Sore hari menjelang petang, Majelis Pendidikan Kader Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Republik Arab Mesir berkolaborasi dengan Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta (IKA MBS) Regional Mesir sukses menyelenggarakan Acara Bincang Santai & Temu Kader Edisi Keempat yang disampaikan oleh dua pembicara, yaitu Ustadz Fakih Udin, Lc., dan Ustadz H. Muhammad Taufiq, Lc., M.Pd. Keduanya merupakan Pimpinan PPM MBS Yogyakarta yang sedang berkunjung ke Mesir guna menyelesaikan beberapa urusan mengenai perpajangan masa berlaku ijazah mu’adalah dengan pihak Al Azhar.

Acara yang bertempat di Aula K.H. Ahmad Dahlan, Markaz Dakwah PCIM Mesir, Hayy Tasi’ Madinat Nasr, pada Selasa (10/12). Dan mengangkat tema “Refleksi Perkembangan Pontrenmu, Harapan dan Tantangan di Masa Mendatang” ini sangat membantu para Kader PCIM Mesir wabil khusus yang hadir dan diundang pada momen ini.

Mereka adalah yang menerima beasiswa dari Lembaga Zakat, Infak dan Sedekah Assalam fil Alamin, atau Lazis ASFA dan Lembaga Zakat, Infak dan Sedekah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, atau LazisMU Pusat. Acara ini diadakan untuk membangkitkan wawasan terkait peran alumni al Azhar di dunia pesantren nanti dan juga menggairahkan semangat belajar dan memperbarui niat para kader PCIM Mesir calon alumni al Azhar untuk terus berjuang sekuat tenaga agar bisa bermanfaat bagi semuanya terutama pasca kelulusan nya dari Universitas ini.

Ustadz Fakih Uddin dalam pemaparan materinya menyampaikan bahwa pontrenmu ini perkembangannya signifikan sekali dari awalnya hanya puluhan kini sudah ratusan, bahkan mencapai 500 pontrenmu hal ini menjadi sebuah kesyukuran dan kebanggaan tersendiri bagi kita warga persyarikatan, yang artinya gairah untuk mempelajari ilmu syar’i dengan basis Lembaga Pendidikan model pesantren kian berkembang.

“Pasca Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta tahun 2010 lalu berdirinya Ittihadul Ma’ahid Muhammadiyah atau yang lebih sering disebut ITMAM, perkembangan pontrenmu sudah jauh luar biasa, kini sudah mencapai 450 an pontrenmu, kini melalui Lembaga Pengembangan Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah atau LP2M sudah berupaya untuk menekan laju pertumbuhan di titik yang sekarang dan meningkatkan mutu setiap pesantren agar keunggulan pontrenmu itu merata” ucapnya.

Namun, pasca perkembangan pontrenmu yang signifikan kini pontrenmu mengalami beberapa kendala diantaranya kekurangan asatidz dan asatidzah atau tenaga pendidik mata pelajaran ulum syar’iyyah yang lumayan banyak dan hal ini belum mampu tercukupi oleh semua pontrenmu, tak luput juga PPM MBS Yogyakarta, tambahnya.

Oleh karena itu, ustadz yang juga Pimpinan PPM MBS Yogyakarta ini, menekankan tentang pentingnya belajar yang giat, juga menguasai maharah lughawiyah atau kemampuan berbicara bahasa arab dengan lancar, agar nanti ketika melakukan pengajaran dan pembelajaran dengan santri pontrenmu tidak lagi terbata bata, walaupun sebenarnya mereka mampu untuk memahaminya.

Karena memang lingkungan di Mesir ini sangat bebas bahkan bisa jadi sebagian mahasiswa hanya mau berkomunikasi sehari hari dengan mahasiswa atau pelajar yang dari negara asalnya. Hal ini tentu jadi pantangan jika seorang mahasiswa ingin lancar berbicara dan berkomunikasi dengan bahasa arab yang fushah.

 Selain itu beliau juga menekankan pada sebuah pertanyaan sederhana, tapi mengandung arti yang syarat akan tantangan, pertaruhan semangat dan cita-cita, serta mengobarkan kembali tujuan para mahasiswa yang hadir, untuk apa mereka datang ke Mesir?!. Hal ini tentu sedikit mengetuk hati agar setiap mahasiswa untuk terus konsisten pada apa yang ia niatkan pada masa awal kedatangannya datang dan hidup di mesir hanya untuk belajar, bukan untuk yang lain.

Pada sesi tanya jawab, Ustadz Fakih juga menekankan kepada mahasiswa untuk tidak berkutat dalam aktifitasnya dengan golongan saja, melainkan agar lebih terbuka atau berbaur dalam hal kerjasama maupun bergaul, sehingga jaringan kita akan semakin luas, tidak berkutat pada golongan itu-itu saja.

“jadikan prinsip bahwa kita bisa bergaul dengan siapa saja, sehingga itu penting, ketika kita pulang, kita bisa diterima dimana saja, tentu untuk pekerjaan juga tidak sulit, kita lebih berpeluang bekerja dimana saja,” tegasnya. Beliau juga mengingatkan untuk menerapkan prinsip open mind dalam kehidupan kita.

