Selamat kami ucapkan kepada Ananda Surya Ibrahim Setiawan beserta ananda Jaasir Yusuf Muhammad yang telah menorehkan prestasi luarbiasa di negeri matahari terbit (Jepang). Santri MBS masing-masing memperoleh Medali Emas untuk kategori Line Follower dan Emas untuk kategori Maze Solving.

Perlombaan yang dihelat di kota OSAKA Jepang ini diikuti oleh 3 negara yaitu Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Perlombaan Robotik tingkat SMP ini bertemakan 6 tahun Internasional Robotic Training and Competition. Acara digelar dari tanggal 27 Oktober-2 November 2017, ada empat cabang lomba yang tandingkan  yaitu Maze Solving, Line Follower Analog, Soccer dan Sumo RC. Acara yang dilaksanakan tanggal 29 di 6 Chome-15-46 Onoharahigashi, Minoo-Shi, Osaka-Fu562-0031 oleh persatuan pelajar Indonesia Osaka-Nara dan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Jaasir Yusuf Mumammad adalah putra dari bapak Abdul Muin dan ibu Yasmini Fitiyati. Jaasir adalah putra kelahiran 11 Februari 2015 dan sekarang menempuh pendidikan di MBS Jogjakarta di kelas VII A. Yasir beserta orang tuanya tinggal di jl. Pesantren No. 8 Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.

Surya Ibrahim Setiawan adalah putra dari bapak Nukman Agustam dan ibu Siti Istiqomah Hidayati. Surya adalah santri MBS kelas IX B. Putra kelahiran 17 Juni 2003 ini tinggal bersama orang tauanya di Jl. Merdeka Rt. 03/RW.02 Desa Wates, Blitar, Jawa timur.

Kami ucapkan selamat atas prestasi yang telah ditorehkan. semoga bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi santri-santri lainnya untuk berprestasi. Hal ini juga kado istimewa untuk pondok MBS Jogjakarta yang sebentar lagi memasuki satu dasawarsa.  semoga MBS Jogjakarta makin berjaya, makin menjadi yang terbaik untuk umat, bangsa, dan negara.

 

Olimpiade Ahmad Dahlan (OlimpicAD) V  tahun 2017 yang di helat di Bandar Lampung 26-29 Oktober 2017  telah berakhir. Acara yang bertemakan “Membangun Sinergi dalam Mewujudkan Pendidikan Muhamamdiyah yang Unggul, Kompetitif, dan Berkemajuanini diikuti oleh sekolah-sekolah perguruan Muhammadiyah dari seluruh Indonesia.

Jadwal kegiatan yang diikuti oleh peserta begitu padat, namun peserta tetap semangat wabil khusus santri-santri PPM MBS Jogjakarta. Total keseluruhan cabang yang dilombakan ada 21 cabang lomba mulai dari Olimpiade Matematika, IPA, Fisika, Kimia, Biologi, News Reading in English, Ismu in Arabic, Ismu in English, Otomotif (SMK), Robotika, Film Indie, Karya tulis ilmiah, desain web sekolah, Bussines Plan (SMK, MA), Penelitian tindakan sekolah, Majalah sekolah, Tilawatil Qur’an, Musabaqoh Fahmil Qur’an, Hafidz Qur’an, dan seni Tapak Suci.

Lomba-lomba dilakukan dalam 3 babak, yaitu babak penyisihan, babak semifinal, dan babak final. Alhamdulilah santri MBS dapat menorehkan prestasi terbaik di beberapa cabang lomba seperti:

  1. Olimpiade Fisika SMA mendapatkan medali Emas atas nama M Thoriq Mujiddilhaq
  2. Ismu in Arabic SMA mendapatkan medali Emas atas nama Rosti Hanifah Salsabila
  3. Robotika  SMA mendapatkan medali Emas atas nama Fuad Nurohman dan A. ilham Amrozi
  4. Olimpiade Biologi mendapatkan medali Emas atas nama M. Izzul Fikri Noor
  5. Olimpiade IPA SMP mendapatkan medali Emas atas nama Bihar Hikam Ahmadi
  6. Olimpiade matematika SMA mendapatkan medali Emas atas nama Wahid Nurrosyid
  7. Desain Web Site SMP mendapatkan medali Emas atas nama Faza Muhammad Ilham santri MBS 2

