Ahad, [18 Agustus 2024], pagi hari, PPM MBS Yogyakarta menggelar kegiatan bertajuk “Edukasi Pesantren Nyaman dan Aman”. Kegiatan ini diikuti oleh santri PPM MBS Yogya baik putera maupun puteri. Kegiatan ini mengangkat tema “Jadilah Asyik Tanpa Mengusik, Jadi Kuat Makanlah Sehat”. Kegiatan digelar di Masjid At-tanwir putera dan Masjid Putri Kompleks PPM MBS Yogyakarta.

Dalam sambutannya pimpinan PPM MBS Yogyakarta, Ustaz Didik Riyanta, S.Sos.I menyampaikan, “Pondok ingin agar santrinya sehat jiwanya, sehat pikirannya, serta berharap agar santrinya menjadi santri yang unggul dan Islami. Dengan kegiatan ini, semoga anak-anak nantinya menjadi santri yang sehat jiwa dan pikirannya, raganya dan menjadi santri yang berprestasi tanpa mengusik teman-temannya.” Ia juga berharap MBS Yogyakarta menjadi pelopor gerakan “Anti Bullying” yang saat ini marak di dunia pendidikan.

Kegiatan Edukasi ini menghadirkan pembicara, Dr. Hardi Santosa, M.Pd dan Nor Eka Noviani, S.Gz, MPH.

Dalam penyampaiannya, Dr. Hardi Santosa, M.Pd menyampaikan, di pondok memang penuh dengan tantangan, masalah. Namun bila kita sebagai santri mampu melepaskan dan mengatasi masalah kita, kita akan sukses. Ia pun mengibaratkan masalah kita seperti bullpen yang dipegang sebentar tidak akan terasa berat, tetapi kalau dipegang sampai sepuluh bulan, akan semakin berat. Sama seperti masalahmu bila tidak dielpaskan akan semakin berat.

Dr. Hardi Santosa menyampaikan materi pada Edukasi Pesantren Nyaman dan Aman [18.8.2024] di PPM MBS Yogyakarta

Pembicara juga mencontohkan kisah-kisah orang terdahulu yang juga di bully. Bilal misalnya, bahkan hingga Rasulullah pun pernah di bully. Kondisi ini tidak menjadikan mereka lemah, tetapi semakin kuat. Karena mereka orang-orang terdahulu punya visi. Kita pun mesti demikian harus punya visi dan juga kuat mentalnya untuk visi kita ke depan. Tetapi ini bukan alasan kita untuk menjadi pembully.

Ustaz Hardi Santosa juga mencontohkan bahaya-bahaya bully yang terjadi di Indonesia sampai saat ini. Penyakit dan tekanan mental yang terus menerus dan bertubi-tubi bisa membahayakan mental dan Kesehatan kita di masa mendatang. Kegiatan ini berakhir sebelum salat zuhur tiba [A.Y]

 

 

 

 

Apel HUT RI ke 79 tahun 2024 sukses dilaksanakan di Lapangan Candi Siwa Kompleks Candi Prambanan (17/8/2024). Dalam suksesnya kegiatan ini ada turut andil 20 orang santri MBS yang ditunjuk Sebagai Pasukan Pengibaran Bendera (PASKIBRAKA).  Adapun nama – nama Paskibraka yang ditunjuk sebagai Petugas Pengibar Bendera Yaitu :

  1. Firstan Desta Syifa Ramadhan (10 A)
  2. Brian Ramadhan Filbert Krista (10 A)
  3. Faris Hamid Thufail (10 C)
  4. Dwi Fadlan Asona (10 D)
  5. Fathan Abida Muhammad (10 E)
  6. Dimas Pandu Pratama (11 Sosial 2)
  7. Fachri Cahya Roseno (11 Sosial 2)
  8. Wiwit Ramadhan (11 Sosial 2)
  9. Muhammad Rafan Setya Pratama (11 Sosial 2)
  10. Muhammad Faizi Hibban (11 Sains 1)
  11. Muhammad Attha Alvatar Putra Utama (11 Sains 2)
  12. Gustaf Wahyu Saputra (11 Sains 2)
  13. Muhammad Gustav Dhafa (11 Sains 2)
  14. Ibnu Rasya Ramadhan (11 Sains 3)
  15. Muhammad Fadli Al Faruq (11 Sains 3)
  16. Muhammad Amir Latif (11 Sains 3)
  17. Bukhari Fadhlurrohman (11 Sains 4)
  18. Faris Athar Kaysa (11 Sains 4)
  19. Hendy Al Maulana (11 Sains 4)
  20. Muhammad Pugar Wicaksono (11 Sains 4)