Tak cukup sampai di situ, dengan nada memotivasi peserta, Ustadz Fakih juga menyampaikan bahwa ‘ibrah atas itu bisa didapatkan di Al Azhar.

“Di Al Azhar itu antum semua dapat kesempatan untuk belajar dari ulama kaliber dunia dan semua fan ilmu ada disini, antum mau tafsir ada, antum mau hadis ada, antum mau ilmu-ilmu bahasa; balaghah, Sharaf, nahwu dan lain sebagainya ada semua di Al-Azhar.” ungkap sosok kelahiran kota Magelang ini.

Di akhir sesi, Ustadz Fakih menutup dengan berbagi pengalaman dan suka duka menjalani dunia kepesantrenan semenjak beliau lulus dari Imam Muhammad Ibn Su’ud University atau Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Bahasa Arab atau LIPIA Jakarta pada tahun 2011.

Di sela-sela itulah beliau juga turut memberikan nasehat supaya untuk membekali diri baik secara keilmuan (ilmu dasar, lancar kuliah, dan penguasaan bahasa Arab) maupun juga secara sikap (punya passion, menjaga adab, dan doa).

Pimpinan PPM MBS Yogyakarta, Ustadz Fakih Udin, Lc., akan meninggalkan Kairo pada Rabu dini hari (11/12), setelah sebelumnya melakukan berbagai kunjungan salah satunya ke Markaz Sholah Kamil, Qitho’ Ma’ahid Azhariyah, bertemu dengan Dr. Haitsam, kemudian ke Markaz Tathwir li Ta’lim Thullab Al Wafidin wal Ajanib, selanjutnya menemui Dr. Nahlah Shabri Sha’idy, dan berbagai macam kunjungan lainnya yang dilakukan beliau selama kurang lebih seminggu berada di Kairo.

Menurut Kunta Ulinnuha, Ketua Umum IKA MBS Mesir, “beliau melakukan kunjungan ke Mesir, yakni untuk menjalin silaturahmi antara Mesir dan Indonesia, karena PPM MBS Yogyakarta merasa perlu berinisiatif untuk melakukan kunjugan dalam rangka melebarkan relasi pesantren, serta membangun kerjasama antara lembaga-lembaga di Mesir dengan di Indonesia khususnya MBS itu sendiri,” tutur pria yang mengatur segala jadwal Para Pimpinan Pondok selama di Mesir ini.

“Kedatangan Beliau memang untuk membersamai keberangkatan para mahasiswa baru Universitas Al Azhar Kairo Mesir Alumni PPM MBS Yogyakarta sekaligus finalisasi urusan perpanjangan masa berlaku ijazah mu’adalah dengan pihak Al Azhar, Mesir,” tutupnya.(re)

 

Ikatan Keluarga Alumni Muhammadiyah Boarding School (IKA MBS) Yogyakarta di Mesir sukses menggelar Sapa Alumni Internasional &Takrim Mutafawwiqin Tahun 2024 pada Hari Ahad, 07 jumadal ula 1446 H / 08 desember 2024 M bertempat di Aula Kyai Haji Ahmad Dahlan, Markaz Dakwah Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir.

Dalam kegiatan ini, dihadiri seluruh keluarga besar IKA MBS Mesir mulai dari angkatan kedatangan pertama hingga angkatan kesembilan yang tengah menempuh studi di Universitas Al Azhar Kairo Mesir.

Kegiatan ini kita adakan dalam rangka memeriahkan Kunjungan Pimpinan Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta yaitu Ustadz Fakih Udin, Lc. Dan Ustadz H. Muhammad Taufiq, Lc. M.Pd. yang datang dan berkunjung ke Mesir untuk mengantarkan kedatangan mahasiswa baru Universitas Al Azhar dari PPM MBS Yogyakarta sekaligus menyelesaikan beberapa urusan mengenai perpanjangan mu’adalah dengan Al Azhar, ujar Kunta Ulinnuha ketua IKA MBS Mesir.

Selain bertemunya para alumni, kegiatan kita isi dengan sharing, merefleksikan masa-masa di pesantren yang lalu, masa mahasiswa, hingga upaya alumni mewarnai dinamika perkuliahan dan dunia mahasiswa Indonesia di Mesir, ungkapnya.

Mahasiswa semester 4 fakultas syari’ah wal qanun jurusan syari’ah islamiyyah Universitas Al Azhar Kairo ini menambahkan, IKA MBS Mesir merupakan rumah besar bagi alumni MBS yang sedang menempuh study di Mesir, selain tentu PCIM Mesir, apapun masalah dan problema yang berlangsung dapat mengkonsultasikan dengan sesama alumni dalam keluraga besar IKA.

Alhamdulillah, kegiatan ini berlangsung dengan sukses dan diharapkan membawa kebermanfaatan bagi semua anggota IKA MBS, terangnya.