 

  1. News Reading SMA mendapatkan medali Perak atas nama Adzania Magfira Sausan
  2. Musabaqoh Fahmil Qur’an SMA mendapatkan medali Perak atas nama masayu Alya Mur’aini, Yamaica Nur Amalia, dan  Sekar Arum Fahma Adzkia

 

  1. Ismu in Arabic SMP mendapatkan medali Perunggu atas nama Hamzah Imawan
  2. Olimpiade Matematika SMP mendapatkan medali Perunggu atas nama Muthia Iza Latifah
  3. Desain Web Site SMP mendapatkan medali Perunggu atas nama Iqbal Sauqi Mubarok dan Faqih Miftahul Ghana

 

 

Hasil ini tentunya menjadi kebanggaan kita bersama. Selamat atas prestasi yang telah ditorehkan, sejarah telah mencatat apa yang telah diraih. Teruslah berbenah, teruslah belajar, teruslah berusaha, teruslah berdoa, teruslah berjuang agar torehan-tortehan prestasi di lain kesempatan dapat lebih baik lagi.

Catatan manis kembali ditorehkan kafilah MTQ MBS Yogyakarta. Dalam ajang lomba tahunan ini kafilah SMP dan SMA MBS meraih 7 emas, 2 perak dan 3 perunggu.

Dari 12 medali yang diperoleh, jenjang SMA mengumpulkan 8 medali, sedangkan 4 medali lainnya diperoleh dari jenjang SMP.

Pergelaran MTQ tingkat kabupaten Sleman yang diadakan di SMPN 2 Kalasan ini langsung dibuka oleh wakil bupati Sleman, Ibu Dra. Hj. Sri Muslimatun, M. Kes.

Dari beberapa medali emas yang didapatkan, diantaranya dipersembahkan dari Musabaqah Adzan atas nama Irfan Aufa ( SMA ), Musabaqah Pidato Putra Farrel Izham Prayitno ( SMA ), Musabaqah Tartilul Qur’an Nuril Kaunaini ( SMA ), Musabaqah Nasyid, Musabaqah Hifdzil Qur’an putra Fata Alhusaini ( SMP ), Musabaqah Hifdzil Qur’an Putri Hayyin. A ( SMP ), dan Musabaqah Tartilul Qur’an Putri atas nama Alifia Nida Zulaikha ( SMP ).

Sementara itu medali perak disumbangkan dari  Musabaqah Pidato Putri Rosti Hanifa Salsabila ( SMA ), dan Gustama Fauzi ( SMP ) cabang lomba Musabaqah Tartilul Qur’an.

Di cabang lomba yang lain Gifa Farabi yang tampil di MHQ putra SMA, Luthfi Hamdan cabang Khutbah SMA dan Musabaqah Syarhil Qur’an SMA harus puas mendapat perunggu.

Keberhasilan ini menjadi modal berharga bagi kafilah MTQ MBS Yogya setelah mampu mengukir prestasi membanggakan.

Didampingi Ust. Agus Mu’alim, S. Ud mengatakan, “ ini modal kami menuju Provinsi, untuk itu anak-anak saya harapkan untuk tidak cepat puas dengan hasil ini. Kita akan berusaha, berlatih dan bekerja lebih keras agar mampu meraih hasil yang lebih tinggi. Kita akan mengikuti pembinaan dan arahan dari tim pembina kabupaten sleman secara optimal agar kembali mengharumkan nama MBS di kancah yang lebih tinggi”, terangnya.

Dengan raihan 7 medali emas ini, kafilah MTQ MBS baik SMP dan SMA akan mengikuti pelatihan dan pembinaan yang akan diselenggarakan panitia MTQ kabupaten Sleman, dan berhak maju mewakili kabupaten Sleman ke tingkat Provinsi DIY yang akan digelar pada tanggal 8 November 2017

Kontingen SMP MBs kembali mengukir prestasi di ajang MTQ pelajar tingkat SMP/MTs korwil sleman timur.

Dengan perolehan 4 emas, 3 perak dan 2 perunggu, kontingen SMP MBS menjadi juara umum dengan total 9 medali.