Keduapuluh santri-santri hebat ini telah sukses dalam mengibarkan Sang saka Merah Putih. Kerutinan dan kegigihan mereka dalam melakukan latihan dari awal seleksi sampai pada Hari Upacara, dengan kerja keras dan disiplin tinggi akhirnya  membuahkan hasil yang memuaskan.

Selain itu turut andil juga bapak-bapak TNI dari Koramil yang melatih dan membina anggota Paskib sehingga bisa sukses menjalankan tugas yang diberikan. Dengan sabarnya mereka melatih dari Tahap Dasar, Gerakan, Mental, Kekuatan Fisiki, Formasi dan Lainnya. Dengan kemampuan dan pengalaman yang mereka punya, mereka dengan tidak ragunya membina sampai suksesnya pengibaran dan penurunan Sang Saka Merah Putih.

Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada antum yang sudah menjalankan tugas dengan baik, dan perjuangan antum bukan hanya sampai disini saja, masih panjang perjalanan yang harus antum tempuh. Ingtlah bagaimana susahnya para pahlawan kita yang berjuang untuk memerdekaan negara kita, sekarang tugas antum adalah melanjutkan tongkat estafet dengan mengisi kemerdekaan ini dengan prestasi, ucap ustadz Marwadin selaku kordinator paskibra MBS.

Pemerintah Kapanewon Prambanan juga memberikan pelayanan dan persiapan baik konsumsi, perlengkapan kepada PASKIBRAKA untuk membantu proses suksesnya tugas yang akan diberikan ketika melaksanakan Apel HUT RI Ke 79.(ElMoedarries)

Rasa bahagia begitu dirasakan Ibu Fitnarita Lanin orang tua salah satu Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) HUT RI ke-79 di Kabupaten Sleman.

Ibu Fitnarita tidak mampu membendung air matanya. Ia segera mendekap Bakas Dwi Dafitra sesaat menunaikan tugas mengibarkan bendera di lapangan Denggung, Kompleks Pemda Sleman, Sabtu (17/8).

Bakas merupakan siswa kelas XI SMA MBS. Dalam pasukan, Bakas bertindak sebagai tim 17.

Kepada tim, Ibu Fitnarita bercerita bahwa perjuangannya hingga sampai ke lapangan Denggung, Sleman cukup berat. Demi menyaksikan sang buah hati  tampil menjadi pasukan paskibra, ia rela terbang dari Lampung ke Yogyakarta.

“Betapa tidak haru, saya dari Lampung ke sini, tapi Alhamdulillah pengibarannya sukses,” katanya.

Di balik terpilihnya Bakas sebagai salah satu Paskibra, Ibu Fitnarita mengaku bangga anaknya bisa terpilih sebagai salah satu pasukan dari ribuan pelajar lainnya.

“Bahagia sekali rasanya anak kami bisa menjadi salah satu pasukan pengibar bendera,” tuturnya.

Ibu Fitnarita, seorang aktivis dan kader Aisyiyah Bakauheni, Lampung tersebut mengungkapkan, menjadi Paskibra merupakan salah satu upaya anaknya untuk mengabdi kepada negara. Ia menyebut, Bakas bercita-cita masuk di Akademi Kepolisian (Akpol).

“Bakas bercita-cita masuk Akpol. Semoga cita-cita ini terwujud, kami akan selalu mendukung,” katanya.