Kunta berharap, dari kegiatan ini alumni yang tergabung dalam wadah IKA Mesir ini bisa merefleksikan perjuangan setiap dari mahasiswa baru untuk sampai di Mesir ini dan terdaftar sebagai mahasiswa baru universitas al Azhar yang tentu tidak mudah. Yang tidak kalah penting, tambah Kunta adalah untuk mempererat ukhuwah antar alumni, tegasnya. Insya Allah IKA MBS Mesir ke depan akan berupaya melakukan konsolidasi dan pendataan lebih lanjut kepada alumni MBS sudah datang ke mesir ini sekaligus melakukan pendampingan yang lebih intensif bagi mereka, pungkasnya.

Pimpinan PPM MBS Yogyakarta, Ustadz Fakih Udin, Lc. mengatakan jumlah alumni yang sudah datang dan sedang menempuh study di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir sudah mencapai lebih dari 100 orang dari berbagai angkatan. Ustadz Fakih mengingatkan kembali, tujuan kedatangan para mahasiswa ini yang merupakan alumni MBS sendiri, hanya dan untuk selalu belajar tanpa terpikirkan hal yang lain, fokus untuk belajar sendiri merupakan tantangan bagi mahasiswa Indonesia di Mesir, di tengah realita kehidupan masisir yang memang menggiurkan untuk bermacam kegiatan, ujarnya.

Diantara amanat yang menggugah hati ialah, ustadz Fakih mengingatkan kembali tentang amanat ilmu di yang pundak setiap mahasiswa, bukan lagi perkara mudah untuk mewujudkan pandangan orang orang mengenai alumni kampus di timur tengah, oleh karenanya beliau mewanti-wanti untuk terus bersungguh-sungguh dalam belajar dan tidak ada tujuan lain kecuali untuk hal tersebut, tambahnya.

Materi yang berbeda disampaikan oleh Kepala Kerumahtanggaan PPM MBS Sleman Yogyakarta, Ustadz H. Muhammad Taufiq, Lc., M.Pd. belaiu berpesan untuk para mahasiswa alumni MBS agar memperluas jaringan ke berbagai lini dan belajar dari semua peristiwa yang terjadi di Mesir ini, tekannya.

Sungguh setiap yang kita lihat, setiap yang kita dengar, dan setiap kita rasakan adalah pelajaran berharga bagi diri kita, yang tidak kita dapatkan di ruang kuliah, ucapnya.

Beliau yakin dari hati terdalam, bahwa alumni MBS Yogyakarta mampu bersaing dengan mahasiswa yang lain untuk menjadi mahasiswa unggul. Beliau menyoroti realita yang terjadi di masyarakat tentang krisis kepemimpinan yang dianggapnya tak lain juga punya andil masyarakat itu sendiri. Oleh karenanya, alumni MBS yang juga kader muda persyarikatan dan bangsa harus mampu menyiapkan diri untuk menjadi kader pemimpin di masa yang akan datang, maka janganlah bosan-bosan untuk terus berdinamika di berbagai lini kehidupan baik di organisasi maupun di tempat yang lain, tambahnya.

Acara diakhiri dengan pemberian kenang-kenangan dan cinderamata dari struktural IKA MBS Mesir yang di wakili oleh Kunta Ulinnuha, Ketua Umum IKA MBS Regional Mesir kepada pimpinan PPM MBS Yogyakarta, Ustadz Fakih Udin, Lc. beruapa sweater bertuliskan bangga jadi alumni, dan dilanjutkan dengan acara ramah tamah keluarga besar IKA MBS Mesir, yang disuguhi sajian berupa semur ayam dan oseng sayur, disantap dengan cara jama’i atau berbarengan dan disiapkan oleh tim dapur komsumsi IKA MBS Mesir.

Sapa Alumni Internasional & Takrim Mutafawiqin ini sekaligus memiliki tujuan untuk menghilangkan rasa canggung antara alumni, mempererat silaturahmi dan kekeluargaan diantara kami serta menjadi wadah untuk tarhib mahasiswa baru universitas al Azhar Mesir dari PPM MBS  Yogyakarta yang berangkat pada awal bulan desember ini.(re)

 

Adapun 25 nama penerima penghargaan Takrim Mutafawiqin IKA MBS Mesir Tahun 2024 adalah sebagai berikut:

 