SMPN 1 Kalasan yang menjadi tuan rumah ajang tahunan ini menjadi tempat berkompetisi 14 cabang lomba yang dipertandingkan.

Pada penyelenggaraan lomba kali ini 31 sekolah jenjang SMP/ MTs ikut ambil bagian dalam beberapa cabang lomba yang dipertandingkan.

Kontingen SMP MBS yang mengirimkan 19 peserta terbaiknya, sejak awal sudah optimis akan meraih hasil yang maksimal, dan hal itu dibuktikan dengan perolehan 4 emas dari cabang Musabaqah Tartil Qur’an Putra atas nama Gustama, cabang Tartil Qur’an putri Alifia Nida, cabang Hifdzul Qur’an putra , cabang Hifdzul Qur’an putri Hayyin Ainur. Sementara itu cabang pidato putra, Kamal Haqi berhasil meraih juara 2 serta Tim CCA putri.

Juara 3 diraih dari cabang khutbah jum’at dan tilawah putri atas nama Irsyad M dan Difa Yuriaska.

Juara 1 dari tiap cabang lomba berhak mewakili Sleman timur ke tingkat kabupaten yang insya allah akan diselenggarakan pada tanggal 18 September 2017. Kontingen SMP MBS secara otomatis mengirimkan 4 wakil terbaiknya maju ke tingkat kabupaten. Tentunya perjuangan yang tidak mudah akan kembali dilalui anak-anak, mengingat persaingan yang sangat kompetitif diantara para peserta lomba. Namun demikian dengan usaha dan doa yang senantiasa dilakukan anak-anak, besar harapan untuk bisa kembali menorehkan prestasi dan kembali mengharumkan nama MBS tercinta di ajang MTQ tahun ini.

Kafilah MBS yang terdiri dari 16 peserta, berhasil meraih 5 medali di ajang olimpiade kitab kuning yang diselenggarakan Forum Silaturahim Pondok Pesantren ( FORSIPP ) daerah Kabupaten Sleman.

Dari kelima medali tersebut, MBS Yogyakarta berhasil menyumbang 2 medali emas dari marhalah wustho, cabang akhlak, kitab Minhajul Abidin.

Kedua santri peraih medali emas Rosti Hanifa Salsabila dan M. Fuad Anshori yang masih tercatat sebagai santri kelas XII ini berhasil mendapatkan poin tertinggi dalam penilaian yang dilakukan dewan juri.

Selain Rosti dan Fuad, ada 3 nama lain yang juga berhasil mengharumkan nama MBS , M. Fata Alhusnaini kelas IX berhasil meraih medali perak marhalah ula cabang akhlak kitab Bidayatul Hidayah.

Sementara itu perolehan perunggu ditorehkan oleh 2 santri, Abid Muhammad Taufik kelas XII IPA, marhalah Wustho cabang nahwu kitab Kifayatul Ashab, dan Sekar Arum Fahma kelas XII IPA, marhalah Ulya cabang akhlak kitab Ihya Ulumiddin.

Pelaksanaan Musabaqah yang diadakan di Ponpes As Sholihah, Jonggrangan, Mlati, Sleman ini diikuti 16 Pondok pesantren, dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan RI ke 72 dengan mengusung tema “ Membumikan Hasanah Kitab Kuning di Bumi Nusantara”.

Perolehan 5 Medali di ajang olimpiade kali ini sangat prestisius dan menjadi sinyal positif bagi pondok pesantren MBS yang mengusung keseimbangan ilmu umum dan agama, para santri mampu membuktikan dan bisa bersaing dengan pondok pesantren lainnya yang notabene selalu berkutat di masalah kitab kuning.

Harapan kedepannya, semakin banyak lagi santri MBS yang ikut berpartisipasi dalam ajang musabaqah-musabaqah kitab kuning lainnya, yang endingnya santri semakin cinta dan senang dengan kitab-kitab klasik, sehingga dengan kecintaannya menumbuhkan pemahaman dan pengamalan dari ilmu yang ada dalam kitab tersebut.

Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (PPM MBS) Yogyakarta mempertegas dominasinya dalam ajang Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) setelah menyandingkan gelar juara umum kelompok SMP dan SMA. Berbagai kategori berhasil dimenangkan para santriwan santriwati MBS pada MTQ Korwil Sleman Timur yang berlangsung di SMKN 2 Depok dan SMPN 2 Prambanan.

