Koridor kelas PPM MBS Sleman Yogyakarta pagi itu tampak penuh sesak oleh lautan manusia. Berjejer murid-murid dari berbagai macam sekolah, baik tingkat dasar maupun menengah. Ada yang sedang mengulang hafalan qur’annya kembali, dan ada pula yang sibuk membaca modul pelajaran. Itulah sekilas gambaran ramainya gelaran Olimpiade MBS yang dilaksanakan pada hari  Rabu (17/01).

Milad Satu Dasawarsa MBS tak hanya berisi seminar, workshop, dan jalan sehat saja. MBS yang mengambil tagline “Satu Dasawarsa MBS Mengabdi, Menuju Pesantren Sebagai Pusat Peradaban Baru” dalam miladnya kali ini ingin merefleksikan maksud dari tagline tersebut. Salah satunya lewat ajang Olimpiade MBS yang meliputi berbagai macam cabang perlombaan, seperti Olimpiade Matematika, Sains, Nasyid Acapella, Tilawah, dan Hifdzil Qur’an.

Pesertanya tak sekedar siswa-siswi SD, SMP, SMA regional Yogyakarta saja, bahkan adapula yang jauh-jauh datang dari Samarinda.. Hal ini cukup membuktikan tingginya animo masyarakat dalam menanggapi kegiatan ini.

Perlombaan Olimpiade MBS sendiri dibagi menjadi dua babak. Babak penyisihan dilaksanakan pada pagi hari, dimulai dari pukul 08.00 – 09.30 WIB. Dilanjutkan babak final yang dimulai pada pukul 13.45 WIB. Puncak keseruaan nampak sekali pada final Olimpiade Sains yang menggunakan sistem regu. Masing-masing regu berlomba-lomba dalam menekan bel dan menyebut jawaban yang mereka anggap benar.

Untuk Hifdzil Qur’an dan Tilawah, para peserta menunggu panggilan dari panitia sebelum unjuk kebolehan dalam hafalan maupun bacaan. Tak membuang waktu, peserta yang menunggu gilirannya, memanfaatkan waktu luangnya untuk mengulang hafalan Al-Qur’an ataupun melatih bacaan nada. Hal ini terlihat dari koridor lantai 2 dan 3 Gedung Kelas Putri yang dipenuhi oleh sahutan lantunan ayat suci Al-Qur’an. Juri untuk perlombaan ini adalah beberapa anggota AMM dan beberapa staff pengajar dari berbagai pondok pesantren dan universitas.

Lain lagi dengan Lomba Nasyid Acapella yang digelar di area bazar Prambanan Islamic Fair. Perlombaan ini cukup menyita perhatian pengunjung. Ada 6 peserta yang tampil dalam Lomba Nasyid Acapella ini. Mungkin, sebagian nama sudah tersohor di bidangnya, seperti Mandisa Voice (MAN 2 Surakarta), EMGAAT ACAPELLA (Madrasah Mu’allimaat Yogyakarta), EQ Nada (Ibnul Qayyim), OSIMUS Voice, Javanew Acapella, dan Nasyid SMK 1 Depok.

Juri untuk Lomba Nasyid Acapella ini pun lumayan masyhur. Ada nama Wisnu Ardianto (Personel Riham Nasyid), Budi Ferizqiawan D. P. (Anggota Nasyid Nusantara Jogja), dan Pak Era Sugiarso (Pelatih SINCOSTAN). Tak hanya sekedar menilai, juri juga memberi masukan ditiap penampilan peserta.

Pada penghujung Lomba Nasyid Acapella, tim nasyid nasional milik tuan rumah, PPM MBS Sleman Yogyakarta, SINCOSTAN juga unjuk gigi. Membawakan lagu Satu Dasawarsa MBS, para personel SINCOSTAN berhasil membius pengunjung bazar Prambanan Islamic Fair.

Kesibukan hari itu ditutup dengan pengumuman pemenang Olimpiade MBS dari tiap cabang lomba. Hadir pula jajaran Pimpinan PPM MBS Sleman Yogyakarta sebagai pemberi hadiah secara simbolis kepada para pemenang. Ekspresi tegang nampak pada peserta yang cemas menunggu pengumuman pemenang.

Semarak Milad Satu Dasawarsa MBS ini masih berlanjut hingga hari Ahad (21/01).(swl/znk)

Dream comes true, sebuah kalimat singkat penuh makna yang menjadi keinginan semua orang dalam menapaki dinamika karier kehidupannya. Pun demikian dengan Sin Cos Tan, sebuah nama grup nasyid putri acapella MBS yang namanya akhir-akhir ini menjadi trending topik di belantika dunia nasyid Yogyakarta karena deretan prestasinya. Di puncak prestasinya, Sin Cos Tan tidak ingin seperti ‘kacang yang lupa akan kulitnya’.