  1. Akmal Al Ahadi, Lc., Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Syari’ah wal Qanun, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid Jiddan ma’a Martabat Syaraf
  2. Luthfi Hamdan Rafindra Ma’ruf, Lc., Mahasuswa Tingkat Akhir Fakultas Syari’ah wal Qanun, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid Jiddan
  3. Arbiter Hasanashov, Lc., Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Syari’ah wal Qanun, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid
  4. Abu Ammar Tajuddi Al Azizy, Lc., Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Syari’ah wal Qanun, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid
  5. Anhar Azzumta, Lc., Mahasiswa Tingakat Akhir Fakultas Ushuluddin, Jurusan Aqidah dan Filasat, dengan predikat Jayyid
  6. Muhammad Habib Saputra, Mahasiswa Tingkat Tiga Fakultas Syari’ah wal Qanun, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid Jiddan
  7. Muhammad Amin Alwan, Mahasiswa Tingkat Tiga Fakultas Syari’ah wal Qanun, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid
  8. Muhammad Rifqi Zuhair Maulana, Mahasiswa Tingkat Tiga Fakultas Syari’ah wal Qanun, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid
  9. Hanif Adilah, Mahasiswa Tingkat Tiga Fakultas Syari’ah wal Qanun, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid
  • Muhammad Faqihuddin El Hijri, Mahasiswa Tingkat Tiga Fakultas Ushuluddin, Jurusan Tafsir Al Qur’an dengan predikat Jayyid
  • Aushaf Nabila Farahdhiya, Mahasiswa Tingkat Tiga Fakultas Dirasat Islamiyyah, Jurusan Lughah Arabiyah dengan predikat Jayyid Jiddan
  • Rifa’atul Mahmudah, Mahasiswa Tingkat Tiga Fakultas Dirasat Islamiyyah, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid Jiddan
  • Nadya Kamila, Mahasiswa Tingkat Tiga Fakultas Dirasat Islamiyyah, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid Jiddan
  • Salila Ardiyah Nailatul Aliyah, Mahasiswa Tingakat Tiga Fakultas Dirasat Islamiyyah, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid
  • Daffa Alamsyah, Mahasiswa Tingkat Dua Fakultas Lughah Arabiyah, Jurusan Lughah Ammah, dengan predikat Jayyid
  • Kunta Ulinnuha, Mahasiswa Tingkat Satu Fakultas Syari’ah wal Qanun, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid Jiddan
  • Fahmi Zubair Khalid, Mahasiswa Tingkat Satu Fakultas Syari’ah wal Qanun, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid
  • Nafis Anwal Bahy, Mahasiswa Tingkat Satu Fakultas Syari’ah wal Qanun, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid
  • Damar Bangun Sangsoko, Mahasiswa Tingkat Satu Fakultas Syari’ah wal Qanun, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid
  • Zarfa Fardah Sajidi, Mahasiswa Tingkat Satu Fakultas Syari’ah wal Qanun, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid
  • Muhammad Rayyan, Mahasiswa Tingkat Satu Fakultas Syari’ah wal Qanun, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid
  • Nurul Kahirunnisa, Mahasiswa Tingkat Satu Fakultas Dirasat Islamiyyah, Jurusan Syari’ah Islamiyyah, dengan predikat Jayyid
  • Fadhila Husna Azzhara, Mahasiswa Tingkat Satu Fakultas Dirasat Islamiyyah, Jurusan Lughah Arabiyyah, dengan predikat Jayyid
  • Baghiza Ainuna Hermawan, Mahasiswa Tingkat Satu Fakultas Dirasat Islamiyyah, Jurusan Ushuluddin, dengan predikat Jayyid
  • Tazkia Madina Sophia, Mahasiswa Tingkat Satu Fakultas Dirasat Islamiyyah, Jurusan Ushuluddin, dengan predikat Jayyid

Diantara serba serbi kegiatan pimpinan pesantren MBS selama lawatannya di Mesir, selain resmi ke beberapa instansi, beliau memanfaatkan waktu mengunjungi beberapa masayikh serta tokoh-tokoh penting di Mesir.

Dr. Nahla Al-Saeedi termasuk salah satu tokoh yang disowani pimpinan MBS. Dr. Nahla adalah putri dari ulama Al Azhar Syeikh Sabry Qutb El Saidy. Beliau adalah penasihat Syeikh Al Azhar untuk urusan ekspatriat. Dr. Nahla menjadi wanita pertama yang memegang peran penasihat dalam sejarah 1000 tahun Al Azhar.

Dia sebelumnya memegang dua posisi di Al Azhar, sebagai otoritas agama tertinggi dalam islam sunni, Dekan Sekolah Tinggi Ilmu Pengetahuan Islam untuk Ekspatriat dan kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Mahasiswa Internasional. Ia juga pernah diangkat sebagai Wakil Dekan Fakultas Studi Islam dan Bahasa Arab untuk Perempuan di Kairo dan Dekan Fakultas Ilmu Islam untuk Pelajar Asing di Nasr City pada januari 2019.

Demikian pula dengan Syaikh Aiman Abdul Ghani. Kepala Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Al Azhar. Di Majelis Qitho’ Ma’ahid Al Azhariyah pimpinan MBS melakukan silaturahmi dan beberapa penawaran kerjasama lanjutan. Diantaranya program penerapan kurikulum Al Azhar (termasuk diktat) dan pengiriman tenaga pengajar dari Al Azhar ke pondok serta program-program lainnya.

Delegasi MBS juga melakukan pertemuan dengan para intelektual Mesir. Diantaranya: Prof. Dr. Muhammad Sayyid Biebers, Direktur Eksekutif Pusat Studi Ekonomi Islam Sholeh Kamil Al-Azhar University.