Pada tingkat SMA, MBS berhasil meraih 7 medali emas 1 perak dan 2 perunggu. Emas dipersembahkan dari cabang putra kategori Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ), Musabaqoh Hifdzil Quran (MHQ), Khotbah Jumat, Adzan, sedangkan cabang putri menyumbang emas dari kategori Pidato, Musabaqoh Tartil Quran (MTqQ) dan Musabaqoh Syarhil Quran (MSQ). Sementara 1 perak berhasil diraih dari cabang putra kategori Pidato, sedangkan Nasyid dan MTtQ sumbangkan perunggu.

Untuk tingkat SMP, MBS mampu mendominasi hampir seluruh cabang dengan meraih 9 emas. Emas diperoleh dari cabang putra kategori Musabaqoh Tartil Quran (MTtQ), Musabaqoh Hifdzul Quran (MHQ), Pidato, Cerdas Cermat Agama (CCA), Khotbah Jumat dan Adzan. Sedangkan cabang putri, emas disumbangkan dari kategori Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ), Musabaqoh Hifdzul Quran (MHQ), Pidato.

Atas raihan ini, Taufik Widyantoro SPd selaku kordinator lomba mengaku cukup bangga atas prestasi yang diraih santriwan santriwati MBS. “Ini hanya lagkah awal untuk maju tingkat kabupaten bagi yang mendapat edali emas. Semoga anak-anak tidak cepat puas dan berhenti belajar, karena tantangan lebih berat sudah menunggu mereka pada tinggat kabupaten,” jelasnya kepada KRjogja.com, Minggu (18/09/2916).

Sementara itu Direktur PPM MBS, Ustadz Fajar Sadik Lc mengatakan, pihak MBS tidak melakukan persiapan khusus dalam ajang tersebut karena apa yg dilombakan sudah merupakan kegiatan para santriwan santriwati di pondok. “Kita ajari anak-anak mengkaji Al Qran bukan untuk itu, tapi kalau juara itu hanya efek saja dari ketekunan mereka belajar Ilmu agama di pondok,” tegasnya.

MTQ Korwil Sleman Timur melombakan 14 kategori dan diikuti seluruh SMP serta SMA negeri maupun swasta yang berada di wilayah Sleman Timur. Masing-masing juara satu atau peraih medali emas pada setiap kategori berhak maju pada MTQ tingkat Kabupaten Sleman mewakili Korwil Sleman Timur.

Santri seharusnya tidak hanya peduli dengan kemampuan akademik, kemampuasn fisik juga merupakan hal yang harus diperhatikan. Bukankah mukmin Yang kuat lebih dicintai dari mukmin yang lemah? maka ekstra kurikuler berupa olahraga ekstrim harus selalu digalakkan dipesantren.

Agar santri terpancing untuk berprestasi maka secara berkala Ponpes MBS Yogyakarta mengikuti even even olahraga yang diselenggarakan oleh PEMDA. Salah satunya adalah Pospeda Pemkab Sleman. Pospeda merupakan ajang bagi para santri untuk mengembangkan diri, berkreasi dan berprestasi sebagai upaya melahirkan generasi – generasi penerus yang berkualitas. Santri MBS rutin mengikuti Pekan olahraga tahunan yang diadakan oleh pemkab Sleman ini.

dst

 

Postur tubuhnya kecil, bisa dibilang paling kecil di antara teman seusianya di kelas 7F SMP Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta. NAmun, dibalik tubuh kecilnya itu dia memiliki prestasi menonjol. Dialah Nabila Shlaisya Muna. Alumni SD Muhammadiyah 1 Alternatif (SD Mutual) kota Magelang, yang memperoleh nilai sempurna 300,0 dalam Ujian Sekolah.

Nabila tentu punya strategi belajar yang ia gunakan sehingga menghantarkanya pada peraih nilai tertinggi US di magelang dan 4 besar Provinsi Jawa Tengah. Tapi bila ditanya jawabnya hanya satu, “Rajin belajar”. Mungkin terdengar Klise tapi nampaknya itu adalah salah satu jalan yang harus ditempuh oleh seorang siswa untuk mencapai sebuah prestasi.

