Kunci utama untuk mewujudkan risalah islam berkemajuan dalam sebuah organisasi adalah dengan banyak bersyukur dan ikhlas. Hal itu ditegaskan Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Muhammad Sayuti, S.Pd., M.Pd., M.Ed., Ph.D. dalam Kajian Rutin Kamis Siang (Jikamsi) di masjid Attanwir, Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta, kamis, (26/9).
Menurutnya, sikap bersyukur inilah yang akan menjadi energi dan semangat untuk mewujudkan Islam berkemajuan. Ketika manusia bersyukur, maka Allah akan menambah nikmatnya dalam berbagai kondisi. Ayahanda Sayuti mengatakan contoh mudah untuk melihat keberhasilan risalah islam berkemajuan ialah bercermin ke MBS.
“Coba dilihat bagaimana kiprah MBS. Menjadi embrio dan pioneer pondok pesantren Muhammadiyah, yang di usianya baru menginjak 16 tahun dengan jumlah santrinya sudah mencapai angka hampir 3000” ucapnya.
Ayahanda Sayuti melanjutkan, bahwa organisasi Muhammadiyah yang telah berdiri kurang lebih 115 tahun ini merupakan salah satu organisasi yang berhasil melaksanakan islamisasi dan modernisasi pendidikan. Namun, dibalik hal ini tentu banyak tantangan internal maupun eksternal yang dirasakan. Mulai dari kualitas SDM, kesenjangan pendidikan, kasus korupsi, penegakan hukum, oligarki, dan lain-lain.
Cara mengatasinya adalah dengan banyak belajar dan memaknai isi Alquran. Belajar tak harus mengenai agama saja, namun juga dibarengi dengan ilmu sains agar dapat masuk ke ranah global. Kemudian hal yang dapat dilakukan adalah dengan beramal tanpa lelah, mempelajari perubahan zaman dan cara mengatasinya, serta menjadikan Muhammadiyah sebagai patokan untuk berjihad dan berijtihad.
“Hal ini perlu diterapkan, khususnya di instansi pendidikan dalam upaya mencetak pendidikan unggul kelas dunia. Para guru dan asatidz di MBS harus banyak belajar dan melakukan inovasi agar pendidikan dapat semakin maju dan dilihat oleh dunia,” tambahnya.
Adapun organisasi Muhammadiyah telah memiliki banyak instansi pendidikan. Mulai dari 440 pesantren, 5.436 sekolah berbasis madrasah sederajat, dan 171 perguruan tinggi. Tak hanya itu, Muhammadiyah juga melakukan ekspansinya dengan mendirikan 31 Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di luar negeri seperti Jepang, USA, Jerman, dan Australia.
Belum lagi dengan klinik, unit bisnis, rumah sakit dan lainnya yang merupakan bagian dari Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Semua hal ini bertujuan untuk mewujudkan penegakan dan menjunjung tinggi nilai keislaman dengan sebenar-benarnya.
Menurutnya, dalam menghadapi era inovasi seperti yang terjadi saat ini, Muhammadiyah sulit untuk berlari kencang jika hanya melihat spion terlalu sering.
Dia mencontohkan Muhammadiyah Australia College (MAC) yang di tahun ketiganya telah waiting list, dari yang tahun pertama hanya sebanyak 50 siswa, 129 di tahun kedua dan 159 siswa di tahun ketiga.
Bukan hanya itu, ada yang lebih menarik, dalam waktu tiga tahun, Muhammadiyah Australia College berhasil keluar sebagai juara 3 kompetisi sains tingkat nasional di Australia.
“Hal ini tentu tidak lepas dari dukungan pemerintah Australia kepada lembaga pendidikan Muhammadiyah di sana, yang mana 99 persen operasional MAC ditanggung oleh pemerintah Australia, dan satu persenya dari SPP siswa,” papar Ayahanda Sayuti.
Dalam hal ini ia pun menegaskan bahwa cara warga Muhammadiyah dalam mengelola organisasi harus terus menerus diperbaharui. Terbuka dengan cara-cara baru, penerapan teknologi mutakhir sebagai tools untuk mewujudkan visi Persyarikatan yang berkemajuan,”tegasnya mengakhiri.
Selain memberikan tausiyah kepada guru dan karyawan MBS, ayahanda Sayuti juga berbagi ilmu dan memberikan motivasi kepada santriwan MBS yang dilaksanakan bakda sholat Ashar(ElMoedarries)