Demikianlah sekelumit serba-serbi kunjungan delegasi MBS kepada para ulama dan tokoh penting di Mesir. Semoga membawa manfaat bagi dunia pesantren dan umat secara keseluruhan.(ElMoedarries)

Prestasi gemilang 16 santri MBS Angkatan ke-11 dengan diterima di prodi kedokteran telah memberikan suasana positif dan semangat baru bagi dunia pendidikan, wabilkhusus pesantren.

Keberhasilan yang luar biasa ini menimbulkan rasa bangga bagi seluruh pihak terkait, termasuk sekolah, guru, orang tua, serta santri yang telah berhasil meraih pencapaian gemilang ini. Prestasi ini diharapakan dapat menjadi awal dari pencapaian yang lebih besar di masa depan.

Menanggapi hasil tersebut, Kepala SMA MBS, ustadz Roiq, Lc merasa bangga dan bersyukur atas pencapaian yang begitu luar biasa. Ia mengapresiasi semua pihak yang telah mengantarkan siswanya tembus ke prodi kedokteran.

‘’Selamat dan sukses atas pencapain tersebut. Harapan kami prestasi ini menjadi motivasi untuk santri yang lainnya dan terus bertambah di tahun yang akan datang,’’ ucapnya.

Ustadz Roiq mengungkapkan, prestasi itu adalah cerminan dari dedikasi, kerja keras, dan ketekunan yang telah ditanamkan dalam proses pendidikan di Pondok Pesantren MBS. Pihaknya sangat bahagia dan bersyukur atas pencapaian tersebut.

‘’Keberhasilan santri kami ini juga menjadi bukti nyata bahwa pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai keagamaan dan akademik yang kokoh akan melahirkan generasi yang unggul dan berkualitas,’’ tukasnya.

Ustadz Roiq pun mengucapkan selamat dan sukses kepada seluruh santri yang telah mengharumkan nama almamater. Prestasi yang telah diraih bukanlah akhir dari perjalanan, namun merupakan awal dari perjalanan yang lebih panjang dan berliku.

‘’Kami berharap prestasi ini akan menjadi inspirasi dan motivasi bagi santri-santri lainnya untuk terus berprestasi di masa yang akan datang,’’ tuturnya.

Alumni LIPIA itu juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan mendorong perjalanan pendidikan di SMA MBS. Dia berharap agar kerja sama yang baik itu akan terus berlanjut dan semakin memperkuat posisi MBS dalam menghasilkan generasi penerus yang berkualitas.(ElMoedarries)

Berikut ini daftar santri PPM MBS Yogyakarta yang diterima di Fakultas Kedokteran tahun  2024:

  1. M. Cikal Rayhan Putra Nada -FKIK Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin
  2. Rico Firman Rasyid – FK Unisa
  3. Syifa Aulia Rachma – FK Unsoed
  4. ⁠Jihan Aqila Najwa Ulayya-FK UAD
  5. ⁠Firdaus Alimuddin-FK UAD
  6. ⁠Arullah Raihan Aria Mukti-FK UAD
  7. Muhammad Abdul Aziz Bagaskara-FK Universitas Muhammadiyah Surabaya
  8. ⁠Belvana Putri Bahira – FK UMY
  9. Yumna Afifah ma’ruf – FK UMY
  10. Aliyah Is’adiyah-FK Universitas Muhammadiyah Surabaya
  11. Felicia Suyitno – FK UMM
  12. Naila Fauzia Alfurosia – FK UMP
  13. Annisa Nadiya Rahma Utami – FK Universitas Muhammadiyah Semarang
  14. Zaya Latuf Royah M – FK Universitas Muhammadiyah Semarang
  15. ⁠Jihan Aulia An’nur – FK Universitas Tadulako
  16. Mahfudja Ruwaida – FK Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

 

 

 

Delegasi Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta, yang terdiri dari Pimpinan Pondok Pesantren MBS, ustadz Fakih Udin, Lc., Kepala Kerumahtanggaan, ustadz H. M. Taufik, Lc, M. Pd, beserta alumni MBS mahasiswa universitas Al Azhar Kairo mengadakan silaturrahim dengan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo, bapak Abdul Muta’ali, MA., M.I.P., Ph.D., hari Rabu, 4 Desember 2024 di KBRI Kairo.

Silaturrahim Pimpinan Pondok Pesantren MBS ke Duta Besar RI Kairo ini merupakan rangkaian dari kunjungan Delegasi Pondok Pesantren MBS ke Mesir, untuk memperkuat hubungan dan kerjasama antara Pondok Pesantren MBS dengan sejumlah institusi di Mesir.

Pimpinan Pondok Pesantren MBS, ustadz Fakih Udin, Lc mengucapkan terima kasih kepada Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo, Bapak Abdul Muta’ali yang telah menerima kunjungan Delegasi Pondok Pesantren MBS.

Serta atas perhatian dan bimbingan kepada seluruh mahasiswa Indonesia di Mesir, khususnya para alumni Pondok Pesantren MBS yang sedang menyelesaikan studi di Mesir.

Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo, Bapak Abdul Muta’ali mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Pondok Pesantren MBS, atas kerjasama dan dukungan Pondok Pesantren MBS terhadap kegiatan-kegiatan KBRI Kairo.