Nabila sendiri bisa mendapatkan nilai sempurna itu mengakui melakukan metode belajar seperti biasanya dan tidak ada yang berbeda sekitar pukul 15.30 usai pulang sekolah dan kemudian Istirahat.

Belajar dilangsungkan setelah Shalat Magrib dan hingga menjelang waktu Shalat Isa kira – kira sekitar 45 Menit. Dan terus istirahat sebentar dan kemudian mulai belajar lagi sampai pukul 21.00 WIB.

“Pagi hari pukul 03.00 WIB, bangun untuk melaksanakan Shalat Malam. Itu, saya lakukan diawal, terkadang bangun sendiri, tapi sering dibantu ibu yang selalu membangunkan saya.” Ujar Putri kedua dari Almarhum Sugiono itu.

Dan setelah melaksanakan Shalat malam belajar beberapa lagi hingga menjelang salah subuh. Dan pada waktu itu biasanya mengerjakan beberapa soal latihan dan juga membaca mata pelajaran secara diulang – ulang.

Kini setelah beberapa bulan diMBS, Nabila mengaku sudah lumayan memahami lingkungan sekitar, meski masih perlu beradaptasi. Tapi tekadnya yang sejak awal memang ingin menjadi santri agar bisa menjaga dirinya dari pergaulan diluar pesantren.

“Saya ingin nyantri biar terjaga pergaulannya, sebab sekarang kalau diluar pondok rasanya ngeri.” Kata Nabila

Awalnya Nabila memilih MBS karena melihat kakaknya yang terlebih dahulu belajar diMBS. Bukan berarti dia ingin mengekor kakaknya atau karena paksaan orangtua agar sekolah diMBS. Nabila ingin belajar DiMBS karena dia melihat perubahan kakaknya yang sangat baik.

“Pada saat masih dirumah, seneng aja liat kakak pas pulang saat liburan pondok. Dia sholatnya jadi rajin, puasanya juga. bacaan Quran dan Hafalanya lebih bagus. Pokoknya seneng liat kakak yang banyak perubahannya semenjak di MBS, jadi saya terinspirasi darinya dan harapanya bisa seperti kakak”

Nabila bersyukur, kini dia menjalani kehidupan seperti yang dibayangkanya. Sholatnya lebih terjaga dan semakin rajin berpuasa. Semakin mandiri dalam segala hal, disiplin dalam menyiapkan segala sesuatu dn yang lebih mengasyikkan adalah bertemu dengan berbagai macam teman yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia.

Nabila yang bercita-cita menjadi desainer busana seperti ibunya ini juga hobi membaca. Keinginnaya kini adalah menjadi lebih sholihat, lebih fasih membaca Al-Quran dan Ingin menjadi Seorang Hafidzoh.

 

Sebagai salah satu wadah pembentukan karakter kepemimpinan, padvinder menjadi pandu guna mencetak kader kader pemimpin bangsa yang berwawasan kebangsaan yang kuat. Hizbul Wathon merupakan salah satu organisasi kepanduan yang hadir sejak sebelum kemerdekaan. Mencetak generasi muda yang kuat dan pemberani. Tidak banyak bicara tetapi penuh dengan aksi.

Cita cita pendirian Hizbul Wathon yan digagas oleh Kyai Dahlan tetap bergerak hingga hari ini. Menyongsong tantangan dengan gagah berani, menciptakan generasi generasi yang bersemangat juang dan berjiwa ksatria.

Segenap jajaran MBS Yogyakarta mengucapkan selamat kepada,
1.ustadz Eko Priyo Agus N, S.Pd.I
2.ustadz Satria Bintang T.A.R.IP
3.ustadzah Azizah Nur Ibtihaj Syaiful
4.ustadzah Humairah Ulfa Hastari
telah dilantik pada hari minggu 30 juli 2017 menjadi Hizbul Wathan Muhammadiyah cabang Prambanan. Semoga istiqomah dan bisa membawa HW lebih berkemajuan

Banyak Pesantren di Indonesia mewajibkan alumninya untuk mengabdi atau menjadi kader di almamater. Mereka yang sudah lulus tetap tinggal, untuk belajar lebih dalam ilmu agama dan juga pengelolaan pesantren.

