Memasuki tahun ke-12 berdirinya PPM MBS Yogyakarta, pesantren ini memiliki sekitar 2500 santri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Segala fasilitas pondok pesantren pun harus diperluas seiring dengan bertambahnya jumlah santri MBS. Hampir tiap tahunnya MBS membangun dan memperluas kompleks untuk mencukupi kebutuhan asatdiz, karyawan, dan santri.

         

Kondisi pandemi seperti saat ini, tidak menyurutkan semangat para pekerja bangunan di area MBS. Pada hari Ahad 19 Juli 2020, kembali dilakukan pengecoran di lantai 3 gedung baru asrama putri. Butuh waktu cukup lama untuk mengecor lantai 3 gedung tersebut. Proses pengecoran memakan waktu sekitar 9 jam dan membutuhkan sekitar 11 buah molen. Gedung baru tiga lantai yang dibangun sejak Bulan Maret ini memiliki fasilitas berupa 12 ruang asrama dengan luas 6×7 m tiap kamarnya, 30 kamar mandi, serta tempat untuk menjemur pakaian di rooftop.

Ustadz Suwardi sebagai Kepala Bagian Pembangunan MBS Yogyakarta menyatakan bahwa semula target pembangunan berakhir pada bulan Juni, namun dikarenakan ada perubahan sistem target diundur menjadi Bulan Agustus. Harapannya saat santriwati datang, mereka sudah bisa menempati gedung tersebut.

Terdapat perbedaan yang mencolok pada desain dan warna gedung baru dibandingkan dengan gedung lainnya. Warna dasar yang biasanya berwarna biru muda menjadi berwarna putih, tentunya masih dengan aksen garis berwarna biru tua. Ustadz Suwardi menambahkan bahwa perbedaan tersebut adalah hasil sentuhan dari arsitek yang kemungkinan akan berlanjut untuk pembangunan selanjutnya.

Wakil Direktur II MBS Yogyakarta, Ustadz Faqihuddin, Lc. menambahkan bahwa setiap lantai gedung akan diampu oleh dua orang pembina asrama. Asrama baru yang dapat menampung 14 santri perkamarnya  ini akan diberi nama Umniyyah, salah satu dari 9 tokoh perempuan pendiri Aisyiyah dan NA. (Mufli)

Di masa pandemi Covid-19 saat ini, orientasi pengenalan peserta didik baru tidak diperkenankan dilakukan secara langsung. Tetapi harus secara daring atau online. Sabtu (18/7/20), Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Prambanan Sleman Yogyakarta menyelenggarakan taushiyah umum yang menandai Kegiatan Belajar Mengajar Santri Tahun Ajaran 2020/2021 telah dimulai.

Digelar secara virtual, dengan pemateri  Direktur PPM MBS Sleman, acara yang ditayangkan melalui kanal yotube MBSTV ini mengusung tema Ilmu sebagai Investasi Dunia Akhirat. Agenda tiap awal tahun ajaran baru ini dimaksudkan untuk mengenalkan biah pondok pesantren MBS seperti visi, misi, kultur atau budaya pesantren, kegiatan harian pesantren, hak dan kewajiban sekolah dan orang tua, dan lain sebagainya.

Membina iman, ilmu dan akhlak menjadi point utama yang disampaikan ustadz Fajar dalam taushiyahnya kali ini.  “Beliau berpesan bahwa iman menjadi dasar semua aktivitas manusia dalam beraktivitas. Iman diletakkan di posisi paling awal karena menjadi pokok, di pesantren nilai-nilai keimanan menjadi hal utama yang akan di kuatkan, tutur beliau. Selain itu, beliau menambahkan implementasi nilai-nilai ini bisa dilihat dari habit atau kebiasaan yang dilakukan di pesantren. Sebagai contoh, kebiasaan akan terasa lebih berat apabila dilakukan di luar di pesantren. Sholat tepat waktu, disiplin belajar, mungkin hanya bisa dilakukan secara istiqomah ketika anak-anak berada di lingkungan pesantren, imbuhnya.

