Salah satu kurikulum pendidikan di Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Prambanan Sleman, Yogyakarta adalah kegiatan Amaliyatu Tadris atau praktek mengajar. Amaliyatu Tadris dikhususkan untuk seluruh santri kelas 6 atau 3 SMA. Tahun ini kegiatan Amaliyatu Tadris perdana dimulai oleh santri bernama Kanz Barra Ramadhan kelas 12 IPS 1 pada tanggal 15 Januari 2022 di masjid Attanwir pada pagi hari dan disaksikan oleh santriwan kelas 3 SMA beserta beberapa dewan asatidzah.

Sebelum pelaksanaan praktek mengajar perdana, Wakil direktur 1 Bidang Pendidikan, ustadz Rahmat Susanto, S, Pd dalam sambutannya menyampaikan, tujuan diadakannya Teaching Practice atau Amaliyatu Tadris ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan santri kelas akhir. Kegiatan Amaliyah Tadris menjadi kesempatan santri untuk mengajar dan mendapatkan ilmu mengajar. Selain itu, kegiatan ini dapat menunjang potensi dan ketrampilan santri untuk menjadi seorang pendidik yang professional, paparnya. Ustadz Rahmat menambahkan, pencapaian utamanya adalah melahirkan pendidik-pendidik yang bisa menyampaikan nilai-nilai islam kepada masyarakat luas, atau minimal pada orang-orang terdekat di sekitar lingkungannya, tutupnya.

Sebelum melaksanakan praktek mengajar, para santri sudah dibekali tentang metode mengajar (thariqah), materi yang akan disampaikan (maadah), bahasa yang akan digunakan (lughoh), kepribadian guru ketika mengajar (ahwal mudarris), agar menjadi mudarris yang professional. Selain itu, cara mengkritisi (darsun an naqd) juga disampaikan saat pembekalan agar santri belajar mengkritik dan mengevaluasi santri lainnya dengan baik. Diharapkan dengan ini santri mampu untuk mengoreksi, mau dikoreksi dan dapat introspeksi diri, sehingga mampu mengambil evaluasi dan menjadikan cara mengajarnya lebih baik dari sebelumnya.

Sebelum santri atau guru praktikan maju untuk praktek, para santri harus melakukan persiapan yang matang. Mulai dari memahami langkah-langkah dan materi yang akan diajarkan, membuat I’dad (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang harus dibuat menggunakan tulisan tangan lalu mengajukannya kepada pembimbing. Berkonsultasi dengan ustadz atau ustadzah pengampu, mempersiapkan media pembelajaran dan melakukan revisi penulisan I’dad jika terdapat kesalahan.

Setelah praktek mengajar, ada kegiatan darsun an naqd atau kegiatan mengkritik proses belajar dan mengajar. Kegiatan ini tidak kalah menarik dan menantang selain menjadi guru praktikan. Karena kritikan yang ditulis oleh teman maupun asatidz akan dibahas dalam forum bersama guru pembimbing dan teman-temannya. Selain itu yang mengkritik juga harus memberi islah atau pembetulan dari yang salah tersebut. Dengan demikian, kegiatan amaliyah tadris di pesantren ini menjadi sangat penting. Dengan begitu pesantren ikut berkontribusi mencetak dan melahirkan guru dan pendidik yang ideal dimasa yang akan datang.

Amaliyah Tadris perdana ini diselenggarakan sebagai praktek mengajar percontohan bagi para santri lainnya. Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari, Sabtu dan Senin 15 dan 17 Januari 2022. Seluruh santri kelas 3 SMA insya Allah akan mendapatkan jatah praktik mengajar .(ElMoedarries)

2 replies

Comments are closed.