Dalam pesannya, Atdikbud menyatakan perlunya santri mendapatkan wawasan global komparatif, sehingga memiliki wawasan yang luas dan toleransi yang tinggi atas perbedaan yang ada.

Selain itu, beliau juga mengapresiasi alumni MBS yang sekarang tengah menimba ilmu di Mesir. “Santri lulusan MBS punya dua kelebihan, ‘alaqoh dengan Muhammadiyah dan punya pengalaman di pondok pesantren, sehingga ilmu agamanya kuat.

Kami berharap dengan adanya santri MBS semoga bisa mewarnai dunia masisir (mahasiswa Indonesia di Mesir). Yang lebih penting lagi alumni Al Azhar harus bisa bersaing dengan alumni-alumni yang lain, pungkasnya.

Pertemuan penuh kehangatan itu ditutup dengan penyerahan cinderamata dan sesi foto bersama.(ElMoedarries)

 

Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta kembali membuktikan sebagai sekolah unggulan dalam mencetak kader ulama. Pada tahun akademik 2024 ini, Pesantren yang berlokasi di dusun Marangan, Prambanan, Sleman ini, kembali mengirimkan alumninya untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas Al Azhar, di Kairo, Mesir.

31 orang alumni MBS yang dinyatakan lulus dan diterima sebagai mahasiswa di Universitas Islam tertua di dunia tersebut, dilepas Pimpinan PPM MBS Yogyakarta, ustadz M. Fauzan Yakhsya, S. Hum, di Aula Ki Bagus Hadikusumo, Ahad (1/12).

Turut hadir dalam acara pelepasan, BPP MBS, Ustadz Agus Yuliyanto., S. Pd, M. Pd beserta orang tua walisantri.

Pimpinan MBS, dalam sambutannya, meminta santri untuk fokus dalam belajar dan memanfaatkan waktu hanya untuk tholabul ilmi, tidak untuk yang lainnya. “Kehadiran antum di Kairo bukan untuk pindah tempat tidur, bukan untuk bisnis ataupun kepentingan lainnya. antum harus fokus pada studi yang akan dijalani,” tutur ustadz Fauzan saat memberikan arahan kepada santri.

Rombongan berangkat pada hari Senin (2/12) melalui bandara Soekarno Hatta dan diperkirakan tiba di Kairo pada hari Selasa (3/12) pukul 10.25 waktu setempat.(ElMoedarries)

Keberhasilan Kurniawan Fariel Ramadhan pada Pra Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) Zona II dan III di Surakarta, Jawa Tengah dengan menjadi runner up, membuat santri MBS yang tengah duduk di kelas 11 MIPA 4 asal Bantul itu memperoleh tiket untuk melaju ke POPNAS 2025 mendatang di Sumatera Utara dan Aceh.

Pendamping lomba MBS, ustadz Fatkhul Amri Kemalsyah menuturkan, pada pra POPNAS kemarin, atlet yang berhasil lolos melaju ke babak final baik itu meraih juara satu maupun juara dua, dipastikan untuk meraih tiket ke POPNAS.

“Dan untuk atlet kami berhasil naik podium dengan membawa pulang medali perak sekaligus meraih tiket ke POPNAS, ujarnya.

Ustadz Amri mengaku, prestasi atletnya itu membawa kebanggaan tersendiri bagi dirinya khususnya bagi pondok pesantren MBS. Karena tidak mudah untuk bisa bertahan hingga babak final di Pra POPNAS.

“Semoga prestasi ini terus membawa atlet kami meraih prestasi. Dan tentu yang kami harapkan di POPNAS nanti bisa meraih hasil yang maksimal,”terangnya.(Elmoedarries)

Sebanyak 51 kader muda Muhammadiyah dilepas Pimpinan Pusat Muhammadiyah, guna menuntut ilmu ke Universitas Al-Azhar, Mesir.

Mereka berasal dari pondok pesantren MBS Yogyakarta, Mu’allimin dan Mu’allimat. Pelepasan dilakukan di Aula kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Senin (25/11).

Menyampaikan pesan pelepasan, Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Syamsul Anwar, M.A mengatakan bahwa 51 kader ini adalah duta-duta Muhammadiyah yang dipersiapkan Persyarikatan untuk misi intisyaru rahmatallah (menyebarkan rahmat Allah) di muka bumi.

“Kita tadi juga minta izin sama orang tuanya supaya mereka ikhlas melepas dan mendoakan selalu putra-putrinya selama proses menimba ilmu.” Ucapnya.

Menuntut ilmu ke Al Azhar menurut Buya Syamsul merupakan kepentingan utama Muhammadiyah untuk menghasilkan ulama kompeten. Oleh karena itu, kepada anak-anak harus bisa memanfaatkan kesempatan studi di Mesir dengan baik, jangan bermalas-malasan, imbuh beliau.

Sementara itu, Pimpinan Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta, ustadz M. Fauzan Yakhsya, S. Hum mengatakan jika tahun ini 51 kader diberangkatkan ke Al-Azhar tanpa ujian dan seleksi dari Al-Azhar.