Diketahui, prosesi pengibaran bendera di lapangan Denggung, Sleman berlangsung sukses dan khidmat.(ElMoedarries)

Upacara peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia di Kabupaten Sleman telah usai. Upacara sakral tersebut meninggalkan kesan mendalam bagi seluruh anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka).

Usai berhasil mengibarkan sang merah putih tepat pukul 08.30, para anggota Paskibraka diselimuti rasa haru dan bangga, setelah berhasil mengibarkan sang Merah Putih di lapangan Denggung komplek Pemda Sleman, Sabtu (17/8/2024).

Termasuk salah satunya adalah M. Bakas Dwi Dafitra, santri MBS kelas XI yang ditunjuk menjadi salah satu pasukan pengibar bendera, mengungkapkan rasa haru dan bangganya, hingga meneteskan air mata dan kesulitan untuk merangkai kata-kata.

“Saya sangat bangga, ini merupakan kesempatan berharga untuk saya dapat berkontribusi dalam perayaan HUT RI, ini merupakan titik puncak bagi saya,” ujar Bakas dengan haru.

Putra asli Lampung tersebut juga menyampaikan terima kasih kepada pelatih, purna paskibraka, dan rekan-rekan paskibraka yang telah sama-sama berjuang dalam mensukseskan kegiatan tersebut.

“Dengan kerja sama yang baik, akhirnya kami dapat melaksanakan tugas ini dengan sukses. Saya bangga dengan diri saya,” ucapnya.

Disampaikan Bakas, meskipun terdapat beberapa kekurangan saat latihan, namun hari ini mereka berhasil memberikan persembahan terbaik dalam upacara sakral tersebut.

Dan semoga, ujar Bakas, di HUT RI ke – 79 ini, Kabupaten Sleman semakin unggul serta berprestasi. Bakas juga menyampaikan harapannya, agar Indonesia semakin maju dan jaya ditahun-tahun yang akan datang.(ElMoedarries)

 

 

 

 

Santri kelas 12 PPM MBS Yogyakarta menggelar tirakatan dalam rangka menumbuhkan semangat kemerdekaan dengan mengadakan kegiatan membaca Al-Qur’an bersama di Masjid At-Tanwir malam 17 Agustus. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-79, di mana para santri dengan penuh kekhusyukan melantunkan ayat-ayat suci sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat kemerdekaan yang telah diraih bangsa Indonesia.

Acara dimulai setelah shalat Isya, diawali dengan sambutan dari pembina yang mengingatkan pentingnya mengenang perjuangan para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan. Lantunan ayat-ayat Al-Qur’an pun mengalun merdu di dalam masjid, menambah kekhidmatan suasana malam yang penuh makna ini. Para santri mengikuti kegiatan ini dengan semangat, menyadari bahwa membaca Al-Qur’an tidak hanya sebagai ibadah, tetapi juga sebagai refleksi diri untuk menjadi generasi yang berakhlak mulia dan cinta tanah air.

Ketua Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini, menekankan pentingnya momentum seperti ini untuk menumbuhkan semangat nasionalisme yang berakar pada spiritualitas. “Membaca Al-Qur’an bersama dalam suasana tirakatan bukan hanya untuk memperkuat iman, tetapi juga untuk menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa kemerdekaan ini adalah berkah yang harus disyukuri dan dijaga. Kita sebagai generasi penerus harus selalu ingat bahwa perjuangan tidak hanya dilakukan dengan senjata, tetapi juga dengan doa dan tindakan nyata yang mencerminkan nilai-nilai keislaman,” tuturnya. Ia juga menambahkan bahwa kegiatan seperti ini dapat mempererat solidaritas di antara para santri, mengajarkan pentingnya saling mendukung satu sama lain dalam perjalanan menuntut ilmu dan beribadah, sehingga mereka dapat tetap istiqomah hingga lulus dan seterusnya.

