Rabu, 22 Agustus 2018. Salah satu santri MBS dipanggil kembali ke daerah Wedi, Klaten bukan untuk acara dakwah santri lagi, melainkan diminta untuk menjadi imam dan Khotib sholat Idul Adha tahun ini 1439H. Tidak biasa, bisa dikatakan seperti itu, karena kebanyakan warga dalam memilih imam juga memilih gelar yang mengikuti namanya. Entah itu S1 Agama Islam ataupun S2 maupun S3, Tokoh terkenal ataupun pemuka Agama menjadikan pilihan utama masyarakat pada umumnya dalam memilih imam sekaligus Khotib dalam sholat Idul Adha yang kebanyakan jamaahnya bisa ratusan ataupun ribuan pasang mata.
Walaupun pada kenyataannya syarat menjadi imam ataupun Khotib tidak harus yang memiliki gelar ataupun pemuka Agama, asal masyarakat sudah dapat menilai bahwa seseorang mampu dan faqih dalam memahami Sunnah Rasulullah SAW, fasih dalam membaca Al Qur’an dan luas pengetahuan tentang keislaman-nya, hal itulah yang menjadikan Naufal Zaky Elhasan Santri MBS kelas 12 SMA ini dipanggil masyarakat setempat dan dipercaya sebagai imam dan khatib dalam sholat Idul Adha tahun ini.
Tepatnya di masjid Jami’ Wedi Klaten, panggilan untuk menjadi imam dan khotib tempat dakwah santri yang sebelumnya. Jam 06.30 WIB sholat dimulai dan dilanjutkan dengan khutbah. Dalam khutbahnya Zaky, menyampaikan tentang kisah nabi Ibrahim dan nabi Ismail beserta keteladanan yang dapat diambil dari kisah yang diabadikan dalam Qur’an tersebut.
Hal ini tentu saja menjadi kebanggan tersendiri oleh MBS, harapannya kedepannya akan banyak santri-santri yang dipercaya masyarakat, terutama dalam mengisi kajian keislaman, khutbah Jum’at ataupun hari-hari besar Islam yang lain. Selain itu juga hal ini menandakan suksesnya Pondok Pesantren MBS dalam mendidik santri-santrinya.