Kemudian yang ke dua adalah ilmu, beliau menyebut di MBS tidak ada dikotomi ilmu. Artinya kurikulum yang diterapkan di MBS adalah kurikulum integral, satu kesatuan, prinsip keseimbangan antara ilmu umum dan ilmu syar’i. Yang terakhir adalah akhlak. Menurut beliau akhlak menjadi tugas dan pekerjaan rumah pondok yang sangat berat. Akan tetapi, tambah beliau, dengan penanaman kebiasaan dan biah atau lingkungan yang baik di pesantren, insya allah dengan izin Allah karakter dan jatidiri santri bisa terbentuk di pondok, pungkasnya.

Alhamdulillah pelaksanaan taushiyah virtual atau kuliah umum perdana ini antusiasme orang tua wali santri baru sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan ini. Ditunjukkan dengan tingginya jumlah kehadiran yang terlihat dalam aplikasi meeting online ini. Harapan ke depan proses KBM daring di masa pandemi ini bisa berjalan dengan lancar, dan yang terpenting adalah pandemi ini bisa segera berakhir, sehingga santri bisa kembali ke pesantren segera.(ElMoedarries)

 

Adanya pandemi Covid-19 memberikan semangat baru pada dunia pendidikan, kegiatan yang semula biasa dilaksanakan bertatap muka berubah 180 derajat. Dengan adanya peraturan pemerintah untuk menghindari kegiatan kontak fisik dan social distancing, bukan berarti sekolah kehilangan ruhnya untuk mencerdaskan anak bangsa, maka KBM daring adalah jawabannya. Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Prambanan Sleman telah siap untuk mengadakan kegiatan KBM daring ditengah pandemic.

Bersama Wadir Pendidikan dan jajarannya, MBS  mempunyai semangat dan cara baru untuk mengahadapi KBM ini. Persiapan demi persiapan sebelumnya alhamdulillah sudah mencukupi, pembekalan pada guru pengajar sudah dilakukan, dan pendampingan tim IT sekolah juga dimaksimalkan, ujar ustadz Didik Riyanta, S.Sos.I selaku wadir pendidikan.

Sementara itu, kepala sekolah SMP MBS, ustadz Fauzan Yakhsya, S. Hum menyebut pembelajaran daring banyak nilai plus dan minusnya, karena itu konsep baru sehingga diharapkan dapat berjalan dengan baik, namun kendala internet adalah masalah utama, sehingga Ponpes MBS yang santrinya dari sabang sampai merauke tidak semua dapat mengakses internet dengan mudah.

Ustadz Roiq, Lc kepala sekolah SMA MBS juga mengatakan hal senada, model pembelajaran baru ini, tentunya masih ada kekurangan, yaitu kurang baiknya sinyal didaerah terpencil dan belum ada akses internet yang luas diseluruh Indonesia. Sehingga kami juga menyiapkan strategi untuk melayani santri yang tidak dapat akses internet. sebagian juga dapat berkomunikasi dengan wali kelasnya masing-masing jika ada kendala yang berarti.

Pembelajaran daring ke depan insya allah  menggunakan E-Learning, dengan sistem yang dibangun oleh tim IT MBS sendiri. Sehingga diharapkan permasalahan teknis dapat diatasi oleh tim. Model E-Learning merupakan hal yang baru, tetapi pembekalan guru yang dilakukan sebelumnya sudah mencukupi untuk KBM daring ini, selain Model E-Learning, asatidz juga dapat memaksimalkan media sosial, seperti zoom, serta Ms Team, ujar ustadz Noly Setyadi, S. Pd kordinator tim IT MBS.