Selasa sore, diiringi guyuran hujan lebat yang membasahi bumi Yogyakarta, tujuh personel Sin Cos Tan dengan didampingi manajer setianya ustadzah istianah, dengan semangat 45 menjemput asa. Tepatnya di Diky Studio, nama tempat rekaman dengan owner yang tidak asing di telinga pecinta nasyid , terkhusus di Yogyakarta dan sekitarnya. Siapa lagi kalau bukan Mas Diky, vokalis grup nasyid FATIH yang namanya sudah malang melintang menghiasi jagad nasyid nasional dengan segudang prestasi dan karya terbaiknya. Di studio sederhana itu, Sin Cos Tan luncurkan single perdananya. Moment itu menjadi sangat istimewa karena lagu yang diciptakan adalah untuk yang pertama kalinya dan merupakan persembahan spesial Satu Dasawarsa MBS.

Setelah sekian lama, kami menunggu moment ( rekaman ) indah seperti ini. Kesempatan itu akhirnya datang juga, ujar Wisda personel Sin Cos Tan asal Sangatta yang juga mahir beatbox. Hari ini kami bersyukur bisa memberikan kenangan terindah di Milad Satu Dasawarsa MBS. Jangan dilihat dari bentuknya yang hanya sebuah lagu, tapi dalam tiap syair lagu itu tersimpan ghirah dan kecintaan kami terhadap pondok yang telah membekali kami dengan berbagai macam disiplin ilmu, hingga kami bisa ‘sukses’ seperti sekarang ini, terangnya lagi.

Berkaca dari prestasi yang ditorehkan Sin Cos Tan, kiranya bukan sesuatu yang mustahil bagi MBS untuk bisa mencetak dan melahirkan generasi dan kader militan yang unggul dan berprestasi di berbagai bidang. Dan yang tak kalah penting, prestasi yang dibukukan tiap santri bisa menjadi pelecut dan ibrah bagi santri-santri lainnya sesuai dengan spirit Satu Dasawarsa dan cita-cita luhur MBS “Menjadi Pusat Peradaban Baru”. Peradaban yang akan mewujudkan negeri makmur gemah ripah loh jinawi, baldatun thoyyibatun wa rabbun ghofur.

Ada yang berbeda dengan halaman Sekolah PPM MBS Sleman Yogyakarta Rabu (17/01) pagi itu. Jika biasanya halaman itu dipenuhi dengan santri yang berlalu lalang sambil membawa buku dan tas sekolahnya, maka pagi itu halaman sekolah telah dipenuhi oleh para tamu undangan yang menghadiri acara Pembukaan Milad Satu Dasawarsa MBS.

Acara yang dimulai pada pukul 10.00 WIB tersebut, dihadiri oleh Bapak Sri Purnomo, M.Si selaku Bupati Sleman, Bapak Hamdan Hambali selaku perwakilan PWM DI Yogyakarta, dan juga berbagai tamu undangan dari berbagai kalangan.

Sebelum memasuki acara inti, sempat tampil pula tim paduan suara kebanggaan PPM MBS Sleman Yogyakarta, Intranova yang membawakan lagu Indonesia Raya dan Sang Surya. Riuh tepuk tangan penonton juga terdengar setelah penampilan Intranova selesai. Setelah Intranova tampil, acara dilanjutkan dengan sambutan-sambutan.

Sambutan yang pertama disampaikan langsung oleh Ustadz Fajar Shadik selaku Direktur Utama PPM MBS Sleman Yogyakarta. Dilanjutkan dengan sambutan kedua yang disampaikan oleh Bapak Hamdan Hambali. Dan yang terakhir adalah sambutan oleh Bapak Sri Purnomo sekaligus membuka acara Pembukaan Milad Satu Dasawarsa MBS untuk empat hari kedepan secara simbolis. Pembukaan secara simbolis adalah dengan pemukulan gong sebanyak tiga kali. Setelah pembukaan, acara dilanjutkan dengan Launching MBS TV secara simbolis dengan penyerahan logo MBS TV oleh Ustadz Rahmat Susanto selaku Kepala MBS TV kepada Ustadz Fajar Shadik.

MBS TV sendiri merupakan salah satu amal usaha terbaru milik MBS. Dilatar belakangi oleh maraknya informasi yang tidak seimbang dari fakta yang ada (hoax), dan tingginya kebutuhan masyarakat akan tontonan yang memiliki mutu dan kualitas tinggi, membuat MBS ingin mendirikan suatu stasiun TV islami yang dapat menjawab problematika tersebut.