Senada dengan itu, pembina kegiatan, mengungkapkan bahwa tirakatan ini diharapkan dapat menjadi tradisi yang melekat di hati para santri, sebagai sarana untuk menghayati nilai-nilai kemerdekaan dalam perspektif spiritual. “Tirakatan ini mengajarkan kepada para santri bahwa kemerdekaan adalah anugerah yang harus disyukuri melalui penguatan iman dan takwa. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi momen refleksi bagi kita semua, untuk terus memperjuangkan kemerdekaan dalam kehidupan sehari-hari dengan berpegang teguh pada ajaran agama. Semangat kebersamaan dan solidaritas yang terjalin di antara santri dalam kegiatan ini diharapkan dapat menjadi modal berharga bagi mereka untuk tetap istiqomah, baik dalam belajar maupun dalam kehidupan setelah lulus nanti,” ujarnya. Dengan kegiatan ini, diharapkan para santri dapat tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam spiritualitas, solidaritas, dan cinta tanah air.

Kegiatan tirakatan ini kemudian dilanjutkan dengan doa bersama, memohon agar bangsa Indonesia senantiasa diberikan kedamaian, persatuan, dan kesejahteraan. Suasana yang penuh kehangatan dan kekeluargaan tampak jelas saat para santri bersama-sama berdoa dan merenung, menghayati makna kemerdekaan yang sesungguhnya.

Acara ini diakhiri dengan pesan-pesan moral dari para ustadz yang mengingatkan para santri untuk terus menjaga semangat kemerdekaan, tidak hanya dalam bentuk peringatan, tetapi juga dalam tindakan nyata sehari-hari. Dengan demikian, kegiatan tirakatan ini bukan hanya sekadar rutinitas tahunan, tetapi juga menjadi momen untuk memperkuat iman, ilmu, dan semangat kebangsaan terutama di kalangan santri baik dalam kehidupan pendidikan maupun dalam kehidupan bermasyarakat kelak.(IPMpa)

PPM MBS Yogyakarta menggelar peringatan hari kemerdekaan RI yang ke-79. MBS Yogyakarta menggelar peringatan upacara di beberapa tempat berbeda seperti ; Kompleks putera, kompleks puteri, Program Khusus AR Fachruddin. Sementara itu santri SMP PPM MBS Yogyakarta turut mewakili MBS dalam upacara HUT RI se-kecamatan Prambanan, di Lapangan Siwa Prambanan.

Sudah sejak pukul 07.00 Wib, upacara dimulai. Para santri putera sudah siap mengikuti upacara bendera. Ada yang menarik saat melihat kostum santri pada upacara kali ini. Santri memakai kostum cukup variative. Ada yang memakai kostum seragam MBS, ada yang memakai kostum ala santri berpakaian muslim berjubah dan memakai surban. Ada juga yang memakai baju adat. Selain menyimbolkan tentang perjuangan para santri, kostum ini juga mencerminkan Indonesia yang beraneka ragam adat dan budayanya.

 

Hadir sebagai Inspektur Upacara Bapak M. Mustofa dari Koramil Prambanan. Dalam upacara kali ini juga dihadiri segenap pimpinan PPM MBS Yogyakarta; Ustaz Fakih Udin, Lc, Ustaz Didik Riyanta, S.Sos.I, serta Ustaz Fauzan Yakhsya,S. Hum dan jajaran guru PPM MBS Yogyakarta.

Dalam amanatnya, Inspektur Upacara mengingatkan bahwa kemerdekaan yang kita raih saat ini tidak terlepas dari perjuangan para pahlawan bangsa. Sebagai generasi penerus bangsa, kita wajib mengisi kemerdekaan dengan hal-hal positif. Usai upacara, para santri menampilkan pertunjukan atraktif dari beberap perwakilan santri.

