Pandemi Covid-19

Pandemi Covid-19 sudah berjalan menginjak tahun ke-3 memunculkan dampak yang semakin kompleks dalam berbagai aspek kehidupan seperti kesehatan, pendidikan, kemiskinan, dan kesenjangan sosial yang semakin tinggi. Kini sejumlah negara telah memilih jalan “berdamai” dengan Covid-19. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pandemi belum akan berakhir. Kondisi tersebut dipicu oleh rendahnya angka vaksinasi di seluruh dunia dari target 70% populasi setiap negara. Selain itu masih terdapat disparitas antara negara kaya dengan negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang memperlambat pemerataan vaksin di seluruh dunia. Para ahli epidemiologi pun menyatakan bahwa tidaklah mudah memastikan kapan pandemi ini akan berakhir. Berbagai faktor objektif ikut menentukan bagaimana akhir wabah global ini. terdapat kemungkinan perubahan status pandemi Covid-19 menjadi endemi, yakni wabah penyakit yang secara konsisten ada, namun terbatas pada wilayah tertentu, sehingga membuat penyebaran penyakit dan tingkat penularan dapat diprediksi.

Bonus Demografi

Sebagai negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia dengan populasi mencapai 270.203.917 jiwa pada tahun 2020, serta negara berpenduduk Muslim terbanyak dan terbesar di dunia, dengan penganut lebih dari 230 juta jiwa, selain itu Indonesia juga menjadi salah satu negara multiras, multietnik, dan multikultural di dunia, seperti halnya Amerika Serikat

Menurut berbagai penelitian, di tahun 2035 atau 2045, Indonesia akan memperoleh bonus demografi, di tahun tahun tersebut kiat akan memiliki populasi Sumber Daya Manusia (SDM) dengan usia produktif tertinggi, dibandingkan dengan beberapa negara yang lain. Salah satu isu sentral kebangsaan yang kini mulai dibahas ialah bagaimana memaksimalkan bonus demografi tersebut. dengannya Indonesia dirasa punya modal besar untuk tumbuh menjadi negara dengan produktivitas kerja yang tinggi dan kekuatan ekonomi yang memungkinkan untuk memperkuat pengaruhnya di tingkat internasional. Inilah sisi optimisme yang perlu dibangun. Namun apabila potensi tersebut tidak dikelola dengan baik, justru Indonesia dapat jatuh menjadi negara gagal.

Generasi Muda

Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita yang sederhana, maka lebih baik Pendidikan itu tidak ada sama sekali”.

Satu kutipan dari Tan Malaka ini tentu bukan semata sebuah ungkapan kosong belaka, melainkan realita yang banyak ditemukan di tengah masyarakat. Satu ungkapan yang menjadi pecut tentunya, untuk kaum milenial yang akan menjadi penerus bangsa di masa depan. Dan tentu, Satu ungkapan yang menggambarkan betapa pentingnya kolaborasi antara karakter dan Pendidikan bagi diri generasi muda dewasa ini.

Bangsa yang maju, adalah bangsa yang mau belajar dari sejarah. Sejenak mari kita ingat bahwa bangsa ini lepas dari penjajahan atas asas perjuangan dari seluruh elemen masyarakat demi menyatakan diri bahwa Indonesia Merdeka. Semangat yang perlu kita jaga di tengah zaman yang rentan sekali tertular budaya “asing”, budaya yang merusak karakter bangsa.

Ketika melihat sejarah bangsa, anak muda adalah generasi pemberi solusi untuk pelbagai masalah negeri, diantara yang paling nyata adalah hasil kongres pemuda tahun 1928 adalah kesepakatan bahasa karena dengan adanya bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan maka kita tidak perlu lagi ada penerjemah. Sebuah hal yang luar biasa jauh sebelum bangsa ini merdeka, ternyata di tangan generasi muda sudah mampu berani menyepakati bahasa yang bukan bahasanya, mereka menyepakati sebuah bahasa yang akhirnya mampu membangun kesetaraan dan kebersamaan.

Tantangan generasi muda juga semakin kompleks setelah lebih dari dua tahun pandemi Covid-19, muncul data yang menyebutkan tentang kerapuhan ketahanan keluarga, timbul anak-anak yang kekurangan gizi, Ditambah lagi meningkatnya kasus pengangguran yang menyisakan beragam persoalan moral yang tinggi.

Di sisi lain Generasi muda harus mampu menyaring dan memilih setiap informasi yang membanjiri media sosial. Perlunya waspada terhadap segala macam bentuk proxy war atau perang yang menggunakan aktor-aktor bayangan, dengan sasaran merekayasa generasi muda menjadi tidak produktif, hidup dengan suasana glamor, kehilangan navigasi moralitas, serta tidak memiliki sendi ideologi yang kuat.

Kesadaran tentang pemberdayaan, karena gejolak dan polemik kebangsaan yang merundung Indonesia saat ini berdampak luar biasa kepada kelompok rentan. Nalar kritis pada diri anak muda harus senantiasa dipupuk dan ditumbuh-kembangkan. Hal ini juga perlu dimiliki generasi muda, agar bisa melihat persoalan secara obyektif dan berkaca mata tajam.

