Selasa (15/08/2023) Jofin Putri Alayya akhirnya tersenyum lebar. Senyum Jofin nampak sumringah setelah pengumuman hasil perlombaan diumumkan. Ia pun maju ke panggung menerima sertifikat secara simbolik dari Dewan Juri. Jofin bertandang dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat provinsi. Jofin berhasil memenangkan Silver Medal atau Juara dua mengalahkan kompetitor lainnya.

Lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini diselenggarakan oleh Pemerintah DIY. Lomba ini diadakan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah. Lomba ini dimulai semenjak pukul 08.30 sampai 13.00 Wib. Dalam proses seleksi lomba, ada sekitar 220 naskah masuk dari SMA dan 112 dari SMK. Dari keseluruhan naskah yang masuk diseleksi menjadi 50 besar, dan tim dari SMA MBS masuk ke 50 besar.

Setelah masuk 50 besar, mereka para peserta diwajibkan presentasi dan mempertahankan argumentasi penelitiannya dihadapan dewan juri. Tahap selanjutnya diambil 8 besar, dan dari 8 besar itu dipilih lima besar.

Jofin pun percaya diri dan mampu mempertahankan argumentasinya dihadapan juri. Jofin dalam wawancaranya kepada LPP mengatakan bahwa topik yang diangkat Jofin adalah “Penghayatan Budi Pekerti dalam Budaya Jawa”. Penelitian ini diangkat Jofin karena sejatinya Indonesia itu kaya dengan berbagai budaya daerah. Dalam kekayaan budaya daerah itu, kita memiliki khazanah dalam budi pekerti. Saya mengangkat budaya Jawa, tuturnya.

Sebagai kompetisi pertama dalam dunia karya tulis ilmiah, Jofin merasa grogi dan tertantang. “Ini pertama kali bagi saya, biasanya saya ikut lomba menghafal seperti pidato dan lainnya. Dengan presentasi saya harus tampil meyakinkan dan ini tantangan bagi saya.”

Dari kompetisi ini, Jofin mengaku senang bisa mendapatkan pengalaman dalam kompetisi ini. Ia pun mengaku senang bisa mendapatkan Silver Medal dalam ajang ini. Jofin yang bercita-cita menjadi reporter kini masih duduk di kelas XII MIPA 6.

Ustazah Kusworo Rini mengaku senang sekali dengan raihan prestasi santriwatinya ini. Sebagai pendamping lomba dan pembimbing dari Kesiswaan ia mengaku ikut terharu. “Saya ikut bangga dan terharu  santriwati MBS juara.  Karena tadi pagi tegang banget waktu nama-nama yang 8 dipanggil satu satu. Dan jurinya bukan orang sembarangan ada redaktur KR,  penulis senior, dosen dan penerbit.”(Arif)