Kegiatan Sosial itu sendiri dibungkus dalam kegiatan bernama ABAS. Yang merupakan kepanjangan dari Amal Bakti Santri. Selama satu minggu, (22-28/03/2023) mereka turut merasakan kehidupan sehari-hari sebagai warga secara langsung.

Dalam pelaksanaannya, para santri yang telah terpilih ini dibagi menjadi 52 kelompok putra dan putri yang terdiri dari tujuh hingga delapan anak. Masing-masing kelompok disebar ke 25 Dusun yang ada di wilayah DIY dan Jateng.

“Santri yang mengikuti kegiatan ini diminta untuk mengikuti aktivitas keseharian orang tua asuhnya, seperti bertani, berladang, memasak, dan lainnya,” ujar ustadz Singgih Yuniantoro, A. Md, selaku ketua panitia kegiatan.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa ustadz Singgih ini menerangkan bahwa rumah warga yang ditempati memiliki kriteria tersendiri dari panitia. Diantaranya, rumah yang dihuni oleh warga yang kurang mampu dari segi ekonomi. “Diharapkan peserta ABAS dapat benar-benar merasakan apa yang dirasakan oleh orang tua asuhnya di rumah tersebut,” sambung bagian Humas MBS tersebut.

Salah satu santriwan peserta ABAS Bintang Banua pun membagi pengalamannya ketika menjalankan keseharian bersama orang tua asuhnya. Ia bercerita, setiap hari ia mengikuti aktivitas orang tua asuhnya seperti memberi makan ternak, mengangkat beras, membersihkan ladang jagung, pergi ke hutan dan hal menarik lainnya. “Saya juga sering mendapat cerita hidup yang sangat menyentuh dari ibu asuh saya. Membuat saya lebih banyak bersyukur atas nikmat sekarang,” tuturnya.

Tak hanya itu, warga Playen pun mengaku senang dengan kedatangan Tim ABAS kali ini. Hal tersebut terbukti dari antusiasme dan keterbukaan warga dalam setiap agenda yang dijalankan. “Alhamdulillah mendapat tanggapan positif selama kegiatan ABAS ini. Banyak masyarakat yang tidak sungkan dan justru terbuka dalam menyukseskan kegiatan,” ucap Bintang penuh rasa syukur.

Diakhir, Bintang pun berharap kegiatan tersebut dapat meningkatkan rasa empati dan kepedulian sosial para santri MBS. Terlebih setelah merasakan bagaimana susahnya memenuhi kebutuhan hidup masyarakat di daerah pelosok. “Semoga terjadi perubahan yang positif bagi kami selaku santri. Salah satunya dalam hal gaya hidup yang lebih sederhana, serta bermanfaat bagi sekitar,” tutupnya.(ElMoedarries)