Jalan Terjal Penerus Bangsa

Akhirnya dengan segala permasalahan dan rumitnya persoalan yang kini dihadapi negeri ini, generasi muda lah satu-satunya harapan bangsa dalam menggapai cita Indonesia Emas 2045, di tahun itu tepat satu abad usia bangsa ini berdiri, Dalam hal ini, disebut generasi muda adalah mereka yang di dalam dirinya selalu terdapat kebaruan yang orientasinya kepada masa depan.

Optimisme juga perlu ditanamkan dalam diri kaum muda, dalam wujud tekad dan ikhtiar untuk berubah juga menjadi niscaya dalam memecahkan berbagai masalah bangsa. Seberat apa pun masalah yang dihadapi jika semua komponen umat dan bangsa berkomitmen kuat, bersatu, dan melangkah bersama secara sungguh-sungguh maka akan terdapat jalan keluar dari kesulitan. Kuncinya ketulusan, kejujuran, dan kebersamaan untuk selalu mencari solusi. Perbedaan setajam apa pun bila semua pihak mau berdialog dan mencari titik temu maka akan ada jalan pemecahan atas segala persoalan umat dan bangsa. Sebaliknya manakala saling menjauh, keras kepala, dan dusta bertumbuh di tubuh generasi muda maka sulit menemukan jalan bersama menuju kemajuan bangsa.

Agenda kita ke depan tentu masih berat. Pasca pandemi bangsa Indonesia penting melakukan recovery berbagai aspek kehidupan seperti pemulihan mental warga, membangkitkan ekonomi rakyat, dan normalisasi berbagai kegiatan. Apalagi bila pandemi belum dapat dipastikan kapan berakhir serta berubah statusnya menjadi endemi, maka sangat diperlukan rancang-bangun adaptasi baru dan rekonstruksi langkah yang berkelanjutan. Semua itu menuntut pendayagunaan pemikiran, sumber daya manusia, usaha, dan dukungan lainnya secara optimal agar kehidupan ke depan berjalan baik dan membuka lembaran baru secara lebih baik.

Di tengah dinamika kehidupan yang berat, generasi muda dituntut mengambil peran strategis dalam menggerakkan segala usaha memajukan bangsa, Tumbuhkan sikap optimis hadapi pandemi dan masalah negeri. Seraya terus bermunajat kepada Tuhan yang Maha Esa agar musibah Covid-19 diangkat atas Kuasa-Nya dan kehidupan berjalan normal kembali secara lebih baik. Semoga kita diberi anugerah oleh yang Maha kuasa untuk selalu belajar hikmah kehidupan dari musibah global ini untuk mencintai sesama dan alam ciptaanNya. Semoga ! (Renaldi Sheva Perdana)

Pandemi Covid-19 saat ini telah memberikan gambaran atas keberlangsungan dunia pendidikan. Dengan bantuan segala macam rupa teknologi, tetap saja dirasakan oleh sebagaian besar pihak tidak bisa menggantikan peran para guru (ustadz dan ustazah) dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pendidikan dan interaksi belajar mengajar dipondok pesantren dalam mentransver ilmu pengetahuan, pembiasaan dan penanaman nilai-nilai karakter (Knowledge, Skill, dan Attitude ) mutlak diperlukan. Terlebih sekolah yang berbasis Pondok seperti Pondok Modern MBS Sleman Yogyakarta kita ini.

Mendikbud (dalam https://www.kemendikbud.go.id) mengatakan kondisi Pandemi COVID-19 tidak memungkinkan kegiatan belajar mengajar berlangsung secara normal. “Prioritas utama pemerintah adalah untuk mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum, serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan selama pandemi COVID-19,” jelas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim dalam taklimat media Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19, di Jakarta, Jum’at (07/08).

Beberapa kendala yang timbul dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau istilah sekarang Pendidikan Dari rumah (PDR) diantaranya kesulitan guru dalam mengelola PJJ/PDR dan masih terfokus dalam penuntasan kurikulum. Sementara itu, tidak semua orang tua mampu mendampingi anak-anak belajar di rumah dengan optimal karena harus bekerja ataupun kemampuan sebagai pendamping belajar anak. “ Para peserta didik juga mengalami kesulitan berkonsentrasi belajar dari rumah serta meningkatnya rasa jenuh yang berpotensi menimbulkan gangguan pada kesehatan jiwa,” ujar Mendikbud.

Ditengah tantangan dan peluang pendidikan pada masa pandemi ini Prof. Ir. Nizam, M.Sc., DIC, Ph.D (Direktur Jendral Pendidikan Tingggi Kemendikbud). (dikutip dari  https://dikti.kemdikbud.go.id) mengatakan bahwa tantangan ini menjadi kesempatan bagi semua tentang bagaimana penggunaan teknologi dapat membantu membawa mahasiswa dan pelajar menjadi kompeten untuk abad ke-21. Keterampilan yang paling penting pada abad ke-21 ialah selft-directed learning atau pembelajar mandiri sebagai outcome dari edukasi”. Masa pandemi ini dapat melatih serta menanamkan kebiasaan menjadi pembelajar mandiri melalui berbagai kelas daring atau webinar.

Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah Prof. Dr. Baedhowi., M.Si. H. dalam acara Awarding Session and Clossing Ceremony Muhamamdiyah Education Award (MEA) 2020, (26/12/2020), (dikutip dari https://muhammadiyah.or.id) Mengatakan, pendidikan Muhammadiyah harus tetap menjaga pelayanan baik bagi peserta didik (siswa) di masa pandemi. Sekolah Muhammadiyah harus siap dalam segala tantangan dan situasi, seperti disaat pandemi Covid-19 keberadaan sekolah Muhammdiyah tetap harus memberikan pembelajaran yang baik tetapi juga tetap menjaga keselamatan dan kesehatan para peserta didik (siswa). “Oleh karena itu sekolah-sekolah Muhammadiyah kami dorong untuk berkompetisi mewujudkan pendidikan berkemajuan. Inilah salah satu cara untuk mengukur seberapa besar prestasi peserta didik (siswa),” kata Baedhowi

Berkaca dari realitas kondisi yang ada dan harapan dari semua pihak yang pertama dan utama kami mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT, alhamdulillah sampai detik ini seluruh keluarga besar pondok pesantren Moderen MBS baik dari jajaran asatidz, karyawan serta para santri dalam keadaan sehat walafiat. Kedua sudah seharusnya seluruh pemangku kepentingan baik internal dan juga eksternal MBS harus memahami realitas kondisi yang ada dan memandang kedepan dengan rasa optimisme. Saat ini menjadi momentum terbaik untuk kita melakukan refleksi penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang telah dilakukan, harapannya agar kedepan penyelenggaraan pendidikan dapat lebih maksimal dan apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tersampaikan dan kesehatan parasantri dam asatidz dapat diutamakan.

 

Santri pondok MBS yang berasal dari Sabang Sampai Merauke dan juga luar negeri jumlah totalnya 2500an santri ini satu sisi menjadi kekuatan sekaligus juga menjadi tantangan tersendiri. Berbagai daya dan upaya baik dalam pengelolaan dan menejemen pendidikan disiapakan sedemikan rupa agar siap dan evektif dalam menanggulangi kendala -kendala pendidikan daring. Kami menyadari saat ini antara satu daerah dengan daerah lainnya mengalami berbagai kendala yang beragam yang berbeda-beda baik kendala dalam penggunaan teknologi atau juga akses internet.

Persiapan demi persiapan secara maraton pondok lakukan mulai dari kerjasama dengan UMS dalam pemakaian platfom pendidikan Openlearning, komunikasi dengan dinas Pendidikan serta berkomunikasi secara intensif dengan Dikdasmen PDM Sleman dan PWM DIY dalam menyusun dan merencanakan pendidikan dan pembelajaran pada masa pandemi. Alhamdulillah persiapan semester gasal kemarin berhasil kami susun, meliputi kurikulum masa pandemi, metode dan metodologi dalam pembelajaran, pemakaian platfom lain sebagai pendukung pendidikan baik menggunakan zoommeeting, live youtube, live wa, dan lain sebagainya. Pemberian rangkuman materi secara tertulis, interaksi virtual langsung dengan santri baik dalam penyelenggaraan belajar mengajar, tahfidz, kajian-kajian virtual pembelajaran lainnya.

Ditengah pembelajaran dengan model baru ini pondok merasa sangat prihatin atas kondisi ini, namun pondok tetap mencoba berfikir positif bahwa di balik kesulitan dan kesusahan pasti ada hikmah dan kemudahan. Refleksi mendalam mengenai apa yang telah dilakukan selama satu semester berjalan. Kami meyakini bahwa apa yang telah kami lakukan dan rencanakan tidak akan bisa berjalan maksimal jika tidak didukung oleh santri dan juga wali santri. Pendidikan saat ini menjadikan fungsi guru menjadi sangat terbatas dan suka tidak suka fungsi dan peran guru (ustadz dan ustazah) beralih kepada orang tua untuk mendorong, mengawasai, serta memberikan semangat kepada putra putrinya dalam belajar dan mengikuti semua tahapan proses pendidikan putra putrinya. Tentu ini bukan pekerjaan yang mudah tapi ini adalah tugas yang mulia yang bisa orang tua lakukan untuk masa depan pendidikan putra putrinya.

Alhamdulillah semester gasal kemarin kami merasakan dukungan yang luar biasa dari para orang tua dan stakeholder lainnya untuk bisa mensukseskan program program pondok. Ditengah kesulitan kesulitan yang orang tua alami, masih bisa memberikan yang terbaik. Pondok mengapresiasi dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas dedikasi dari bapak ibu dalam mendampingi belajar para santri. Pondok juga berterimakasih kepada para santri di tengah tengah pola kebiasan baru ini tetap istiqomah dalam mengikuti tahapan pendidikan yang ada.