MBS TV yang memiliki slogan “Memberi Informasi dan Inspirasi” ini memiliki beberapa program baru yang menarik, seperti liputan keseharian santri, kunjungan-kunjungan dari berbagai pihak, dan lain sebagainya. Dengan adanya MBS TV diharapkan stasiun TV ini dapat menjadi perekat ukhuwah dan pencerdas umat.

Pukul 11.15 WIB, acara Pembukaan Milad Satu Dasawarsa MBS selesai. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembukaan bazar yang bertempat di halaman sekolah PPM MBS Putra Sleman Yogyakarta.

Untuk empat hari kedepan, lagu Satu Dasawarsa MBS sepertinya akan selalu terdengar di seantero komplek MBS. Dapat dipastikan bahwa keramaian akan selalu nampak di kompleks PPM MBS Sleman Yogyakarta, baik itu dalam rangka perlombaan, seminar, dan berbagai aktivitas lainnya.

 

 

Dua hari itu menjadi hari yang bersejarah di dunia keIPMan nasional. Pasalnya, Seminar IPM Nasional 2018 baru saja digelar oleh PR IPM PPM MBS Putri Sleman Yogyakarta. Hal ini menandai adanya gebrakan baru dalam pimpinan ranting yang mampu menggelar seminar IPM bertaraf nasional.

Dilatar belakangi oleh perbedaan persepsi dalam organisasi Pondok Pesantren Muhammadiyah di Indonesia. PR IPM PPM MBS Putri Sleman Yogyakarta mempersembahkan Seminar IPM Nasional 2018 tingkat Pondok Pesantren dan Sekolah Menengah Muhammadiyah Se-Indonesia yang bertajuk “Leadership of Training”.  Acara ini juga termasuk  dalam rangkaian pra acara Satu Dasawarsa PPM MBS Sleman Yogyakarta.

Berlangsung sejak hari Kamis (11/01) siang, seminar bertema “Dari Santri, untuk Muhammadiyah Menjadikan IPM Sebagai Organisasi Pelopor Berkemajuan” ini dibuka oleh Sekretaris Umum ITMAM, Ustadz Nashirul Ahsan, Lc. Turut hadir pula pada pembukaan, Ketua PD IPM Sleman, Bambang Tri Atmadja, yang juga merupakan salah satu alumni MBS Sleman Yogyakarta. Dalam sambutannya, beliau turut mengapresiasi kegiatan tersebut.

Sesi ta’aruf menjadi agenda selanjutnya. PW IPM DIY menjadi tamu spesial yang ikut memberikan sambutan pada sesi ta’aruf. Para peserta, baik putra maupun putri yang datang dari berbagai pelosok negeri, seperti Lampung, Lamongan, Kudus, Wonosari, dan lain sebagainya saling memperkenalkan diri lewat berbagai macam permainan sederhana yang dipandu oleh panitia. Walau hujan sempat deras mengguyur, namun semangat ipmawan-ipmawati tak luntur. Gelak tawa terus memenuhi forum ta’aruf tersebut.

Malam menyambut, seminar beranjak pada materi sesi pertama. Materi ini merupakan kolaborasi materi tentang Kemuhammadiyahan dan Motivasi yang masing-masing disampaikan oleh Bapak Taufikurrohman dan Teh Lady Farhana. Pada materinya, Bapak Taufik menyampaikan pentingnya menjadikan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam berkemajuan. Sesi materi yang semula formal, berubah menjadi gelak tawa penuh kehangatan ketika Teh Lady dengan ciri khasnya menyemangati peserta yang tentunya kader-kader Muhammadiyah, agar bisa menjadi pemimpin yang memberi pengaruh baik pada masyarakat luas. Acara malam itu ditutup dengan menampilkan ice breaking berupa video-video kegiatan di PPM MBS Putri Sleman Yogyakarta.

Jum’at (12/01), dinginnya pagi tak membekukan semangat peserta untuk terus mengikuti rentetan kegiatan. Dimulai dengan sholat tahajjud dan subuh berjama’ah, kemudian dilanjutkan dengan kultum yang diisi oleh perwakilan Pondok Pesantren Al-Mizan Lamongan. Selanjutnya, peserta diajak untuk mengikuti kegiatan senam pagi di halaman sekolah.

Sebelum materi sesi kedua dimulai, peserta disuguhi dengan penampilan menarik grup nasyid nasional milik PPM MBS Sleman Yogyakarta, SINCOSTAN. Penampilan ini juga diapresiasi penuh oleh para peserta.