Di masa pandemi ini, komunikasi santri, asatidz, dan wali santri inten dilakukan, sehingga informasi yang diberikan sekolah dapat terserap secara maksimal. Kerjasama yang diperlukan untuk kesuksesan KBM daring ini, tujuannya santri mendapatkan materi dengan baik.(ElMoedarries)

 

 

 

 

 

Menjelang kedatangan santri, Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 di pondok pesantren Muhammadiyah Boarding School Prambanan Sleman Yogyakarta resmi dibentuk. Selasa sore, bertempat di pendopo SDM MBS Prambanan, Gugus Tugas yang dimotori ustadz Fauzan Yakhsya, S. Hum mengadakan rapat perdana.

Pembentukan Gugus Tugas Covid-19 di Pesantren MBS ini untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren menjelang kedatangan santri tahun pelajaran 2020/2021. Tugasnya, mendata santri dan melaksanakan protokol kesehatan di pondok pesantren meliputi wajib memakai masker, menyediakan tempat cuci tangan dan menjaga jarak fisik.

Ustadz Fauzan menyebut, berdasarkan data yang ada, jumlah santri MBS yang terdata tersebar di hampir seluruh provinsi. Bahkan tahun ini MBS menerima santri baru asal Taiwan, imbuhnya. Ketua Gugus Tugas Covid-19 MBS, ustadz Fauzan mengatakan MBS akan mempersiapkan segala yang harus dipenuhi sesuai dengan aturan protokol kesehatan.“Hari ini adalah rapat perdana kita, sekaligus kordinasi dengan beberapa bagian terkait, termasuk ada delapan divisi yang sudah kita siapkan. Diantaranya divisi pencegahan dan kesehatan, divisi pendukung, divisi komunikasi, informasi dan edukasi, divisi kegiatan, divisi transportasi, divisi logistik, divisi penanganan, dan divisi pengamanan, karantina dan pemantauan yang semuanya terintegrasi menjadi satu, ujar ustadz Fauzan yang juga menjadi ketua kordinator MDMC PDM Sleman.

Sekretaris Gugus Tugas Covid-19 MBS, ustadz Roiq, Lc mengatakan total jumlah santriwan dan santriwati yang menempuh pendidikan di lembaganya ada sekitar 2.500 orang, namun mereka diminta datang secara bertahap dimulai dari santri kelas kibar. “MBS akan mendatangkan santriwan dan santriwati secara bertahap sebelum memulai proses pembelajaran pada masa normal baru di tengah pandemi Covid-19. “Jadi yang sekarang kita persiapkan itu untuk menerima santri yang akan kembali ke pondok lagi, memang banyak yang harus kita siapkan, tapi terutama yang awal ini hanya santri dari kelas kibar atau kelas 12 dulu,” katanya.

Ustadz Roiq menambahkan, setelah rapat kordinasi ini panitia akan segera bergerak sesuai dengan jobdesk nya masing-masing. Termasuk diantaranya melakukan inventarisir kebutuhan menghadapi kedatangan santri, pembagian tahapan kedatangan, perencanaan RAPB, serta yang tidak kalah pentingnya adalah survey dan persiapan ruang karantina dan isolasi santri. Dengan terbentuknya gugus tugas covid-19 MBS ini diharapkan kedatangan santri yang direncanakan akan dimulai sekitar pertengahan bulan Agustus ini bisa berjalan lancar. Semua elemen pondok juga dihimbau ikut mendukung dan berperan aktif dalam menjaga  serta membentengi diri dari covid-19 dengan selalu disiplin melakukan protokol kesehatan yang telah diterapkan di MBS. (ElMoedarries)

 

 

Setiap kali Tahun Ajaran Baru, di sekolah pasti diawali dengan MPLS. Tapi, apa itu MPLS? Tentu MPLS kali ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. MPLS adalah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Dulu, istilah ini namanya MOS atau Masa Orientasi Siswa. Tetapi saat ini menjadi MPLS. Tentu, MPLS merupakan sebuah kegiatan yang umum dilaksanakan di sekolah setiap awal tahun ajaran guna menyambut kedatangan para siswa baru.
Hanya saja, MPLS tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Sebab, saat ini masih dalam masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan siswa ikut pembelajaran daring. Atau kegiatan tatap muka di kelas ditiadakan. Tak heran jika banyak sekolah menyelenggarakan MPLS secara daring atau online.