Refleksi ini kami tuangkan agar bisa dijadikan hikmah bersama, sebagai bekal dalam merancang program pendidikan yang lebih baik di masa depan. Ibarat anak panah, yang ditarik ke belakang dengan tali busurnya dan dengan itu anak panah bisa melesak ke depan dengan cepat laksana kilat menuju sasaran. Pondok MBS ingin pendidikan yang terbaik untuk seluruh santriwan dan santriwati. Doa dan harapan kami pandemi ini segera bisa berlalu dan pendidikan belajar mengajar di pondok pesantren bisa segera pulih kembali. Doa dari seluruh keluarga besar MBS sangat kami nanti agar pintu ilahi terketuk dan doa diijabah Allah SWT, sang maha pemberi.

 

Refleksi Pendidikan Selama Pandemi

Ditulis oleh bagian pendidikan PPM MBS Sleman Yogyakarta (06/01/21)

 

Sumber:

https://dikti.kemdikbud.go.id/kabar-dikti/kabar/tantangan-dunia-pendidikan-di-masa-pandemi/

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/10/capaian-dan-harapan-pendidikan-di-tengah-pandemi-covid-19

http://pip.unpar.ac.id/publikasi/buletin/sancaya-volume-03-nomor-01-edisi-januari-februari-2015/arti-penting-refleksi-dalam-dunia-pendidikan/

https://muhammadiyah.or.id/pandemi-tidak-menurunkan-kualitas-pendidikan-muhammadiyah/

http://pip.unpar.ac.id/publikasi/buletin/sancaya-volume-03-nomor-01-edisi-januari-februari-2015/arti-penting-refleksi-dalam-dunia-pendidikan/

Ilustrasi foto: dok. Humas PPM MBS

 

 

Senin, 29 Rabi’ul-Akhir 1442 H (14 Desember 2020) SMA Pondok Pesantren MBS Sleman Yogyakarta berkesempatan mendapatkan pendampingan dari dinas Pendidikan Sleman melalui program Penilaian Kinerja Kepala sekolah (PKKS) tahun 2020.

Kegiatan ini di hadiri oleh Drs. Aragani Mizan Zakaria (Kepala Seksi pelayanan Pendidikan Balai Dikmen Kabupaten Sleman), bapak Drs. Cipto Nugroho, M.Pd. dan bapak Heri Sujana, M.Pd., selaku pengawas SMA. Dalam sambutannya baik dari Balai Dikmen dan juga pengawas menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan memotret kondisi pengelolaan SMA MBS baik dari sisi pengelolaannya dan juga menejemennya

Ustadz Fajar Shadik (direktur PPM MBS Sleman) dalam sambutanya menyatakan bahwa kegiatan yg di lakukan oleh dinas Pendidikan Sleman ini menjadi sangat penting untuk pondok MBS agar sekolah SMA MBS dan juga pondok MBS secara umum bisa menjaga kepercayaan masyarakat dengan cara tetap menjaga kualitas pelayanan dan menejemen Pendidikan. Terlebih di masa pandemi ini, tantangan pendidikan semakin banyak dan beragam, arahan dan bimbingan dari pengawas menjadi bahan evaluasi agar pondok pesantren MBS kedepan semakin baik.

Kegiatan ini terselenggara dengan tetap mengutamakan Kesehatan dengan menjalankan seluruh protokol Kesehatan yang telah di tetapkan. (red)

Pandemi yang terjadi tahun ini memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik bahkan aspek pendidikan.
Dalam dunia pendidikan sendiri biasanya proses KBM dilaksanakan secara tatap muka di kelas namun semenjak Covid 19 ditetapkan sebagai pandemi kemudian KBM dalam dunia pendidikan beralih 180 derajat dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System (LMS), seperti pembelajaran dengan media WA, Google Class Room, Zoom, Google Meets, Google Form, Youtube dan aplikasi-aplikasi pembelajaran lainnya.