Beranjak menuju materi sesi kedua, dengan tema materi “Kepemimpinan Seorang Wanita”, Ibu Sri Lestari Linawati mengajak peserta untuk berdiskusi bagaimana menjadi pemimpin wanita yang tangguh. Materi pada sesi kedua tersebut juga diisi oleh Mantan Ketua Umum PP IPM, Bapak Muhammad Jamaludin Ahmad. Pada materinya, beliau memotivasi ipmawan-ipmawati yang hadir untuk menjadi kader Muhammadiyah yang memiliki jiwa pemimpin yang bertanggung jawab.

Pukul 13.00 WIB, kegiatan diisi dengan Panel Story, dimana panelis dari Madrasah Mua’llimaat Yogyakarta, PP Imam Syuhada, dan tuan rumah seminar, PPM MBS Putri Sleman Yogyakarta, menyampaikan program kerja IPM unggulan dari masing-masing sekolah. Panelis dari PR IPM PPM MBS Putri Sleman Yogyakarta dibawakan langsung oleh Ketua Umum PR IPM PPM MBS Putri periode 2017-2018, yakni Ipmawati Resta Dhuhratun Nisak.

Agenda selanjutnya, materi sesi ketiga yang sekaligus menjadi penutup rangkaian acara Seminar IPM Nasional 2018 “Leadership of Training”. Pengisi materi kali bukanlah sembarang orang. Duet antara Direktur PPM MBS Sleman Yogyakarta, Ustadz Fajar Shadik dan  Ketua Umum PP IPM periode 2016-2018, Ipmawan Velandani Prakoso, berhasil menyita perhatian para peserta. Pada materinya, Ustadz Fajar menekankan bahwa IPM pondok pesantren harus berbeda dengan IPM non pondok pesantren.

Hal ini juga disambut oleh Ipmawan Andan yang menyampaikan bahwa IPM di pondok pesantren juga harus bisa maju walau memiliki struktur IPM yang berbeda. Ipmawan Andan juga berkomentar, “Acara ini patut diapresiasi karena merupakan sebuah sejarah baru di dunia keIPMan, dimana sebuah pimpinan ranting mampu menggelar acara sekelas nasional”. Ipmawan Andan juga berharap acara ini dapat menjadi acara rutin tahunan IPM. Sebelum acara resmi ditutup, para peserta menyempatkan diri untuk mengambil gambar bersama Ipmawan Andan.

Semoga dengan terlaksananya acara ini, ketabuan dalam berIPM di pondok pesantren dapat dihilangkan dan IPM pondok pesantren juga mampu maju layaknya IPM non pondok pesantren. IPM JAYA!

 

 

 

Dalam rangka milad 10 TAHUN MBS Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Sleman Yogyakarta gelar BAZAAR BUKU dan PRODUK MUSLIM se-Jateng DIY. Acara ini di gelar mulai tanggal 17 – 21 Januari 2018 dari jam 09.00 – 21.00 WIB di kompleks Pondok Pesantren MBS, Jl. Piyungan km 2 Bokoharjo, Prambanan, Sleman Yogyakarta. Berbagai stand dari produk buku, busana muslim, herbal, kuliner halal menjadi sajian utama. Gratis masuk area pameran, terbuka untuk umum ditambah dengan diskon besar-besaran disinyalir mengundang magnet pengunjung dari berbagai kalangan.

Belum lagi performa nasyid, kajian islam, talkshow kewirausahaan, aneka lomba anak dan pelajar, menggambar dan mewarnai menjadi pendukung acara yang bakal memeriahkan gelaran Prambanan Islamic Fair 2018. Bagi warga masyarakat prambanan dan sekitarnya buruan kunjungi standnya, beli produknya dan dapatkan diskon menariknya.