Seperti yang dilakukan Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Prambanan.
Di Pesantren dengan jumlah santri ribuan ini kegiatan MPLS atau yang familiar dengan istilah FORTASI (Forum Ta’aruf dan Orientasi Santri ) baru ini berlangsung secara virtual.

Sekitar 1000 lebih santri baru MBS yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia dari jenjang kelas 7, kelas 10, Takhassus dan santri ARF mengikuti FORTASI secara serentak, Senin ( 13/7/2020). Tak terkecuali santri baru kelas 7 asal Taiwan, turut serta mengikuti kegiatan awal tahun yang dilakukan secara online atau dalam jaringan

Pembukaan FORTASI disiarkan secara langsung melalui live streaming di kanal Youtube MBSTV. Sekretaris Pondok PPM MBS Prambanan Sleman, Ustadz Sahman, Lc mengapresiasi upaya panitia FORTASI untuk tetap menyelenggarakan kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah ini secara daring di tengah keterbatasan akibat pandemi. Sebab kegiatan MPLS atau yang di MBS lebih dikenal dengan FORTASI ini penting untuk mendukung kelancaran belajar mengajar.

“Saya memandang FORTASI ini sangat penting untuk digelar. Untuk mengenalkan lingkungan sekolah baru kepada santri,” tutur ustadz Sahman usai membuka FORTASI daring di aula masjid Attanwir MBS. “Pengenalan lingkungan baru akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan psikologis santri baru. Bersosialisasi dengan ustadz/ustadzah baru, teman baru, tata cara belajar baru dan juga lingkungan baru akan menjadi langkah awal dalam belajar,”imbuhnya.

 

Ditemui secara terpisah, ketua panitia FORTASI, ustadzah Arien Rahini, S. Pdi menyebut kegiatan FORTASI kali ini sangat spesial. Dikatakannya, ini adalah pengalaman perdana bagi kami mengadakan FORTASI daring dimasa pandemi. Beliau menambahkan, wali kelas santri baru, bagian IT dan multimedia semua turut ambil bagian dalam kegiatan FORTASI ini. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami untuk bekerja secara maksimal memberikan pelayanan yang terbaik bagi santri baru demi mendapatkan informasi seputar pondok, pungkasnya.

Kegiatan FORTASI yang rencana digelar selama tiga hari ini mengenalkan materi tentang kepondokan atau kemakhadan dan keMuhammadiyahan. Alhamdulillah, respon positif datang dari beberapa walisantri yang mendampingi putra-putrinya mengikuti FORTASI daring. “Terima kasih kepada pihak MBS yang telah menggelar FORTASI online, dengan uraian materi ini, kami semakin mantap menitipkan putri kami di MBS, tutur salah satu walisantri. (ElMoedarries)

 

 

 

 

Pandemi corona yang memaksa seluruh institusi pendidikan menunda banyak agenda tak serta merta membuat Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Prambanan Sleman atau MBS membatalkan acara serah terima santri baru. Tanpa harus menimbulkan kerumunan, MBS tetap menggelar serah terima santri baru tahun pelajaran 2020/2021 secara online.

Serah terima santri baru itu ditayangkan secara langsung di kanal YouTube MBSTV PPM MBS Sleman pada ahad ( 12/7/2020 ) pagi. Selama satu jam tiga puluh menit, serah terima santri baru virtual itu sukses digelar.

Sekitar  960 santri baru mengikuti prosesi serah terima santri baru itu melalui online , dengan didampingi wali santrinya masing-masing. Sedangkan pihak ponpes, menggelar acara itu di Aula Masjid Attanwir  dan dihadiri Ketua PCM, Ketua BPH MBS, Direktur MBS, Jajaran Pimpinan serta wali kelas santri baru.

dr. H. Omar Indroyono perwakilan dari orang tua santri baru menyampaikan ucapan terimakasih kepada MBS yang telah menyiapkan proses KBM dengan baik di masa pandemi ini. Dalam sambutannya, ayah dari santri Ahmad Kamal dan Raudhatul Zahra Aulia ini percaya dan ikhlas menyerahkan sepenuhnya kepada MBS untuk mendidik putra putrinya.