Ada banyak permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran daring ini, mulai dari masalah teknis seperti siswa tidak memiliki smart phone, laptop, masalah jaringan, kuota internet dan masalah yang terpenting adalah dampak psikologis yang dialami peserta didik sekaligus orang tua murid. Hal ini terjadi dikarenakan orang tua menjadi pengawas dan pengontrol kegiatan pembelajaran peserta didik selama di rumah.
Dilansir dari liputan6.com dalam hasil survei KPAI menyebutkan bahwa belajar di rumah selama pandemi membuat anak stres dan lelah. Begitupun dengan orang tua murid yang juga ikut merasakan dampak dari belajar dari rumah ini, banyak orang tua murid yang kemudian mengeluh karena pengajar hanya sekedar memberikan tugas saja, tidak hanya satu mata pelajaran namun hampir semua mata pelajaran memiliki tugas dengan kriterianya masing-masing. Alhasil orang tua dan peserta didik mengerjakan tugas secara bersama-sama, “mumet ndasku” setidaknya begitulah salah satu status Whatsapp orang tua murid tempo lalu.
Pondok pesantren Modern Muhammadiyah boarding School ikut serta membantu pemerintah dalam rangka meminimalisir penularan Covid 19 ini dengan menerapkan pembelajaran daring. Adapun sistem yang digunakan PPM MBS dalam pembelajaran daring kali ini dengan menggunakan plat form open learning. Dimana pengajar menyampaikan materi pembelajaran ke dalam sistem yang kemudian dapat diakses oleh peserta didik di rumah.
Apapun media yang digunakan dalam proses pembelajaran daring jika tidak terdapat sinergitas peran antar pengajar dan orang tua maka tentu proses pembelajaran ini tidak akan berjalan secara maksimal.
Dalam pembelajaran daring ini tugas orang tua murid adalah mengasah nilai-nilai yang diperlukan sang anak supaya pembelajarannya lancar dan efektif seperti, kemandirian, tanggung jawab, punya inisiatif, amanah, peduli, jujur dll. Karena pembelajaran daring ini didesain agar orang tua terlibat aktif dalam pengawasan serta pembinaan sang anak selama di rumah.
Adapun sebagai pengajar maka sudah barang tentu menyediakan materi dengan desain menarik, baik dengan video animasi, power point atau metode-motode belajar kreatif lainnya, berikutnya diharapkan agar para pengajar tidak memberatkan peserta didik dengan tugas yang banyak lagi sulit. Mengingat bahwa pembelajaran daring ini hanya mengisi masa transisi saja maka untuk penugasan bisa lebih intens diberikan kepada peserta didik saat pembelajaran tatap muka. Para pengajar juga diharapkan agar bisa secara rutin berinteraksi dengan peserta didik agar proses transfer knowledge berjalan dengan baik. Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak merasa bosan dan stress selama pembelajaran di rumah.

Ditulis oleh: Ustadz Ikhwan Ansori,S.E.I
(Pengajar Mata Pelajaran IPS dan Kesiswaan PPM MBS Sleman Yogyakarta)

Jajaran Ustazah PPM MBS Yogyakarta

Mengawali tahun ajaran baru, sebagai seorang guru kita akan diingatkan untuk mencurahkan segenap jiwa dan raga dalam mengemban tugas negara. Tugas negara seorang guru tersebut tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 tahun 2017 antara lain : merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik serta melaksanakan tugas tambahan.

Tugas tambahan itu, salah satunya adalah menjadi wali kelas. Banyak yang mengatakan bahwa guru adalah “ pengganti/ wakil/ wali orang tua di sekolah ”. Begitu pula sebagai wali kelas, harus bisa jadi wali siswa di sekolah.  Peran wali kelas sangat penting bukan hanya sekedar memberikan ilmu akademik saja namun, dapat memberikan arahan dalam penanaman karakter/ budi pekerti character building.

Sebagai wali kelas pada tahun ajaran baru, banyak hal yang harus dilakukan. Langkah awal ketika masuk kelas, yang pertama dilakukan adalah :

  1. Buat kontrak belajar

Kontrak belajar adalah perjanjian dan kesepakatan belajar yang dibuat bersama siswa. Kontrak belajar ini dibuat diluar tata tertib sekolah tapi tidak keluar jauh dan tidak melanggar serta dibuat demi kebaikan bersama. Buat kontrak belajar semenarik dan seasyik mungkin agar siswa nyaman dikelas.

  1. Kenali mereka

Bukan rahasia lagi, banyak guru yang sering lupa nama siswanya karena kemiripan wajah atau postur tubuh. Namun hal ini harus diminimalisir. Walikelas harus tahu dan mengenali siswanya. Salah satu caranya dengan mencatat identitas diri dan informasi lengkap seluruh siswa.

  1. Dengar curhatnya

Kita harus mendengarkan keluh kesah dan kebahagiaan yang mereka ceritakan atau yang ingin mereka bagikan kepada kita. Berilah ruang dan waktu kepada siswa yang ingin berbagi secara pribadi. Hal ini sangat membantu kita dalam mengetahui masalah yang dihadapi siswa dengan orangtua/ guru/ teman/ dirinya sendiri. Dan juga memungkinkan kita untuk bisa memberikan solusi terbaik kepada mereka.

  1. Dampingi mereka

Banyak kegiatan yang dilaksanakan disekolah seperti :upacara, lomba-lomba, maupun agenda sekolah lainnya. Sebagai wali kelas, sebaiknya kita selalu ada dan mendampingi mereka. Hal ini menunjukkan kepada siswa bahwa kita peduli dan perhatian terhadap mereka. Kita bisa memberikan penghargaan jika mereka melakukan yang terbaik dan memberikan motivasi jika mereka perlu bimbingan.