Semarak Milad Satu Dasawarsa MBS tak hanya dipenuhi oleh kegiatan seminar saja. Buktinya, Ahad (14/01) pagi itu menjadi lebih meriah tatkala ratusan peserta yang terdiri dari masyarakat sekitar, staf pengajar dan karyawan MBS Sleman Yogyakarta, alumni,  dan jama’ah pengajian Ahad Pagi ( Jihad Pagi ) masjid Al-Birr mengikuti “Jalan Sehat Satu Dasawarsa” yang dilaksanakan oleh Panitia Satu Dasawarsa PPM MBS Sleman Yogyakarta.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 08.00 WIB, bertepatan dengan selesainya Pengajian Ahad Pagi ( Jihad Pagi ) itu melewati rute dari Masjid Al-Birr, berlanjut ke Mer-C, kemudian gang MBS Putra, dan finish di Masjid Al-Birr. Di lepas secara langsung oleh Ketua BPH MBS Ustadz Syamsul Bakri, S. IP, MM peserta jalan sehat yang didominasi ummahat ini mulai bergerak. Animo peserta sangat luar biasa, karena pihak panitia yang dimotori Tim Ekonomi juga menyediakan ratusan doorprize. ‘Men sana in corpore sano’ , di dalam jiwa yang sehat terdapat raga yang kuat. Jalan sehat ini melengkapi aktivitas saya di hari ahad, Jihad Pagi mengolah jiwa kita, jalan sehat mengolah raga kita, terang salah satu peserta jalan sehat asal marangan. Hal senada juga diungkapkan Ustadz Nashirul Ahsan, Lc pendiri sekaligus BPH MBS yang juga ikut serta dalam jalan sehat, ‘mudah-mudahan dengan adanya jalan sehat ini dapat menjadi pembudayaan untuk hidup lebih sehat dan pembudayaan untuk olahraga. Jalan sehat adalah olahraga paling murah dan mudah dilakukan oleh orang tua atau siapa saja, dengan harapan muncul keinginan untuk menjaga kesehatan dan stamina, sehingga bisa melakukan aktivitas dengan baik. Dengan adanya jalan sehat ini muncul kekompakan dan kebersamaan antara civitas akademika MBS beserta masyarakat dan jama’ah Jihad Pagi, terangnya.

Sementara itu ditemui secara terpisah, Ibu Sujiyem nenek asal bleber kidul peraih hadiah utama 1 unit mesin cuci merasa bersyukur dan senang dengan hadiah yang didapatkan. Alhamdulillah, hari ini terasa sangat istimewa, saya tidak mengira akan dapat mesin cuci. Dengan menggunakan logat jawa yang masih kental , nenek 6 orang cucu ini kembali mengungkapkan kegembiraannya, tadinya niat dari rumah hanya ikut kajian rutin Jihad Pagi dan Jalan Sehat, ee lha kok malah ketiban rejeki dapet mesin cuci. Mudah-mudahan hadiah ini bisa bermanfaat bagi keluarga saya, pekerjaan saya jadi lebih ringan, dengan alat ini saya lebih bersemangat untuk nyuci, terangnya lagi. Selain hadiah utama mesin cuci, pihak panitia juga menyediakan  sepeda mini, magic com bingkisan dan paket menarik lainnya.

Kegiatan jalan sehat ini juga melibatkan berbagai pihak selaku sponsorship, Hasbuna Grosir & Stasionery, Hasbuna TokoMu, Hasbuna Loundry, Toko Bangunan Hasbuna, BMT Bina Ihsanul Fikri, Arif Nur Hartanto (wakil ketua DPRD DIY), Kuliner, Sariayu Kosmetik, Wardah Kosmetik, Sarung ATLAS, PCM Prambanan, BMT BIF, PRM Madurejo, PRM Bokoharjo, Karyawan Koperasi MBS, Karyawan Seragam MBS, Ustadz Fajar Shadik, Ustadz Syamsul Musyaffa, dan Ust. Nashirul Ahsan turut memeriahkan dan berpartisipasi dalam acara tersebut dengan menyisihkan sebagian rejekinya untuk diwujudkan dalam bentuk bingkisan doorprize.

 

           

Halaman Sekolah PPM MBS Putra Yogyakarta serasa menjadi spesial siang hari itu (12/01) dengan kedatangan penulis No. 1 Se-Indonesia, Al Ustadz Habiburrahman El-Shirazy. Beliau yang akrab disapa Kang Abik ini sebelumnya direncanakan akan mengisi acara bedah buku yang diadakan PR IPM MBS Putra. Di tengah kesibukan beliau sebagai penulis, alhamdulillah Kang Abik bersedia untuk mengisi acara tersebut. Maka kedatangannya siang itu disambut gembira oleh para peserta bedah buku.

Acara bedah buku dan kajian bertajuk ‘Pemuda di jalan Hirah dan Cinta’ yang akan mengulas novel Bidadari Bermata Bening dimulai tepat jam 2 siang. Dibuka dengan sambutan dari ustadz Nashirul Ahsan selaku BPH PPM MBS Sleman Yogyakarta. Di awal pembicaraannya, penulis yang bertempat tinggal di Salatiga ini mengungkapkan, bahwa beliau terkesan dengan suasana pondok yang asri.

“ Ini pertama kalinya saya datang di PPM MBS Sleman Yogyakarta. Saya sangat terkesan dengan suasana podok ini. Para ustadz-ustadzah yang ramah dan selalu tersenyum, lingkungan pondok yanga asri, kebangetan kalau kalian tidak bersyukur bisa sekolah di sini.” Kata beliau kepada  para peserta acara yang mayoritas dari kalangan santri PPM MBS Sleman Yogyakarta ini.