Sementara itu, di kompleks putri hadir sebagai pembina upacara Condro Sasmito dari Polsek Prambanan. Di kompleks putri para santri juga menampilkan pertunjukan angklung dan aneka pertunjukan lain usai upacara bendera [A.Y]

 

Pagi hari, sekitar pukul 10.00 Wib, MBS kedatangan tamu dari MBS Prof HAMKA Madiun. Sejumlah 7 orang disambut di ruang Aula Ki Bagus Hadikusumo lt.2. Rombongan disambut oleh BPP PPM MBS Yogyakarta, Ustaz Agus Yulianto, M.Pd, Ustaz Sahman, Lc, Wapim II Bidang Kema’hadan, Ustazah Rinata Fitriyah, Bendahara PPM MBS Yogyakarta, Ustazah Euis Nur F selaku kemahadan putri, serta Ustazah Rinata dari Hasbuna Business Centre.

Acara dibuka dengan tilawah, menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia raya dan mars Muhammadiyah. Dalam sambutannya, Mudir MBS Prof Hamka Ustaz Rohmadi Hidayat menyampaikan, “Pada kesempatan kali ini kami membawa dua wadir, bidang akademik, keuangan dan administrasi, serta Wadir Humas, dan rumah tangga produktif. Kami juga membawa bidang kema’hadan.”

Direktur MBS Prof Hamka juga menyampaikan, “Ini merupakan roadshow dari tiga lembaga sebelumnya kami sudah ke MBS Klaten, dan di Muallimin serta Muallimat, kami bermaksud belajar tentang kema’hadan, keuangan dan usaha produktif ke MBS Yogya ini.” Dirinya juga mengisahkan tentang perjalanan MBS Prof HAMKA. “MBS Prof Hamka ini sudah delapan tahun berdiri, sebelum pendirian kita juga pernah magang di MBS Yogyakarta. Saat ini kami belajar lagi untuk meningkatkan ilmu sehingga bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas MBS Prof Hamka.”

Ustaz Rohmadi juga menyampaikan testimoninya sebagai wali santri yang saat ini putrinya sedang menuntut studi di Mesir atas didikan MBS Yogyakarta. “Kami harap nanti ada sinergi dan kolaborasi. Dan kami mohon bimbingannya agar MBS Prof Hamka semakin maju.”

Sementara itu, Ustaz Agus Yulianto, M.Pd selaku BPP PPM MBS Yogyakarta menyampaikan selamat datang kepada rombongan MBS Prof Hamka Madiun. “Silakan nanti bertemu bidang-bidang yang berhubungan dengan MBS Prof Hamka. Kami siap melayani dan berdiskusi dengan MBS Prof Hamka.”

Acara dilanjutkan dengan diskusi dan saling belajar dalam FGD di masing-masing bidang seperti bidang keuangan, kemahadan, dan juga HBC [AY]

 

 

Pria dengan balutan pakaian dinas militer itu tampak gagah. Badannya tinggi dan kekar. Gayanya santai sembari menggandeng tangan ibunya. Pandangannya tajam, penuh optimisme. Sebuah foto yang mengundang kagum.

Dia adalah Faisal Ihkam Zaki. Alumni Ponpes Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta Angkatan ke-7. Saat ini dirinya telah menyelesaikan pendidikan Bintara di Rindam II Sriwijaya.

Putra asli Tulang Bawang Barat, kelahiran Metro, 31 januari 2001 itu menjadi satu dari 408 siswa Bintara TNI. Selama pendidikan, ia ditempa dan dididik menjadi prajurit TNI yang berani dan tangguh.

Kini, Faisal Ihkam Zaki, putra pertama pasangan Bapak Slamet, S. Pd dan Ibu Ayunda Wulansari telah berhasil menggapai citanya dengan sukses menjadi Prajurit TNI berpangkat Sersan Dua (Serda) di Batalyon Infanteri 144 Jaya Yudha, Sumatera Selatan.

Dengan menyandang jabatan Danru Radio Tonkom Yonif 144 Jaya Yudha, dirinya mendapat kepercayaan untuk mengemban misi mulia dengan bertugas di daerah konflik Pegunungan Bintang, basis OPM terbesar di Papua.

Faisal mengakui menjadi seorang pasukan yang ditugaskan di daerah konflik menjadi kebanggan tersendiri baginya. Pria yang tergabung di corp Perhubungan/Elektronika dan Cyber tersebut baru dapat mengaplikasikan kemampuannya saat bertugas di daerah konflik.