Setelah melakukan langkah-langkah diatas, seorang walikelas yang didambakan siswa juga harus mempunyai sikap MESTTI APEK. Dalam bahasa Indonesia mestti apek artinya harus bagus. Memang untuk menjadi wali kelas harus bagus dari sudut pandang manapun. Namun mestti apek disini diartikan bahwa wali kelas harus mempunyai sikap sebagai MEdiator tangguh, Sabar, Tegas, Teladan, Ikhlas, Adil, PErhatian, Konsisten.

  1. Mediator Tangguh

Wali kelas harus dapat menjadi sosok penengah menghadapi perselisihan antar siswa, permasalahan antara siswa dengan orang tuanya, maupun siswa dengan sejawat guru. Menjadi mediator tidak berarti harus menjadi sosok pengambil keputusan. Tetapi bisa dengan cara menghubungkan pihak pihak yang bermasalah tersebut.

     2. Sabar

Sikap sabar diperlukan dalam mengelola kelas, termasuk menghadapi permasalahan siswa yang sangat kompleks . Tidak semua siswa cepat sadar dari perbuatan yang tidak baik sehingga butuh sikap yang sabar. Jika pada suatu tingkat tertentu siswa sudah tidak bisa ditangani, tentu sudah perlu adanya suatu ketegasan.

     3. Tegas

Sikap tegas dari wali kelas diperlukan untuk menegakan tata tertib sekolah dan tata tertib kelas yang telah disepakati bersama. Tegas tidak berarti harus galak, tetapi konsisten dalam menegakan aturan. Siswa yang melanggar harus diberi sanksi sesuai aturan sekolah atau kesepakatan kelas. Sanksi diberlakukan jika sudah melewati batas aturan yang telah ditentukan.

    4. Teladan

Sebagai teladan, seorang wali kelas harus memberikan contoh dan mencerminkan seseorang yang berbudi pekerti luhur. Seorang wali kelas yang cuma bisa bicara tetapi tidak memberi contoh dari sikapnya, tidak akan mendapat respect dari siswa.

     5. Ikhlas

Sikap ikhlas membuat pekerjaan menjadi ringan tidak peduli seberat apa masalah yang dihadapi siswa. Dengan menyadari bahwa mendidik siswa ke arah yang lebih baik merupakan salah satu ibadah, maka akan membuat hati ikhlas tidak ada kata berat dalam melaksanakan tugas.

      6. Adil

Semua siswa berhak mendapat perlakuan yang sama, baik itu pandai atau sebaliknya, kaya atau miskin. Adil dalam hal ini dapat bermakna setiap anak mendapat hak dan perlakuan yang sama atau setiap anak mendapatkan sesuatu berdasarkan prestasi kesehariannya.

      7. Perhatian

Wali kelas hendaknya memiliki sifat tanggap sekaligus peka terhadap permasalahan siswa. Sebelum permasalahan tersebut mengganggu belajar siswa atau bahkan mengganggu suasana kelas, sedini mungkin harus ditangani. Memiliki sifat simpatik sekaligus empati dan perhatian terhadap siswa, akan membuat siswa merasa mendapatkan apa yang mungkin tidak diperoleh dalam suasana keluarga. Siswa akan menjadi terbuka dalam mengungkapkan permasalahanya.

       8. Konsisten

sebagai panutan siswa di kelasnya, wali kelas harus konsisten dari sikap dan perbuatan. Sikap ini harus dipertahankan dan dipelihara, agar siswa selalu percaya kepada kita.

Jika seorang guru terutama wali kelas melakukan langkah awal dan mempunyai sikap mestti apek seperti yang telah disebutkan diatas, maka sudah pasti siswa akan mendambakan guru tersebut.

Apalagi dalam kondisi yang pernah kita lewati, ketika belajar dan bekerja di rumah work from home kehadiran wali kelas dambaan siswa akan sangat dirindukan oleh mereka dimanapun berada. Maka jadilah walikelas dambaan siswa agar tugas negara kita menjadi seruan kebaikan dan kita termasuk orang yang beruntung sesuai Q.S. Ali-Imran ayat 104 (“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”).
Semoga bisa menjadi penyemangat bagi kita dan selamat berjuang bagi ustadz/ustadzah untuk menebarkan kebaikan yang bermanfaat.

Tanggal 25 November menjadi hari yang istimewa bagi para pendidik, para pejuang penggerak pendidikan memperingati Hari Guru, sebagai salah seorang pendidik tentu momentum ini bukan sekedar kita jadikan sebagai hari spesial yang dibanggakan, tidak lantas hanya sekedar menerima segala ucapan selamat, juga menuliskan status kata-kata indah di media sosial untuk mengenang jasa-jasa guru-guru kita. Lebih dari itu, saya ingin mengajak rekan-rekan guru untuk sejenak bermuhasabah. Bayangkan, semisal esok dipagi hari, seorang siswa anda bergegas menuju sekolah, bersemangat masuk ke kelasnya, jantungnya berpacu diantara harapan dan keragu-raguan. Antara semangat dan khwatir. Dan saat mendekati ruang kelas, berbagai rasa, suara dan perasaan membanjiri pikirannya. Dia bertanya-tanya, “hari ini akan seperti apa ya?” apakah seperti sekolah seperti biasanya?, ataukah dia akan menemukan pengalaman baru, dengan guru yang hebat, ditempat menyenangkan penuh ketakjuban, kegairahan, daya pikat dan penghormatan. Dia akan mengenang pembelajaran dikelas guru sepesialnya, mata pelajaran Anda, gaya mengajar Anda, apakah kelas akan terasa membosankan, atau menyenangkan.