Di acara ini, penulis yang terkenal dengan novel Ayat-Ayat Cinta yang konon katanya meraup keuntungan lebih dari setengah miliar itu menceritakan pengalaman hidupnya sebagai penulis. Mulai dari ketika beliau berniat  memfokuskan diri mempelajari ilmu hadits di Universitas Al-Azhar Kairo, dan meninggalkan dunia kepenulisan. Tapi memang Allah sebaik-baiknya pembuat rencana, kata beliau. Allah berkehendak lain, ketika beliau berniat untuk memfokuskan mempelajari ilmu hadits saat itulah datang tawaran untuk memimpin perkumpulan sastrawan se-asia tenggara di Kairo yang dengan terpaksa diterima Kang Abik. Maka mulailah beliau kembali ke dunia kepenulisan yang sebelumnya ditinggalkan beliau.  Sampai karir beliau melejit seperti saat ini.

Pada kesempatan siang itu, Kang Abik juga menyampaikan suka-dukanya di awal kepenulisannya. Seperti saat beliau kembali ke Indonesia kemudian mulai menulis dan menerjemahkan buku-buku ke Bahasa Indonesia. Pada saat itu Kang Abik banyak diperbincangkan para tetangga karena terlihat menganggur di rumah.

“ Padahal saya itu menulis dan menerjemahkan buku dari jam 4 sampai jam 7 pagi itu sudah dapat seratus ribu. Lha, mereka saja jam tujuh pagi baru berangkat kerja.” Kata Kang Abik diiringi tawa dari para peserta.

Desas-desus tentang Kang Abik yang masih menganggur itu pun semakin meluas. Membuat Ibunda beliau kepanasan mendengar pembicaraan tentang anaknya.

“ Akhirnya Ibu saya ngomong gini, ‘ nak, mulai besok pagi  jam tujuh kamu pergi dari rumah. Terserah mau kemana. Nanti jam lima kalau mereka balik dari kerja kamu ikut pulang juga. Telinga ummi udah panas dengar tetangga ngomongin kamu’” kata Kang Abik sambil tersenyum.

Acara pun ditutup dengan sesi Meet and Greet bersama para peserta. Pada sesi ini peserta dipersilahkan untuk berfoto bersama dan meminta tanda tangan beliau. Di acara ini pula diadakan bazar buku yang disponsori oleh Republika.

Gemuruh dan antusiasme para santri tak terbendung menyimak kajian Ustadz Fachrurrozi Abu Syamil, S. Pd.I di komplek Masjid Al-Birr, Islamic Centre Prambanan , Pada kamis 23 Rabi’ul Akhir 1439 H (11/1).Pengajian akbar yang mengangkat pembahasan mengenai nubuwwah akhir zaman ini terselenggara atas inisiatif dari Bagian Kajian Dakwah Islam (KDI) Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah Putra MBS YOGYAKARTA (PR IPM MBS).

Pengajian tersebut sudah direncanakan jauh-jauh hari dari periode PR IPM MBS 2016-2017 dan baru terealisasikan di IPM MBS 2017-2018. Pengajian yang bertemakan Nubuwah akhir zaman dan sikap kita sebagai pemuda zaman Now” ini juga turut meramaikan acara dari rangkaian dari agenda Satu Dasawarsa MBS YOGYAKARTA.

Kajian bertema nubuwwah akhir zaman ini bermaksud untuk membuka kesadaran para generasi muda Islam terkhusus para santri supaya mengimani apa yang telah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wa Sallam wartakan tentang akhir zaman dan hari kiamat.

Ketua Bidang Kajian Dakwah Islam PR IPM MBS SLEMAN YOGYAKARTA, Mahfudz Ridwan , menuturkan bahwa kajian ini mengharapkan timbal balik yaitu meningkatnya ghirah para generasi muda untuk menyiapkan diri (I’dad) menyambut akhir zaman yang semakin jelas tanda-tandanya.

“Tabligh akbar ini diselenggarakan untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan generasi muda agar mereka semakin menyadari bahwa dunia sudah masuk usia senja serta agar generasi muda tak lagi menghabiskan waktu  untuk beroya-foya  namun menggantinya dengan amal shaleh dan ibadah”, ujarnya.

Acara tabligh akbar ini dimulai pukul 16.30 sehabis shalat ashar. Ustadz Fachrurrozi selaku penceramah dijemput oleh perwakilan bagian KDI PR IPM MBS PUTRA dari kediamannya. Sesampainya di MBS, moderator acara memulai kajian ustadz asal Yogyakarta itu.

Isi ceramah Ustadz Fachrurrozi menyinggung isu-isu aktual, seperti pengakuan sepihak Yerusalem sebagai ibukota Israel, dan fase kehidupan umat Islam yang telah masuk fase ke empat dari lima periode akhir zaman.

