PPM MBS Sleman baru saja menggelar acara rutin tahunannya yang bertajuk ‘Dakwah Santri 2018’. Acara yang digelar tiap tahun saat bulan ramadhan ini telah memasuki tahun ke tujuhnya. Sekilas acara ini memang memiliki kesamaan dengan acara Amal Bakti santri (ABAS), hanya saja dalam rangkaian acara dakwah santri, santri lebih ditekankan dalam penyampaian dakwah di tengah masyarakat. Terlebih lagi, acara dakwah santri digelar di tengah bulan ramadhan, ketika para masyarakat mulai memenuhi masjid-masjid.

Dakwah santri 2018 digelar sejak ahad 27 mei, sampai dengan Jumat 1 Juni 2018. Bila ABAS hanya menggunakan satu kawasan sebagai pusat kegiatan, maka dalam acara dakwah santri sasaran daerahnya pun disebar. Daerah yang digunakan dalam acara ini meliputi Prambanan, Gunungkidul, Klaten, Kulonprogo, Sleman Kendal dan daerah sekitaran MBS. Kegiatan yang dilakukan selama dakwah santri pun bermacam-macam. Mulai dari mengajar TPA, membersihkan masjid dan lingkungan sekitar, mengikuti kegiatan tuan rumah, mengisi kultum tarawih, kajian buka puasa, menjadi imam bagi santriwan, serta kegiatan dakwah lainnya.

Ustadz Faris Abdurrasyid, selaku ketua panitia dakwah santri 2018 menyebutkan, dakwah santri tahun ini agak sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Menurutnya, perbedaan dakwah santri ini ada di jumlah peserta yang diterjunkan. Untuk tahun ini jumlah santri yang ikut berjumlah 204 santri, yang terdiri dari 92 santriwati dan 112 santriwan jenjang SMA kelas X dan XI. Kebijakan ini diambil dalam rangka memperbaiki kualitas santri yang diterjunkan ke masyarakat. Lebih dalam Ustadz Faris menjelaskan, santri yang diterjunkan ke masyarakat melalui program dakwah santri sudah melalui proses seleksi yang ketat dari panitia. Diantaranya, lanjut ustadz Faris santri yang ikut dakwah santri harus punya kepribadian yang baik, mempunyai pemahaman keislaman yang luas, mempunyai kecakapan dalam mengelola anak TPA, mampu membaca alquran dengan baik sesuai dengan kaidah tajwid, serta mempunyai kompetensi dalam bidang retorika, imbuhnya.

Adapun dari 204 santri yang diterjunkan dibagi menjadi 69 kelompok, dengan rincian 36 kelompok putra dan 33 kelompok putri. Sedangkan bagi santri yang belum berkesempatan mengikuti kegiatan Dakwah Santri, panitia juga sudah menyiapkan kegiatan lainnya yang tidak kalah menarik. Upgrade pembelajaran tahsin metode UMMI menjadi alternatif kegiatan santri kelas X dan XI untuk mengisi kegiatan santri non peserta dakwah santri di pondok.

Farrel Izham Prayitno, ketua PR IPM Putra peserta Dakwah Santri yang diterjunkan di daerah Sukorejo, Kendal menceritakan pengalamannya. Ditempatkan di dusun Kalibogor, santri asal Bantul ini merasa bersyukur bisa menuntut ilmu di MBS. ‘Kegiatan Dakwah Santri ini sangat membantu saya untuk mengembangkan kemampuan saya di bidang retorika. Selain itu, kemampuan saya mengajar anak-anak TPA juga diasah disini. Akhi Farrel, biasa santri ini dipanggil kembali menceritakan pengalamannya. Hari terakhir setelah selesai mengisi kultum tarawih, tiba-tiba saya didatangi pengurus takmir masjid setempat. Beliau mengutarakan keinginannya untuk meminta saya menjadi khotib sholat iedul fitri disini. Rasa kaget bercampur aduk jadi satu dalam hati saya, antara percaya tidak percaya. Namun bagi santriwan langganan juara pidato di berbagai ajang lomba ini sudah menjadi hal yang lumrah, karena memang mempunyai potensi unggul di bidang retorika’.

 

2 replies

Comments are closed.