karena para calon IPMAWAN tidak hadir langsung dalam mengikrarkan sumpah jabatan yang ada. Prosesi pelantikan ini dipimpin langsung oleh ustadz Faqihuddin Lc. selaku wakil direktur bidang kema’hadan. Diawali dengan pembacaan ikrar jabatan dan pernyataan terkait kesiapan para calon IPMAWAN dalam mengemban amanah, dilanjutkan dengan prosesi serah terima jabatan secara simbolis berupa penyerahan jas IPM dari IPMAWAN Jundi Adurrahman selaku ketua umum PR IPM MBS Putra Periode 2019/2020 kepada ketua IPM terpilih IPMAWAN Kunta Ulinnuha, dan diakhiri dengan sambutan ketua IPM terpilih. Selanjutnya prosesi pelantikan ditutup dengan pembacaan doa oleh IPMAWAN Hamka Al-Hakim

Dengan dilaksanakannya prosesi serah terima tersebut, menjadi tanda bahwa estafet kepemimpinan sudah secara resmi diserahkan kepada kami. Maka kami berterimakasih kepada seluruh pihak yang berpartisipasi dan ikut mensukseskan acara ini,serta memohon doa dan dukungan dari segenap warga PPM MBS Yogyakarta dalam mengemban amanah kepengurusan IPM. Semoga dalam perjalananya nanti, IPM bisa memberikan dedikasi nyata sebagai penggerak roda dakwah Pelajar Muhammadiyah.aamiin yaa rabbal aalamiin…..(red)