Guru hebat adalah guru yang memiliki daya pikat, para siswa akan memiliki kesan yang mendalam melalui daya pikat yang kita miliki. Yang saya maksudkan daya pikat bukan berarti guru harus memiliki paras menawan, bukan guru yang cantik atau tampan. Karena guru bukanlah aktor yang mengandalkan kecantikan dan ketampanan wajah untuk menarik pesona bagi para penggemarnya. Daya pikat guru juga bukan ditentukan oleh banyaknya harta atau kendaraan yang dimiliki seperti para pengusaha yang memiliki kekayaan berlebih. Bukan pula karena jabatan atau pangkat yang tingi seperti jenderal berbintang. Hubungan yang terjalin dengan siswa kita harus terbangun dengan emosi penuh, dengan rasa simpati dan saling mengerti. Karena hubungan yang terbangun dengan baik akan menjadi jembatan awal keberhasilan suasana pembelajar kita.
Sejatinya daya pikat seorang guru terletak pada kepribadian yang tergambar dari sikap dan perilaku yang menghiasi diri dalam hidupnya. Keteladanan yang sungguh mempesona inilah menjadi daya pikat seorang guru dan mampu mengambil hati para siswanya. Bagaimana seorang guru mampu memotivasi siswa dengan daya pikatnya, sehingga menjadikan semua anak bersemangat mengejar cita-cita menggapai impian kebahagiaan dunia dan akhirat. Guru hebat berdaya pikat akan menjadi idola bagi semua siswa, melalui tutur kata dan nasehatnya, melalui bagaimana memperlakukan siswanya, dan kehadirannya dikelas akan selalu dinantikan. Nasehat dan dan perilakunya dicontoh oleh para siswanya. Sang guru tampil sebagai sosok idola yang dicintai anak didiknya sepanjang masa.

Semua guru tentu berkeinginan menjadi guru idola, memiliki daya pikat sebagai kemampuan yang menarik dan mampu mengambil hati para siswa. Menebarkan rasa senang dan bergembira dalam setiap pembelajaran. Menjadi pribadi seperti ii tentu tidak bisa dilakukan dengan mudah. Perlu ada strategi dan cara yang harus dilakukan oleh guru. Seorang guru yang ingin berusaha memiliki daya pikat harus belajar teknis Selling Skill (keterampilan menjual) Ibarat berdagang, dunia pendidikan membutuhkan strategi jualan. Mengajar sama prosesnya dengan menjual produk. Betapa hebat dan bagusnya kualitas sebuah produk, namun jika tidak pandai menjualnya maka produk tersebut tidak akan laku di pasaran. Dengan keterampilan menjual seorang seseorang dapat meyakinkan siapa pun untuk membeli produk dengan senang hati meskipun harganya mahal. Sama halnya dengan seorang guru, sebagus apa pun materi pelajaran yang ingin disampaikan, sebagus apa pun nasehat yang diucapkan tidak akan bisa masuk dan sulit dinikmati oleh anak-anak didik jika tidak dikemas dengan keterampilan mengajar. Justru yang terjadi adalah anggapan bahwa pelajaran dianggap sulit dan tidak diminati oleh siswa.
Sahabat Guru hebat, milikilah selling skill sebagai guru yang berdaya pikat tinggi. Untuk meningkatkan keahlian dan keterampilan mengajar perlu kita kuasai berbagai metode pembelajaran. Dengan berbagai inovasi dan kreativitas yang didukung dengan kemampuan teknologi memanfaatkan media pembelajaran. Dengan pembelajaran yang menarik dan penuh variatif didukung dengan multimedia maka ini bisa menjadi salah satu daya pikat guru sehingga anak didik merasa senang belajar bersama. Secara teknis memang banyak cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru dalam berinovasi agar pembelajaran dikelas menjadi lebih menarik. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan sarana yang ada saat ini, guru dimudahkan untuk terus berkreasi.

Guru hebat adalah guru yang dicintai oleh para siswanya, guru yang bisa dekat dan menyenangkan ketika bersama siswa. Menjadi pendidik dengan hati yang tulus, mencintai pekerjaan, dan banggalah dengan profesi mulia ini. Mari perbaiki terus kualitas sebagai guru hebat. Menebar ilmu bukan sekedar mengajar memberi materi pelajaran di dalam kelas, namun jadilah guru yang menghantarkan para siswanya menyambut cerahnya masa depan mereka dengan karater unggul. Bayangkan kedepan anak-anak yang saat ini kita dampingi, menjadi pemimpin berkarakter penuh berkreatifitas membawa bangsa ini berkemajuan. Dan yakinlah, kelak mereka akan mengenang kita sebagai salah satu orang yang berjasa menghantarkan mereka di puncak kesuksesanya. Selamat Hari Guru !