Mengabdi adalah inggal lebih lama di pesantren meski sudah lulus. Durasi pengabdiannya beragam, dari hitungan bulan hingga tahunan. Bahkan sbagian peaantren menjadikan pengabdian s bagai salah satu syarat untuk pengambilan ijazah.

Meaki demikian tidak semua pesantren mewajibkan alumninya melakukan pengabdian. Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta adalah salah satu yang tidak menerapkan kewajiban ini. Meski demikan, setiap tahunnya banyak alumni baik putra maupun putri memilih tinggal dipondok untuk membakikan diri di MBS. Kebanyakan dari mereka adalah alumni yang menunggu pengumuman tes kampus luar negeri khususnya dari Timur Tengah. Tetapi ada juga alumni yang telah kuliah di sejumlah kampus di yogyakarta. Mereka pergi kuliah dipagi hari dan kembali ke pondok keika sore untuk memenuhi tanggung jawab yang telah ditentukan dari konsekuensi pengabdan tersebut.

Kini, ada 20 alumni mengabdi di MBS. Salah satunya adalah Kahar, alumni angkatan pertama yang berasal dari Sengatta Selatan, Gunung Karet, Kalimantan Timur dan kini kuliah di Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)

Bagi Kahar, mengabdi adalah jalan untuk membalas budi kepada Muhammadiyah. Kahar sendiri bersekolah selama 4 tahun di MBS dan masuk melalui jalur takhassus. Dia memperoleh beasiswa penuh dari Muhammadiyah Kalimantan Timur. Karena itu, saat sekarang masih kuliah di Jogja dan belum pulang ke Kalimantan.

Kahar menajdikan MBS sebagai tempat ntuk membalas hutang budi kepada Muhammadiyah.
” Selain itu, saya berhutang budi kepada MBS karena 4tahun saya dididik disini dengan sangat baik. Untuk itu saya ingin membantu MBS yang kini santrinya semakin banyak, karena dibutuhkan sumber daya manusia yang cukup dalam mengelola pondok ini. Saya ingin membantu dengan apa yang saya bisa.” Kata kahar.

Sebagai kader Muhammadiyah dan bisa sekolah di Jogja juga karena Muhammadiyah, Kahar ingin mempelajari kurikulum, manajemen dan berbagai aspek pengelolaan pondok pesantren yang nantinya akan dia terapkan di Kalimantan.

Kahar sendiri diberi amanah sebagai kabag kema’hadan di MBS 2, dengan tanggung jawab mengurus semua hal yang berhubungan dengan kehidupan diasrama, organisasi santri, kegiatan santri sehari hari seperti adzan, kosakata bahasa, tahfidz dan belajar malam. Untuk melaksanakan amanah tersebut Kahar dibantu oleh 6 orang pembina lain, yang sebagian besarnya adalah alumni adik kelasnya.

Kahar mengaku, pilihan hidup didalam pondok pesantren juga didasari niat untuk menjaga diri dari pergaulan di luar yang lebih berkesan bebas. Dia mengaku hidup di pondok membuat sholat terjaga karena lingkungan yang sudah terkondisikan, seperti bangun untuk sholat tahajud, puasa senin dan kamis dan sholat lima waktu berjama’ah. “Itu sukanya tinggal di pondok dan hal itu akan sulit saya terapkan jika kos,” tambahnya.

Kahar yakin, aktivitas di pondok tidak akan menggangu proses kuliahnya. Sepanjang pagi hingga siang dia habiskan untuk kuliah dan mayoritas tugasnya dipondok ditunaikan pada malam hari. Kahar juga masih sempat aktif dikampus dan tergabung di IMM UMY. “Prinsipnya adalah pintar mengelola waktu.” Kata Kahar.

Menurut Kahar, Tanggung jawab yang dia emban didalam pondok menempa dirinya unutk menadi orang yang bisa bersikap dewasa ketika menghadapi permasalahan. “Selain itu, dengan menjadi pembina pondok saya masih berkesempatan belajar dari ustadz ustzda senior.”

https://mwa.ipb.ac.id/-/slot-gacor/ https://sipil.ft.uns.ac.id/wp-content/plugins/