Tidak setiap orang mempunyai hobi dan kesukaan yang sama. Pun demikian dengan pecinta binatang. Mempunyai hobi yang bagi sebagian orang tidak begitu menarik. Menjadi dokter hewan merupakan salah satu profesi yang didambakan oleh pecinta binatang. Bagaimana tidak? Ketika kerja, pasien yang ditangani oleh mereka terdiri dari berbagai jenis hewan, mulai dari yang ternak hingga yang liar.
Jika kamu adalah pecinta binatang, mungkin kondisi ini akan menggambarkan betapa mencintai sesama makhluk ciptaannya akan membawa berkah tersendiri. Survey membuktikan, karena kecintaannya pada hewan, Ahmad Ghulam As Syauqi, alumnus MBS Yogyakarta angkatan 8 ini akhirnya bisa mengenyam pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan UGM melalui jalur SBMPTN 2022.
Aam, begitu sapaan akrabnya, adalah anak sulung dari 2 bersaudara pasangan Bapak Purwanto dan Ibu Siti Rahayu Widiastuti. Sejak SD, ia diketahui sudah menunjukkan kesukaannya pada binatang. Bahkan, diusianya yang masih tergolong belia, alumnus MBS kelahiran 2 Juli 2003 ini punya koleksi 10 ekor kucing di rumahnya.
Aam menuturkan, pencapaiannya duduk di UGM tidak didapatnya dengan mudah. Untuk meraih kesuksesan itu diperlukan tekad yang kuat. Prinsip ini yang selalu dipegang teguh mantan santri yang kenal MBS lewat kegiatan Amal Bakti Santri (ABAS) MBS yang diadakan di tanah kelahirannya, Kagongan, Banjararum, Kalibawang, Kulonprogo, 2015 silam. Dibalik setiap kesuksesan pasti selalu ada proses dan lika liku kisah dalam mencapainya. Tak beda jauh, dalam belajar dan menuntut ilmu juga diwarnai dengan pasang surut problematika yang mengiringi perjalanannya.
Begitu pula yang dialami Aam, sebelum diterima di fakultas favoritnya, dirinya pernah mengalami masa-masa sulit dimana ia harus melewati beberapa kali kegagagalan dalam tes masuk perguruan tinggi. Walhasil, cita-citanya untuk menjadi dokter hewan harus tertunda, usahanya yang pertama belum terkabul. Untuk sementara waktu, dirinya harus rela tidak menyandang status sebagai mahasiswa, demi bisa masuk ke jurusan yang dicitakannya.
Tidak menyurutkan semangatnya untuk bisa berkhidmat pada binatang, Aam yang waktu nyantri pernah menjadi bagian lughoh ini terus berusaha sekuat tenaga dengan senantiasa melangitkan doa dan menyempurnakan ikhtiar. Atas dasar itulah, sembari menunggu waktu penerimaan mahasiswa baru tahun berikutnya, Aam menjatuhkan pilihannya ke Ma’had Tahfidzul Quran Huffadzul Quran Bantul. Sebuah keputusan yang tepat, selama kurang lebih 12 bulan berinteraksi dengan AlQuran, pria yang mengidolakan Syeikh Misyari Rasyid ini sukses mengkhatamkan hafalan 30 juz.
Singkat cerita, buah dari kegigihan dan kesabarannya, Aam akhirnya berhasil menembus Fakultas Kedokteran Hewan UGM, setelah kembali berjuang melalui tes SBMPTN. “Alhamdulillah, Allah tidak pernah menyelisihi janjinya” , ujar putra asli Kulonprogo ini. Aam berharap, nantinya bisa kuliah dengan lancar dan lulus tepat waktu. Dirinya juga berdoa semakin banyak alumni MBS yang mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan berkualitas dan mengikuti jejaknya menimba ilmu di universitas ternama. Semoga.(ElMoedarries)