Keberhasilan santri itu menjadi abdi negara tidak terlepas dari jasa dan gemblengan di MBS. Faisal dan santri lainnya sudah dididik dengan kedisiplinan tinggi sejak mondok.

“Selama mondok, kami selalu dididik dengan disiplin. Tidak hanya disiplin waktu, tapi juga disiplin ilmu atau akademik serta yang paling penting katanya disiplin ibadah,” ungkap Faisal.

Dari didikan itu, mantan qismu nadhofah (bagian kebersihan) IPM Putra MBS itu bahkan mengaku tidak terlalu terkendala ketika mengikuti tes masuk TNI. Apalagi, ia juga santri yang aktif dalam berbagai kegiatan olahraga selama di MBS.

Bekal yang dibawa Faisal dari MBS juga sangat berguna ketika pendidikan. Latihan dan didikan yang berat terasa sedikit ringan. Hal itu buah dari didikan disiplin nyantri di MBS.

“Di MBS kan pernah merasa beratnya proses pendidikan. Mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali, semuanya diatur dan serba disiplin. Dari tempaan itu saya merasa proses pendidikan ini agak lebih ringan jika dibandingkan dengan teman-teman yang tidak berasal dari Pondok Pesantren,” kisahnya.

Pendidikan di Ponpes MBS memang meninggalkan bekas bagi prajurit yang punya motto “man jadda wajada” itu. Selama menempuh pendidikan, Ia dibentuk menjadi pribadi yang berilmu, berakhlak, kuat dan disiplin.

Nyaris sama dengan santri lainnya ketika mondok, awalnya Faisal mengaku juga cukup berat. Waktu itu ia merasa terkungkung dalam lingkungan pondok dengan seabreak rutinitas yang tidak bisa ditinggalkan.

“Awal-awalnya memang berat menjadi santri, namun lama kelamaan terasa manfaatnya. Apalagi motivasi-motivasi dari asatidz luar biasa. Dari terpaksa, kemudian terbiasa dan akhirnya bisa,” tutur pria 24 tahun yang sebentar lagi akan melepas masa lajangnya tersebut penuh semangat.

“Terimakasih MBS, tanpa didikan MBS maka saya tidak akan menjadi pribadi yang seperti ini. Semoga Ponpes MBS kian maju dan menjadi harapan untuk pendidikan bagi generasi muda,” ujarnya.

Semasa mondok, Faisal dikenal sebagai santri yang biasa saja. Ia tak terlalu menonjol, namun semua kegiatan dan agenda selalu diikuti. Tapi, ia sosok yang amat senang dengan dunia otomotif. Bongkar pasang mesin motor kerap ia lakukan ketika menghabiskan waktu liburannya di rumah.

Setidaknya, kerja keras dan jalan hidup Faisal mematahkan paradigma banyak orang. Alumni pondok pesantren bisa berkiprah di mana saja, termasuk mengabdi di dunia militer dan di bidang lainnya.(ElMoedarries)

 

Pagi hari, Selasa [13/8/2024], PPM MBS Yogyakarta menggelar Workshop Optimalisasi Buku Ajar bersama Penerbit Yudistira. Sebanyak 47 guru SMP pada sesi pertama telah siap mengikuti Workhsop Optimalisasi Buku Ajar bersama Penerbit Yudistira. Workshop ini digelar di Aula Ki Bagus Hadikusumo lt.2. Acara dimulai pukul 07.40, dibuka dengan tilawah qur’an, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Mars Muhammadiyah.

Dalam sambutannya, Pimpinan PPM MBS Yogyakarta, Ustaz Didik Riyanta, S.Sos.I “Woskhop ini adalah workshop yang ditunggu-tunggu, karena ini workshop perdana setelah bermitra sejak 2009. Kita baru workshop bedah buku Penerbit Yudistira perdana saat ini. Ada sesi SMP, SMA dan juga sesi untuk SD Muhammadiyah MBS Prambanan.”

