Wanita kelahiran 1 Rajab 1318 Hijriyah (20 Desember 1900) di Nagari Bukit Sarungan, Padang Panjang, Sumatra Barat bernama lengkap Rahmah el Yunusiyyah, adalah anak bungsu dari lima bersaudara.  Putra dari bapak Muhammad Yunus bin Imanuddin seorang Hakim sekaligus Ahli ilmu Falak (Astronomi) dan seorang ibu yang bernama Rafi’ah. Dibesarkan dilingkungan relijius dan cendikia ia dikenal sebagai  perempuan cerdas dan aktif. Ia tidak hanya dikenal sebagai tokoh pendidikantapi juga  dikenal sebagai pejuang dengan mengangkat sennjata untuk bersama-sama memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. inilah yang membuat ia berbeda dengan para pejuang perempuan lainnya.

Sejak kecil ia adalah sosok yang pantang menyerah, ia memperoleh pendidikan formal selama 3 tahun. Ia terus belajar bahasa arab dan juga latin disekolah Diniyah, Sore hari ia lanjutkan mengaji kepada para ulama seperti kepada Haji Abdul Karim Amrullah alias Haji Rasul ayah handa dari Buya Hamka. Saat usia 23 tahun Rahmah sangat gelisah melihat kondisi kaum perempuan yang masih terjerat oleh kebodohan dan keterbelakangan terutama dalam hal pendidikan agama. Tanggal 1 November 1923 dengan dukungan keluarga dan teman-teman perempuan di PMDS (Persatuan murid-murid Diniyah School) ia mendirikan sekolah khusus perempauan yang diberi nama Diniyah School Putri atau Madrasah Diniyah Li al-Banat.  Madrasah ini tidak hanya memberikan pembelajaran ilmu ilmu agama namun dikembangnkan juga dengan memberi pengajaran klasikal lengkap dengan sarananya seperti gedung, meja, bangku, papan tulis, kapur dan sebagainya.

Ia terus berinovasi dan bekerja keras untuk memberikan yang terbaik bagi lembaga yang dipimpinnya.  Tahun 1927 ia melakukan perjalanan untuk studi banding penggalangan dana, ia melakukan perjalanan ke Aceh dan juga ke Sumatra Utara bahkan sampai ke Malaysia. Ahirnya beliau berhasil mendapatkan dana dan berhasil membangun gedung dan asrama yang mampu menampung murid-muridnya. Selain melakukan perbaikan sarana fisik Rahmah juga melakukan perbaikan kurikulum. Yang sebelumnya hanya melakukan pembelajaran ilmu-ilmu agama maka hrahmah  memasukkan pelajaran umum seperti bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa  Belanda, Menulis latin, berhitung. Tata buku, Hitung rugi Laba, Kesehatan, Ilmu alam, Ilmu Tubuh manusia, Ilmu Bumi, Ilmu tumbuhan, Ilmu binatang, dan Menggambar. Sedangkan program ekstra kurikulernya adalah Renang, Musik, menganyam, dan bertenun.

Ia terus melakukan inovasi-inovasi dan pengem bangan , tahun 1926 ia membuka kelas Menjesal School (Kelas bagi perempuan yang belum bisa baca dan tulis). Tahun 1934 mendirikan taman kanak-kanak (Freubel School) dan Junior School (Setingkat HIS). Selain itu Ia juga mendirikan Diniyah School Putri 7 (Tujuh) tahun yang terdiri dari tingkat Ibditaiyah selama 4 (Empat) tahun dan tingkat Tsanawiyah selama tiga tahun. tahun 1936 ia berhasil mendirikan sekolah Tenun. Ia juga mendirikan Kulliyat al Mu’alimat al Islamiyah tahun 1937 dengan tujuan untuk mencetak tenaga guru muslimah profesional yang jangka waktu pendidikannya ditempuh selama 3 (tiga) tahun. Tidak berhenti sampai disini tahun 1967 ia  mendirikan Fakultas tarbiyah dan fakultas dakwah. Pada tahun 1969 Fakultas ini berubah menjadi fakultas Dirasah Islamiyah.

Tidak hanya berjuang dalam bidang pendidikan Rahmah juga turut aktif dalam organisasi masyarakat dan juga aktif dalam Gyu Gun KO En Kai, Hana no Kai. Sewaktu pecah perang Pasifik Rahmah menjadikan  Diniyah School sebagai rumah sakit Darurat. Ia juga pertama kalinya yang mengibarkan bendera merah putih di sumatra Barat. Saat era ke merdekan ia mengayomi laskar Sabilillah dan Laskar Hizbulwatan. Ia juga mempelopori terbentuknya Tentara keamanan Rakyat (TKR).

Keberhasilan beliau dalam mengelola perguruan Diniyah Putri Padang Panjang mendapatkan apresiasi thidak hanya dji dalam negeri tapi juga di luar negeri. Rektor Universitas Al Azar Mesir, Dr. Syaikh Abdurrahman Taj mengadakan kunjungan ke perguruan Diniyyah Putri School. ia sangat tertarik dengan sistem pendidikan yang ada di sana. Tidak lama dari menimba ilmu dari kunjungan tersebut Al-Azar kammpus Islam tertua di dunia tersebut membuka pendidikan khusus perempuan yang di beri nama Kuliyatul Lil Banat. Karena telah menginspirasi Universitas Al-Azhar maka beliau mendapat gelar Syaikhah, ini adalah mprestasi yang sangat membangakan tidak hanya badgi dirinya tapi juga bagi bangsa Indonesia secara keseluruhan.

 

 

Tulisan ini dibuat dalam rangka

menyongsong Satu Dasawarsa PPM MBS Jogjakarta

Edisi Totoh Tokoh Islam Berpengaruh

Data dan foto diambil dari berbagai sumber

 

 

 

1 reply

Comments are closed.