Acara pengajian ditutup sebelum adzan Maghrib berkumandang bersamaan dengan buka bersama para santri PPM MBS YOGYAKARTA.

Muhammadiyah Boarding School (MBS) Sleman Yogyakarta akan memperingati milad satu dasawarsa pada 20 Januari 2018. Pondok pesantren yang berlokasi di Jalan Prambanan-Piyungan km. 2, Prambanan, Sleman ini berdiri pada 20 Januari 2008. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Prof Amien Rais.

Di usianya yang kesepuluh, MBS Sleman Yogyakarta telah menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam unggulan, dan menjadi inspirasi berdirinya MBS di seluruh Indonesia. Sampai saat ini, ribuan kader muda Muhammadiyah dari Aceh sampai Papua telah menjadi santri di jenjang SD MBS, SMP MBS, dan SMA MBS.

Satu dasawarsa MBS mengabdi, terus mengusung tekad untuk menjadi pusat harapan membangun peradaban baru Indonesia. Dari lembaga ini, diharapkan lahir generasi-generasi muda terbaik yang akan melanjutkan estafet perjuangan para pendahulu bangsa. Selain juga melahirkan calon pemimpin dengan karakter utama sebagai ulama intelektual dan intelektual ulama.

Dalam peringatan satu dasawarsa, MBS mengusung tema “Satu Dasawarsa MBS Mengabdi Menuju Pesantren sebagai Pusat Peradaban Baru”. Ada beragam rangkaian acara yang akan digelar sejak tanggal 7 Januari 2018. Di antaranya Seminar Parenting dan Workshop Wakaf yang akan dilaksanakan pada hari pertama.

Pada tanggal 13 Januari akan diadakan Taujih Ruhiyah, lalu pada 14 Januari dilaksanakan Jalan Sehat yang akan diikuti oleh 5000-an keluarga besar MBS dan masyarakat umum. Upacara pembukaan Satu Dasawarsa akan dilaksanakan pada 17 Januari yang direncanakan akan dihadiri dan dibuka langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof Muhadjir Effendy.

Selama 3 hari, 17-20 Januari 2018, akan diadakan seminar berseri, mulai dari seminar ekonomi, pendidikan pondok pesantren, seminar pengkaderan Muhammadiyah, talkshow pendidikan, hingga pelatihan kepemimpinan.

Bagi para siswa SD, SMD, dan SMA se-Jawa dan Bali, akan bertemu dalam forum OlimpiadeMu, yang digelar pada 17 dan 18 Januari 2018. Olimpiade beragam jenis mata lomba ini mengusung tema “Menjadi Kader Hebat Berakhlak dan Berprestasi”.

Digelar pula Pameran Dokumentasi Sejarah MBS selama lima hari, pada 17-20 Januari dengan tema “Sejuta Kenangan Warna Perjalanan MBS”. Acara ini berbarengan dengan Bazar Produk Ekonomi yang dilangsungkan di Kompleks MBS Yogyakarta.

Acara lainnya adalah Bakti Sosial bersama Lazismu dan MPM serta acara puncak yang rencananya akan dihadiri oleh ketua umum PP Muhammadiyah untuk memberikan tabligh akbar, pada Sabtu, 20 Januari 2018. Dalam acara penutupan, diawali dengan pawai keluarga besar MBS dan dipungkasi dengan MBS Award, pada 21 Januari 2018.

Dalam rangka menyongsong Satu Dasawarsa, jajaran pimpinan MBS melakukan kunjungan ke Suara Muhammadiyah, pada 9 Januari 2018.

 

Dua hari itu menjadi hari yang bersejarah di dunia keIPMan nasional. Pasalnya, Seminar IPM Nasional 2018 baru saja digelar oleh PR IPM PPM MBS Putri Sleman Yogyakarta. Hal ini menandai adanya gebrakan baru dalam pimpinan ranting yang mampu menggelar seminar IPM bertaraf nasional.

Dilatar belakangi oleh perbedaan persepsi dalam organisasi Pondok Pesantren Muhammadiyyah di Indonesia. PR IPM PPM MBS Putri Sleman Yogyakarta mempersembahkan Seminar IPM Nasional 2018 tingkat Pondok Pesantren dan Sekolah Menengah Muhammadiyyah Se-Indonesia yang bertajuk “Leadership of Training”.

Berlangsung sejak hari Kamis (11/01) siang, seminar bertema “Dari Santri, untuk Muhammadiyyah Menjadikan IPM Sebagai Organisasi Pelopor Berkemajuan” ini dibuka oleh Sekretaris Umum ITMAM, Ustadz Nashirul Ahsan, Lc. Turut hadir pula pada pembukaan, Ketua PD IPM Sleman, Bambang Tri Atmadja, yang juga merupakan salah satu alumni MBS Sleman Yogyakarta. Dalam sambutannya, beliau turut mengapresiasi kegiatan tersebut.