Dalam sambutannya, Pimpinan Ponpes MBS, Ustad Fajar Shadik menerima serah terima santri sekaligus mengajak agar wali santri untuk mempercayakan pendidikan sepenuhnya kepada pondok pesantren. Menurutnya, sinergi yang baik dalam rangka pembinaan santri merupakan tanggung jawab bersama antara pihak pondok dan orangtua.

Hal senada diungkapkan Ketua Badan Pelaksana Harian MBS, Syamsul Bakhri, S. Ip, MM. Beliau berpesan agar para santri berperan sebagai negarawan sehingga bisa menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang terarah dan takut pada Allah SWT.

“Semoga anak-anak kelak berperan menjadi para pemimpin yang baik dan berbudi pekerti yang punya kontribusi besar untuk membenahi moral dan ekonomi bangsa yang saat ini tengah ditimpa musibah Covid-19,” tutur Syamsul.

Sementara itu, Ketua PCM Prambanan, H. Mardjono, BA mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para wali santri yang telah memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada MBS untuk mendidik putra-putrinya.

“Saya menyampaikan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada Bapak dan Ibu walisantri yang telah menitipkan putra putrinya di amal usaha MBS. Mari bersama-sama kita kawal perkembangan putra putri kita  sehingga tujuan kita tercapai bersama.”tandas Mardjono.

Melengkapi sambutan acara serah terima, ustadz Didik Riyanta, S. Sos.I selaku wadir 1 bidang pendidikan menjelaskan dan menekankan pentingnya kerjasama antara wali santri dengan pondok pesantren dalam pengawalan pelaksanaan pendidikan, sehingga keberlangsungan pendidikan putra dan putrinya dapat terjaga dengan baik. Selain itu beliau juga menjelaskan proses pendidikan yang nantinya akan dijalani oleh santri dan FORTASI daring yang akan dilakukan selama masa pandemi.(ElMoedarries)

Dengan adanya kemajuan zaman yang serba canggih ditambah kondisi pandemi covid 19 masih mewabah di negeri kita, maka pelaksanaan PAT (Penilaian akhir tahun) Semester Genap santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Prambanan jenjang SMP dan SMA tahun 2019/2020, menggunakan fasilitas online. Dan untuk pelaksanaanya di rumah masing-masing santri selama dua pekan,  15 – 28 Juni 2020. Hal ini sesuai dengan arahan dari wakil direktur 1 bidang pendidikan, ustadz Didik Riyanta, S. Sos.I. Adapun mata pelajaran yang diujikan pada PAT tahun ini adalah semua mata pelajaran yang berjumlah sekitar 23, baik syar’i maupun mapel umum.

Berdasarkan laporan dari panitia, pelaksanaan PAT berbasis online hari pertama berjalan dengan lancar dan sukses tanpa ada kendala apapun sesuai harapan yang telah disepakti. Hal ini berkat kerja keras para panitia yang sudah mempersiapkan segala sesuatu demi kelancaran pelaksanaan PAT tahun ini.

Menurut salah seorang panitia yang senantiasa sigap bertugas, Ust. Wahyu Hidayat, S. PdSi menyampaikan kelebihan menjawab soal dengan online antara lain santri terlihat sangat antusias, karena ini termasuk hal baru yang mereka temukan selama menempuh jenjang pendidikan di MBS. Dimana sejauh ini mereka tidak memanfaatkan tehnologi HP di lingkungan pesantren, karena memang di dalam aturan tidak diperbolehkan untuk menggunakan fasilitas HP. Keren sih us, ungkapan singkat, padat dan jelas dari Ahmad Tsaqiv, salah satu santri kelas 7D yang mengikuti PAT online hari pertama. Kelebihan lainnya, para asatidz merasakan kemudahan dalam membuat soal dan mengoreksinya dapat dengan cepat dan mudah melihat hasilnya, tanpa melalui proses yang panjang, karena semua sudah di desain secara otomatis.