Sebab, mereka berasal dari Pondok Pesantren Muhammadiyah yang telah mengantongi ijin mu’adalah, memakai kurikulum yang telah diakui oleh Universitas Al Azhar Mesir. Sehingga hal tersebut menjadi syahadah atau tersertifikasi.

“Dari jumlah keseluruhan 51 santri yang diberangkatkan tahun ini, 31 diantaranya adalah santri MBS. Mereka adalah santri angkatan ke-11,”ujarnya.

Tujuan pemberangkatan para kader ke lembaga pendidikan bereputasi seperti Al-Azhar ini dimaksudkan untuk menyediakan sumber daya manusia Muhammadiyah yang kompeten di bidang ilmu syariat dan bahasa, yang selama ini Muhammadiyah kekurangan di posisi tersebut.

“Maka kita punya harapan besar bahwa setiap tahun ada kader-kader yang belajar dan setelah selesai nanti mereka bisa berkhidmah di seluruh Indonesia, di Pesantren Muhammadiyah dan khususnya kembali ke pesantren,” pungkasnya.

Prosesi pelepasan para kader ditutup dengan pemakaian jaket secara simbolis oleh Buya Syamsul kepada salah satu calon  dari perwakilan santri.(ElMoedarries)

 

Tapak Suci Turki sukses melaksanakan Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) di Padepokan Federasi Pencak Silat Turki, Kınalı Ada, Selasa (12/11/2024). Acara ini menghadirkan Pendekar Besar Mr. H.M. Shiddiq, SP. PBr, yang juga Ketua 1 PP Tapak Suci dan Wakil Ketua PB IPSI, sebagai penguji utama. UKT kali ini diikuti oleh kader dan siswa Tapak Suci Turki, yang masing-masing menunjukkan kemajuan dalam teknik dan nilai-nilai bela diri mereka.

Turut hadir dalam acara ini, Ketua PCIM Turki, Ahmad Dhiyaul Haq, B.A., M.Sos ; Konsul Jenderal RI di Istanbul, Bapak Darianto Darsono; dan Ketua Federasi Pencak Silat Turki, Prof. Yılmaz Aydın; yang semuanya memberi dukungan penuh terhadap pengembangan Pencak Silat melalui Tapak Suci di Turki sebagai warisan budaya Indonesia.

Acara ini dimulai dengan seremonial pembukaan yang khidmat, di mana “Segu” senjata khas Tapak Suci ditancapkan sebagai simbol pembukaan acara. Seremonial ini menjadi pengingat akan semangat dan nilai-nilai luhur yang selalu dijunjung tinggi dalam seni bela diri Tapak Suci.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan latihan bersama yang dipimpin oleh Pendekar Besar Mr. H.M. Shiddiq, SP. PBr. Setelah latihan, para peserta satu per satu menjalani ujian yang menguji kemampuan fisik, penguasaan teknik, dan pemahaman nilai Tapak Suci.

Dalam kesempatan tersebut 3 alumni MBS yang saat ini tengah menempuh Pendidikan di Turki, Thoriq Riwanda Fitrah (Wakil Ketua Tapak Suci Turki), Neysa Rasionalis El Rahma (Ketua Divisi Media dan Publikasi) serta Muhammad Syahbandi Rais (Ketua Divisi Penampilan dan Kordinator Wilayah Kutahya) turut hadir sebagai peserta.

Dua diantaranya dikukuhkan menjadi Kader Kepala, Sabuk Biru Melati Merah 3. Sementara atas nama Muhammad Syahbandi Rais menyandang Kader Dasar, Sabuk Biru Polos.

Dihubungi via wa, Neysa Rasionalis El Rahma mengatakan, UKT ini bertujuan untuk mengevaluasi kemajuan para anggota dalam menguasai teknik dan filosofi bela diri di setiap tingkatan, sekaligus menumbuhkan disiplin, dedikasi, dan daya tahan. Setelah berhasil menjalani ujian, para peserta menerima sabuk baru sebagai simbol pencapaian tingkatan yang lebih tinggi.

Melalui UKT ini, Tapak Suci Turki berharap para kader dan siswa tidak hanya berkembang sebagai atlet tetapi juga sebagai pribadi yang berpegang teguh pada nilai-nilai luhur Tapak Suci.

Alumni MBS angkatan ke-7 itu menambahkan bahwa event ini juga menjadi bukti kuat kolaborasi antara Tapak Suci Turki, Federasi Pencak Silat Turki, dan KJRI Istanbul, tukas mahasiswi jurusan Ekonomi Kutahya Dumlupinar Universitesi.

Setelah penutupan, acara dilanjutkan dengan bincang santai bersama Pendekar Besar Mr. H.M. Shiddiq, SP. PBr, merupakan kesempatan berharga bagi para peserta untuk memperdalam ilmu dan semangat Tapak Suci.(ElMoedarries)

Hari Rabu, [20/11/2024], PPM MBS Yogyakarta menggelar kegiatan bertajuk “Workshop Membangun Karakter Pesantren Muhammadiyah”. Kegiatan ini digelar sejak pukul 08.30 Wib-selesai. Kegiatan ini dipusatkan di Masjid AR Fachruddin PPM MBS Yogya. Kegiatan ini turut dihadiri dari ITMAM Pusat, LP2 PP Muhammadiyah, LP2 PWM, PDM, PCM Prambanan, serta segenap pimpinan dan juga Ustaz-Ustazah guru dan karyawan PPM MBS Yogyakarta.