Sesi ta’aruf menjadi agenda selanjutnya. PW IPM DIY menjadi tamu spesial yang ikut memberikan sambutan pada sesi ta’aruf. Para peserta, baik putra maupun putri yang datang dari berbagai pelosok negeri, seperti Lampung, Lamongan, Kudus, Wonosari, dan lain sebagainya saling memperkenalkan diri lewat berbagai macam permainan sederhana yang dipandu oleh panitia. Walau hujan sempat deras mengguyur, namun semangat ipmawan-ipmawati tak luntur. Gelak tawa terus memenuhi forum ta’aruf tersebut.

Malam menyambut, seminar beranjak pada materi sesi pertama. Materi ini merupakan kolaborasi materi tentang Kemuhammadiyahan dan Motivasi yang masing-masing disampaikan oleh Bapak Taufikurrohman dan Teh Lady Farhana. Pada materinya, Bapak Taufik menyampaikan pentingnya menjadikan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam berkemajuan. Sesi materi yang semula formal, berubah menjadi gelak tawa penuh kehangatan ketika Teh Lady dengan ciri khasnya menyemangati peserta yang tentunya kader-kader Muhammadiyyah, agar bisa menjadi pemimpin yang memberi pengaruh baik pada masyarakat luas. Acara malam itu ditutup dengan menampilkan ice breaking berupa video-video kegiatan di PPM MBS Putri Sleman Yogyakarta.

Jum’at (12/01), dinginnya pagi tak membekukan semangat peserta untuk terus mengikuti rentetan kegiatan. Dimulai dengan sholat tahajjud dan subuh berjama’ah, kemudian dilanjutkan dengan kultum yang diisi oleh perwakilan Pondok Pesantren Al-Mizan Lamongan. Selanjutnya, peserta diajak untuk mengikuti kegiatan senam pagi di halaman sekolah.

Sebelum materi sesi kedua dimulai, peserta disuguhi dengan penampilan menarik grup nasyid nasional milik PPM MBS Sleman Yogyakarta, SINCOSTAN. Penampilan ini diapresiasi penuh oleh para peserta. Beranjak menuju materi sesi kedua, dengan tema materi “Kepemimpinan Seorang Wanita”, Ibu Sri Lestari Linawati mengajak peserta untuk berdiskusi bagaimana menjadi pemimpin wanita yang tangguh. Materi pada sesi kedua tersebut juga diisi oleh Mantan Ketua Umum PP IPM, Bapak Muhammad Jamaludin Ahmad. Pada materinya, beliau memotivasi ipmawan-ipmawati yang hadir untuk menjadi kader Muhammadiyyah yang memiliki jiwa pemimpin.

Pukul 13.00 WIB, kegiatan diisi dengan Panel Story, dimana panelis dari Madrasah Mua’llimaat Yogyakarta, PP Imam Syuhada, dan tuan rumah seminar, PPM MBS Putri Sleman Yogyakarta, menyampaikan program kerja IPM unggulan dari masing-masing sekolah.

Agenda selanjutnya, materi sesi ketiga yang sekaligus menjadi penutup rangkaian acara Seminar IPM Nasional 2018 “Leadership of Training”. Pengisi materi kali bukanlah sembarang orang. Duet antara Direktur PPM MBS Sleman Yogyakarta, Ustadz Fajar Shadik dan  Ketua Umum PP IPM, Ipmawan Velandani Prakoso, berhasil menyita perhatian para peserta. Pada materinya, Ustadz Fajar menekankan bahwa IPM pondok pesantren harus berbeda dengan IPM non pondok pesantren.

Hal ini juga disambut oleh Ipmawan Andan yang menyampaikan bahwa IPM di pondok pesantren juga harus bisa maju walau memiliki struktur IPM yang berbeda. Ipmawan Andan juga berkomentar, “Acara ini patut diapresiasi karena merupakan sebuah sejarah baru di dunia keIPMan, dimana sebuah pimpinan ranting mampu menggelar acara sekelas nasional”. Ipmawan Andan juga berharap acara ini dapat menjadi acara rutin tahunan IPM. Sebelum acara resmi ditutup, para peserta menyempatkan diri untuk mengambil gambar bersama Ipmawan Andan.

Semoga dengan terlaksananya acara ini, ketabuan dalam berIPM di pondok pesantren dapat dihilangkan dan IPM pondok pesantren juga mampu maju layaknya IPM non pondok pesantren. IPM JAYA!