Respon asatidz tentang pelaksanan PAT berbasis online menggunakan HP android ini sangat baik dan positif, karena memudahkan dalam pelaksanaan ujian. Demikian halnya para santri, meskipun aktifitas ujian tidak dilaksanakan di sekolah sebagaimana biasanya, namun dapat terlaksana dengan baik, mudah dan lancar, karena didukung oleh fasilitas HP yang mereka miliki. (ElMoedarries)

Dr. Toni Toharudin, M.Sc. ketua Badan Akreditasi Nasional (BAN) Sekolah/Madrasah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendigbud), Jumat 24/01/2020 berkesempatan memberikan motivasi didepan para santri putra.

Dihadapan para santri beliau menceritakan bagaimana usahannya menempuh pendidikan dari jenjang SD, SMP, SMA sampai perguruan Tinggi. Lika-liku perjuangan hidup menempa beliau sehingga beliau berhasil kuliah S1 Statistics di Universitas Padjajaran (Unpad). Berbekal ilmu ini beliau melanjutkan jenjang pendidikan Master of Science Statistics di Universitty of Leuven dan diteruskan jenjang PhD di University of Groningen, Belanda.

Didepan para santri beliau berpesan agar santri bisa memanfaatkan waktu dengan sebaik baiknya. Jalani dengan serius utuk belajar, karena waktu di pondok adalah waktu terbaik untuk menuntut ilmu. “Sukses itu harus di barengi dengan kerja keras dan juga selalu menjaga amanah”, dengan begitu insyaalah Allah akan membukakan jalan dalam menyelesaikan setiap ada kesulitan terangnya.

Santri itu pantang menyerah, amanah orang tua untuk belajar di pondok harus benar-benar dilaksanakan dengan baik. Santri harus belajar dengan semangat dengan penuh totalitas, waktu jangan disiasiakan. Mulai sekarang program-program yang telah di lakukan oleh MBS patuhi dan jalankan dengan sebaik baiknya. Insyaalah nantinya lulusan MBS menjadi kader-kader terbaik bagi persyarikatan Muhammadiyah, bangsa dan negara. (red)

Hari senin (1/7/2019) Jarum jam menunjukan 7.30, udara dingin dan embun yang masih melekat melingkupi pagi di area Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Sleman Yogyakarta. Ratusan santriwan baru yang berkumpul di halaman kompleks kelas putra untuk pembukaan Forum Ta’aruf Santri terlihat rapi dan kompak mengenakan seragam hitam putih.

         

Ustad Didik Riyanta, S. Sos.I, selaku Wakil Direktur 1 bidang pendidikan menyampaikan sambutan pada acara tersebut. Menurutnya, mengikuti kegiatan Forum ta’aruf santri atau biasa disebut FORTASI sangat penting sekali bagi kehidupan santri. “Pentingnya FORTASI adalah untuk mengetahui tujuan santri pada saat mondok,” terang beliau. Dalam kesempatan tersebut, beliau juga menyampaikan bahwa kehidupan di pesantren memiliki keanekaragaman budaya yang berbeda-beda. “Jika kita mengawali dengan baik, pasti akhirnya akan baik pula,” ungkap beliau di hadapan para santri. Pada kesempatan tersebut juga turut hadir dewan asatidz yang nantinya akan menjadi pengajar sekaligus perkenalan kepada santri baru.