Workshop Optimalisasi Bedah Buku dari Penerbit Yudistira kali ini adalah sesi pertama yang diikuti oleh guru SMP MBS. Pimpinan PPM MBS Yogyakarta, mengucapkan terimakasih kepada Penerbit Yudistira yang telah bersinergi bersama PPM MBS Yogyakarta. “Kepada Ustaz-Ustazah jangan sungkan untuk bertanya, agar nantinya pelatihan ini optimal dan berdampak kepada santri.” “

Sementara itu, H.Agus Ismanto, S.P selaku Kepala Cabang Penerbit Yudistira menyampaikan, “Alhamdulillah hari ini kita bertemu dalam buku Workshop Buku Yudistira. Kami merasa bahagia bertemu dengan Ustaz-Ustazah. Terimakasih kepada Ustaz/Ustazah semua. Alhamdulillah kami juga merupakan bagian dari keluarga besar MBS. Anak saya saat ini sudah di kelas IX A.”

Kepala Cabang Penerbit Yudistira juga menyampaikan “Kita dari penerbit Yudistira sebenarnya ada tiga buku yakni buku teks utama, buku pendamping dan buku pengayaan.” Buku kita cukup banyak, tetapi yang familier dipakai di PPM MBS Yogyakarta adalah buku Splash. Semoga dengan workshop ini, penggunaan buku dari Penerbit Yudistira lebih optimal, tutupnya.

Acara workshop ini digelar selama sehari penuh dari tingkatan SD, SMP hingga SMA. Workshop ini merupakan kerjasama bersama Penerbit Yudistira yang menjadi mitra strategis PPM MBS Yogyakarta [A.Y]

 

ATPUSI (Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia) Kabupaten Bantul yang terdiri dari pengelola perpustakaan SD/MI , SMP, SMA dan SMK di Bantul adakan Musyawarah Daerah dan Launching Sinau bareng ATPUSI Kabupaten Bantul.

Pada kegiatan positif tersebut, MBS turut berpartisipasi dengan mengirimkan dua pustakawan pengelola perpustakaan atas nama ustadz Ahmad Khomsa Hariadi, S. Sos serta ustadz Ayubhan, S. Hum.

Kegiatan yang digelar di SMAN 2 Bantul pada hari Sabtu tanggal 10 Agustus 2024 ini merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap bulan dengan tujuan untuk mengembangkan pengetahuan kepustakaan dan untuk srawung ilmiah antar pengelola perpustakaan sekolah yang ada di Bantul.

Selain itu juga merupakan kegiatan pendampingan perpustakaan  yang dilaksanakan secara bergilir antar sekolah meliputi pembenahan perpustakaan, pendampingan administrasi perpustakaan dan sarana berbagi informasi terbaru tentang kepustakaan.

Musyda yang dikemas dalam  Launching “Sinau Bareng ATPUSI Kabupaten Bantul”tersebut menghadirkan dua narasumber, yaitu Bapak Anang Fitrianto Sapto Nugroho, S.Sos. (Pustakawan Berprestasi Terbaik Nasional 2018) dan ibu Sri Winarni,A.ma.Pust.(Ketua ATPUSI Kapanewon Pajangan, Bantul)

Ustadz Ahmad Khomsa Hariadi, sebagai pengelola perpustakaan putra MBS mengungkapkan bahwa kegiatan seperti ini sangat bermanfaat dan dapat digunakan sebagai ajang berbagi pengetahuan-pengetahuan baru dalam dunia pustakawan. Dengan harapan perpustakaan yang ada di sekolah-sekolah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dapat berkembang bersama.

Kepala Perpustakaan MBS, ustadzah Sri Wahyuni, S.IP menyampaikan tentang pentingnya peran perpustakaan di dalam sekolah. Perpustakaan adalah jantungnya sekolah. Di era literasi, perpustakaan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis bagi dunia pendidikan terutama untuk penyampaian informasi tersebut.(ElMoedarries)