Mengutip dari buku ”Percik Pemikiran Tokoh Muhammadiyah Untuk Indonesia Berkemajuan” yang diterbitan oleh Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah, kita mencoba lebih dekat dengan Dr. Haji Abdul Karim Amrullah selanjutnya di tulis AKA. Ulama terkemuka sekaligus reformis Islam di Indonesia dan Pendiri Sumatera Thawalib, sekolah Islam Modern Pertama di Indonesia.
Lahir dengan nama Muhammad Rasul di Nagari Sungai Batang, Maninjau, Sumatera Barat 10 Februari 1879, wafat di Jakarta 2 Juni 1945, beliau dikenal sebagai Haji Rasul. AKA adalah ulama terkemuka sekaligus reformis Islam di Indonesia dan Pendiri Sumatera Thawalib, sekolah Islam Modern Pertama di Indonesia. Beliau memperoleh gelar Doktor kehormatan dari Universitas Al-Azhar, Kairo.
Ditulisakan dalam buku diatas ada tiga hal pokok persoalan yang menjadi pemikiran atau perhatian Dr. Haji Abdul Karim Amrullah yaitu, persoalan Keagamaan, Pendidikan, dan Politik. Beliau adalah tokoh Minangkabau yang terkenal sangat responsif terhadap kebijakan pendidikan dan politik Belanda di zaman kolonial.
Dalam bidang Pendidikan, Haji Abdul Karim Amrullah (AKA) berpandangan bahwa umat Islam harus dicerdaskan dan diberi Pendidikan yang maju. Dalam kepentingan gerakan pembaharuan ini, AKA mendukung dan merestui didirikannya perkumpulan “Sumatera Thawalib” di Padang Panjang tahun 1918. Pada tahun 1920, AKA mempelopori bedirinya organisasi Persatuan Guru-Guru Agama Islam (PGAI) dan sekaligus menjadi ketuanya. Tahun 1929 beliau mendirikan sekolah yang diberi nama Tabligh School di Kauman Padangpanjang. Pada perkembangnnya sekolah ini berkembang menjadi Kulliyatul Muballighin Muhammadiyah Padang Panjang atau disingkat (KKM) pada tahun 1935. Beliau juga menentang kebijakan pemerintah kolonial Belanda dalam masalah Ordonansi sekolah liar di wilayah Minangkabau tahun 1932 yang sangat merugikan masa depan Pendidikan kaum Pribumi.
AKA dikenal juga sebagai tokoh yang berperan besar dalam mempelopori dunia penerbitan dikalangan umat Islam Indonesia, khususnya dalam bentuk majalah dan buku-buku. Beliau berperan dalam lahirnya majalah Al-Imam (1906), Majalah al-Munir (1911), Majalah Al-Ittfaq dan Almanak Lima Guna sebagai majalah PGAI.
Semenjak tahun 1906 AKA menetap di kampung halamannya, sungai Batang, Maninjau, Sumatra Barat. Disana beliau mengajarkan Ilmu pengetahuan Agama Islam dengan nuansa yang baru. Berikut data murid-murid yang belajar dengan beliau yang tercatat di buku diatas seperti Abdul Tunaro, H. Yusuf Amrullah, A.R. Sutan Mansyur, H. Jalaluddin Thalib, Haji Muhtar Lutfi, Hasim El Husni, Adam Balai-Balai, Rahman El Yunusiyah, Rasuna Said, HAMKA (putranya Sendiri). (red)
Sumber:
Buku Percik Pemikiran Tokoh Muhammadiyah Untuk Indonesia Berkemajuan” terbitan Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah
ilustrasi foto dari: https://langgam.id/syekh-dr-abdul-karim-amrullah-ulama-pendidik-orator-dan-penulis/
Ilustrasi Foto Thawalib School: https://merahputih.com/post/read/haji-abdul-karim-amrullah-tokoh-minang-pelopor-gerakan-islam
Comments are closed.