         

Selama kurang lebih empat hari sejak tanggal 30 Juni – 4 Juli santri akan dibekali berbagai hal mengenai kepesantrenan. Mulai dari sosialisasi lingkungan pesantren, kegiatan madrasah dan pondok, ke MBS an, Organisaasi IPM, Hizbul Wathan, Tapak Suci, Small Group Discussion, Outbond, malam keakraban. Rangkaian acara pembekalan santri ini dipungkasi dengan malam kreatifitas santri yang rencananya dilangsungkan pada hari kamis malam.(ElMoedarries)

Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Prambanan Sleman Yogyakarta melaksanakan kegiatan “Serah Terima Santri Baru” tahun pelajaran 2019/2020, Ahad (30/06/2019). Dihadiri seluruh orang tua atau walisantri baru yang datang dari seluruh daerah di Indonesia, acara yang dilaksanakan di hall kampus putri ini berlangsung hikmat. Pada kesempatan tersebut turut hadir PCM Prambanan, pengurus BPH, jajaran pimpinan pondok serta dewan asatidz PPM MBS Sleman Yogyakarta.

         

Dr. Supardi, M. Pd, perwakilan dari orang tua santri baru menyampaikan alasannya memasukkan putranya ke pesantren. Dalam sambutannya, ayah dari santri Adzra Dhiyaulhaq ini percaya dan ikhlas menyerahkan sepenuhnya kepada MBS untuk mendidik putranya. Beliau sangat yakin, MBS sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dimiliki Muhammadiyah akan mampu membentuk calon kader yang mampu menjadi agen perubahan. Selain itu, lanjut beliau yang tidak kalah pentingnya adalah krisis akhlak yang menjangkiti hampir seluruh elemen masyarakat menjadi pertimbangan khusus kenapa pesantren sekarang menjadi pilihan orangtua untuk mendidik anaknya, terang dosen jurusan pendidikan IPS FIS UNY, mengakhiri sambutannya.

Sementara itu, ustadz Didik Riyanta, S. Sos.I wakil direktur 1 bidang pendidikan sambutannya menjelaskan dan menekankan pentingnya kerjasama antara wali santri dengan pondok pesantren dalam pengawalan pelaksanaan pendidikan sehingga keberlangsungan pendidikan putra dan putrinya dapat terjaga dengan baik. Beliau juga menjelaskan proses pendidikan yang nantinya akan dijalani oleh para santri.

Dalam kesempatan yang sama, BPH MBS yang juga menjabat sebagai manajer wakaf center, ustadz H.M. Nashirul Ahsan, Lc menyampaikan ucapan terimakasih kepada orangtua santri baru yang telah mempercayakan untuk memondokkan anaknya di MBS. “Kami menerima dengan tangan terbuka, mudah-mudahan putra-putri kita menjadi anak yang sholeh, kader Muhammadiyah yang jujur, amanah serta bertanggung jawab, pungkas sekretaris ITMAM.

         

Di tempat dan waktu yang berbeda, MBS2 juga mengadakan serah terima. Acara yang dilangsungkan bakda dhuhur ini bertempat di aula pondok. Dari pihak pondok diwakili oleh sekretaris pondok ustadz Sahman, Lc, sementara Bapak Eko Suncaka mewakili walisantri. Dalam sambutan singkatnya, ustadz Sahman berpesan kepada seluruh santri yang hadir untuk bersinergi antara ponpes dengan walisantri dalam pembinaan. Bapak Eko Suncaka walisantri dari Adinata Bahuwirya percaya sepenuhnya kepada pondok untuk menyelenggarakan pendidikan terbaik bagi putra dan putrinya, dalam sambutan mewakili walisantri.

         

Ustad Fajar selaku direktur MBS menerima serah terima santri sekaligus mengajak agar wali santri untuk mempercayakan pendidikan sepenuhnya kepada pondok pesantren. Menurutnya, sinergi yang baik dalam rangka pembinaan santri merupakan tanggung jawab bersama antara pihak pondok dan orangtua. Selain itu, direktur juga memberikan penguatan dan sosialisasi peraturan peraturan yang berlaku di pondok pesantren.(El Moedarries)

https://mwa.ipb.ac.id/-/slot-gacor/ https://sipil.ft.uns.ac.id/wp-content/plugins/