Pada sesi kedua, dalam kegiatan tersebut, Wakil Pimpinan III Ustaz Suryanto, S.Pd dalam sambutannya menyampaikan, “Mohon kepada Ustaz Anang dan Ustaz Ahmad Suharto untuk memberi motivasi kepada kami.”

Pada sesi kedua kali ini,kegiatan diisi dengan motivasi dari Ustaz Ahmad Suharto dari Gontor dan Ustaz Anang dari Pondok  Modern Tazakka. Sekitar pukul 13.00 kegiatan Workshop Membangun Karakter Pesantren Muhamamadiyah pun dimulai.

Dalam pembukaannya, Ustaz Ahmad Suharto, yang merupakan pengajar di Pondok Modern Darussalam Gontor menyampaikan, “nikmat itu bila semakin menjauhkan dari Allah, itu bukan nikmat, tetapi bencana. Nikmat itu mestinya semakin mendekatkan kita kepada Allah, SWT.”

Setiap manusia akan merasakan mati. Kematian itu ada rasanya,baik atau tidak, pahit getir sakit itu ada rasanya. wa innamā tuwaffauna ujụrakum yaumal-qiyāmah [Ali Imran 185], dan balasan setiap perbuatan kita akan disempurnakan di hari kiamat kelak. Itulah konsep kebahagiaan, tutur Ustaz Ahmad Suharto.

Kebahagiaan itu ketika ucapan kita setiap saat menjauhkan dari neraka, dan mendekatkan ke surga. Bukan orang yang menumpuk harta kekayaan, bukan orang yang meraih kekuasaan.

Dari iqra’ itulah lahir keberkahan. Dari itulah lahir pesantren. Di pesantren itulah ada keberkahan. Keberkahan adalah kebaikan yang terus-menerus bertambah. Kebaikan itu sejatinya bila dilakukan akan memanggil kebaikan-kebaikan yang lain.

Contohnya seperti di sini ini, santri yang dulu seberapa sekarang sudah bertambah banyak yang dananya menghabiskan milyatan. Para santri yatim duafa ini kita rawat, kita jaga kita didik sebaik-baiknya, untuk membina masyarakat kelak.

“Ini adalah tempat yang digunakan untuk menegakkan salat, diberkahi. Tidak hanya itu, di sini juga ditanamkan pendidikan. Menanam jagung bisa 3 kali panen, durian 3 tahun panen. Insha Allah di sini akan panen 20 tahun ke depan.”

Wa innaka laka ajran ghairumamnuun, teman-teman nanti akan mendapatkan kebaikan yang tidak pernah putus. Maka tempat ini harus kita besarkan, ini akan menjadi syajaratul tayyibah memberikan manfaat tiap musim. Berapa ribu alumni yang sudah lulus, yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Mungkin ada satu alumni yang membangun pondok dan mengamalkan ilmunya. Akan mengalir jariyahnya kepada kita.

Ustaz Ahmad Suharto juga berpesan, “tolong jangan ambil tempat ini sebagai perusahaan. Apa yang kita bisa berikan Insha Allah akan menjadi amal kebaikan kita. Jangan berpikir kita mengambil berapa dan mendapatkan apa, tapi berpikirlah memberi manfaat apa. Insha Allah pondok ini akan besar dan membesarkan Anda.”

fa ammā man a’ā wattaqā, fa sanuyassiruhụ lil-yusrā [Al lail, 5 dan7]. Inilah konsep Al-qur’an. Yang punya ilmu menyumbang ilmunya, yang memiliki harta menyumbang hartanya. ”Bekerja di sini adalah memberi manfaat. Hanya yang memberi manfaatlah yang akan bertahan, yang tidak akan tersingkir.”

Secara sederhana, bisa dilihat dari ilustrasi saat hujan. Mengapa saat hujan, buih hilang sedangkan air hujan masih. Itulah Sunnatullah. Kalau kita dimanapun tidak memberi manfaat, maka Insha Allah akan tersingkir. Insha Allah di sini akan menjadi keberkahan, keberkahan adalah menumbuhkan kebaikan terus-menerus.

Sementara itu , Kiai Anang dari Pondok Modern Tazakka menyampaikan bahwa “kita saat ini bukan sedang bekerja, kita sedang menabung keberkahan.” Anda semua yang mengajar, yang laundry, yang menyeterika, dan lain-lain. Kita sebenarnya yang membutuhkan itu. Membutuhkan kebaikan itu, kalau kita Ikhlas insha Allah, tetapi kalau tidak Ikhlas, semua hilang. Mari pegang konsep ini, Hal jazā`ul-isāni illal-isān, sesungguhnya tiada balasan kebaikan melainkan kebaikan.