Alumni MBS di Sudan terus berikan kontribusi, terbaru ini melalui program Wakaf Sumur Perdana WNI di Sudan. Salah satu program yang diwadahi oleh Lazismu Sudan untuk kebermanfaatan sekaligus syiar atas nama persyarikatan, agama, dan bangsa.

Pertengahan tahun 2021, program Wakaf Sumur Perdana di Sudan tercetus dari gagasan Mas Helmi Fuadi, salah satu alumni MBS yang saat ini menjabat sebagai Ketua Divisi Programmer Lazismu Sudan. Kala itu, program tersebut sempat diragukan akan sukses berjalan.

Sedikitnya Mas Helmi Fuadi menyampaikan sekian keutamaan wakaf sumur tersebut.

Pertama, tentu jika dilihat dari potensi pahala jariyahnya, insyaallah dari pembangunan sumur akan mengalir pahala untuk para pewakaf selama sumur tersebut masih mengalir dan bermanfaat untuk masyarakat.

Kedua, program ini diwakafkan juga sebetulnya untuk kado Muktamar Muhammadiyah ke-48 pada tahun ini. Mengingat bahwa salah satu fokus utama Muhammadiyah pada abad keduanya untuk internasionalisasi Muhammadiyah, sebagai bagian dari persyarikatan, Lazismu Sudan ingin menjadi bagian dari hal tersebut.

Ketiga, program ini akan menjadi hal yang pertama kali dilakukan oleh WNI di Sudan. Maksud lainnya adalah, program wakaf sumur tersebut berpotensi ‘memonopoli’ seluruh pahala wakaf sumur selanjutnya yang akan dilakukan oleh WNI di Sudan.

Keempat, program wakaf ini merupakan bagian dari ikhtiar konkrit atas nama kebangsaan dalam hal membantu mewujudkan cita-cita negara sebagai wadah untuk ikut aktif dalam perdamaian dan keadilan sosial dunia. Menurut data yang dirilis oleh World Giving Index (WGI), Indonesia di tahun ini masih mempertahankan statusnya sebagai negara paling dermawan selama 5 tahun berturut-turut.

Khusus terkait data yang dirilis oleh WGI, program ini seolah-olah ingin memberikan pesan bahwa dalam kondisi sesulit apapun, masyarakat Indonesia tetap harus memiliki mental memberi, membantu sesama, dan bergotong royong.

Kelima, dan hal ini menjadi cukup menarik. Pelaksanaan program wakaf sumur ini akan menjadi hadiah untuk jerih payah para ustaz di MBS karena dedikasinya selama ini dalam mendidik seluruh santri hingga alumni. Mengingat bahwa hampir semua dari alumni MBS di Sudan menjadi bagian dari suksesnya program wakaf ini. Dirasa tepat jika pahala dari program ini juga dihadiahkan untuk para pengajar di MBS.

Alumni MBS di Sudan menyadari betul bahwa proses saling membantu, peduli pada sesama juga terbangun selama masih menjadi santri kala itu. Secara tidak langsung, mungkin hal ini dapat menjadi kado untuk ulang tahun pondok yang ke-15 pada Januari tahun depan.

Terakhir, atas nama alumni MBS di Sudan kami memohon doa dan dukungan agar proses dalam belajar di Sudan terus berjalan dengan lancar. Selain itu, di sela-sela kegiatan belajar kami di kampus, semoga kegiatan yang menimbulkan dampak manfaat pada sebanyak-banyaknya pelajar Indonesia di Sudan hingga masyarakat lokal dapat terus digiatkan. (Farrel Izham Prayitno)