Odjie Samroji
Pendidik di PPM MBS Yogyakarta,
Penulis Buku “Cara Dahsyat Menjadi Guru Hebat”

Sebuah cerita manis datang dari Mouhan Akhyar Kho’ad, alumni MBS yang tengah kuliah di Universitas Kairo, Mesir. Mengisi waktu liburan musim panas, pemuda yang menjatuhkan pilihan studinya di negeri piramid itu memilih untuk pulang ke tanah air. Menyempatkan diri berkunjung dan silaturahmi ke almamaternya, Mouhan berbagi cerita suka duka mengenyam pendidikan di Universitas tertua di dunia.

Mengawali ceritanya, Mouhan sapaan akrabnya kini tengah menjalani semester ke-3 bersama dengan ke tujuh rekannya yang juga dari MBS berbagi kisah. “Saya memilih Mesir karena Mesir merupakan negara impian saya sejak saya duduk di kelas 3 SMA. Saya juga banyak mendapatkan cerita oleh asatidz saya yang tamatan Mesir. Beliau menyarankan untuk meneruskan studi di Al-Azhar. Saya buktikan apa yang dikatakan oleh mereka itu benar sekali, kalau Mesir salah satu negara yang cocok untuk menuntut ilmu” .

Menurutnya ada banyak faktor kenapa Al Azhar menjadi rujukan bagi para penuntut ilmu. Salah satunya adalah faktor lingkungan yang sangat mendukung untuk belajar, karena mayoritas teman-teman yang merantau disini niatanya untuk menimba ilmu di Al-Azhar. Di samping itu, mahasiswa asing yang tersebar di belahan dunia semua berkumpul di Mesir. Jumlah WNI yang belajar di Mesir sendiri kurang lebih ada 6 ribu jiwa, tukas pemuda yang pernah merasakan atmosfer kompetisi Musabaqah Qiraatul Kutub (MQK) tingkat nasional di Jepara ini.

”Sejak berdiri, studi di Al-Azhar selalu terbuka untuk semua pelajar di seluruh dunia sampai sekarang. Al-Azhar saat ini memiliki lebih dari 50 fakultas dan memiliki cabang di berbagai propinsi di Mesir seperti di Thanta, Manshuro, Zaqaziq, Asyut, Dimyat, baik fakultas umum dan agama dengan jumlah mahasiswanya lebih dari 250 ribu mahasiswa”, lanjut Mouhan.

Mouhan, pemuda asal Pemalang yang pernah menyabet juara 1 khutbah jum’at MTQ Pelajar tingkat kabupaten Sleman ini menambahkan, “Biaya kuliah di Universitas Al-Azhar sangat murah dan terjangkau begitu juga dengan biaya hidupnya. Uang Rp 1.000.000 sudah sangat cukup sekali hidup di Negeri Kinanah ini. Dengan pengajar profesional yang mengenyam pendidikan S3, dan guru- guru besar yang menekuni di bidangnya masing-masing, masih ditambah belajar kitab klasik (turots) serta kesempatan bermulazamah dengan para masayikh, menjadikan Al Azhar layak menjadi rujukan bagi para tholabul ‘ilmi”.

Selain itu, yang menjadikan kita patut berbangga adalah, pemuda yang mengambil jurusan Syari’ah Islamiyah kini menduduki posisi sekretaris PCIM Mesir. Amanah yang membuatnya dituntut untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam berorganisasi. Khususnya manajemen diri, leadership dan manajemen waktu untuk berbagi antara belajar dan berorganisasi, wabilkhusus organisasi di bawah naungan persyarikatan Muhammadiyah.

Menduduki posisi strategis sebagai sekretaris Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Mesir, tentunya tidak terlepas dari tempaan yang telah ia dapatkan ketika mengenyam pendidikan di almamaternya dahulu. MBS telah mengkadernya dan memberikan bekal kepemimpinan dan organisasi. “Alhamdulillah, IPM MBS telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman bagi saya. Saya baru bisa merasakan sekarang, betapa pentingnya berorganisasi. Tidak setiap ilmu bisa dipraktikkan dan diketahui manfaatnya pada saat itu”. Tak lupa Mouhan juga memberikan nasihat kepada adik-adiknya. “Bagi adik-adik yang sekarang masih di pondok, pengalaman menuntut ilmu di pesantren adalah masa yang tidak akan bisa terulang. Seperti dalam mahfudzot dikatakan lan tarji’a al ayyami allati madhot, untuk itu gunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya, menjadi rakuslah akan ilmu, jemput bola dan kalian akan menjadi orang-orang berilmu yang dengannya bisa membedakan yang bathil dan yang haq”. Begitulah pesan akhi Mouhan kepada adik-adik kelasnya sekaligus mengakhiri percakapan pada kesempatan liburan kali ini. (ElMoedarries)