Pandemi yang terjadi tahun ini memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, baik ekonomi, sosial, politik bahkan aspek pendidikan.
Dalam dunia pendidikan sendiri biasanya proses KBM dilaksanakan secara tatap muka di kelas namun semenjak Covid 19 ditetapkan sebagai pandemi kemudian KBM dalam dunia pendidikan beralih 180 derajat dari pembelajaran tatap muka ke pembelajaran daring. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang menggunakan model interaktif berbasis internet dan Learning Manajemen System (LMS), seperti pembelajaran dengan media WA, Google Class Room, Zoom, Google Meets, Google Form, Youtube dan aplikasi-aplikasi pembelajaran lainnya.


Ada banyak permasalahan yang ditemukan dalam proses pembelajaran daring ini, mulai dari masalah teknis seperti siswa tidak memiliki smart phone, laptop, masalah jaringan, kuota internet dan masalah yang terpenting adalah dampak psikologis yang dialami peserta didik sekaligus orang tua murid. Hal ini terjadi dikarenakan orang tua menjadi pengawas dan pengontrol kegiatan pembelajaran peserta didik selama di rumah.
Dilansir dari liputan6.com dalam hasil survei KPAI menyebutkan bahwa belajar di rumah selama pandemi membuat anak stres dan lelah. Begitupun dengan orang tua murid yang juga ikut merasakan dampak dari belajar dari rumah ini, banyak orang tua murid yang kemudian mengeluh karena pengajar hanya sekedar memberikan tugas saja, tidak hanya satu mata pelajaran namun hampir semua mata pelajaran memiliki tugas dengan kriterianya masing-masing. Alhasil orang tua dan peserta didik mengerjakan tugas secara bersama-sama, “mumet ndasku” setidaknya begitulah salah satu status Whatsapp orang tua murid tempo lalu.
Pondok pesantren Modern Muhammadiyah boarding School ikut serta membantu pemerintah dalam rangka meminimalisir penularan Covid 19 ini dengan menerapkan pembelajaran daring. Adapun sistem yang digunakan PPM MBS dalam pembelajaran daring kali ini dengan menggunakan plat form open learning. Dimana pengajar menyampaikan materi pembelajaran ke dalam sistem yang kemudian dapat diakses oleh peserta didik di rumah.
Apapun media yang digunakan dalam proses pembelajaran daring jika tidak terdapat sinergitas peran antar pengajar dan orang tua maka tentu proses pembelajaran ini tidak akan berjalan secara maksimal.
Dalam pembelajaran daring ini tugas orang tua murid adalah mengasah nilai-nilai yang diperlukan sang anak supaya pembelajarannya lancar dan efektif seperti, kemandirian, tanggung jawab, punya inisiatif, amanah, peduli, jujur dll. Karena pembelajaran daring ini didesain agar orang tua terlibat aktif dalam pengawasan serta pembinaan sang anak selama di rumah.
Adapun sebagai pengajar maka sudah barang tentu menyediakan materi dengan desain menarik, baik dengan video animasi, power point atau metode-motode belajar kreatif lainnya, berikutnya diharapkan agar para pengajar tidak memberatkan peserta didik dengan tugas yang banyak lagi sulit. Mengingat bahwa pembelajaran daring ini hanya mengisi masa transisi saja maka untuk penugasan bisa lebih intens diberikan kepada peserta didik saat pembelajaran tatap muka. Para pengajar juga diharapkan agar bisa secara rutin berinteraksi dengan peserta didik agar proses transfer knowledge berjalan dengan baik. Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak merasa bosan dan stress selama pembelajaran di rumah.

Ditulis oleh: Ustadz Ikhwan Ansori,S.E.I
(Pengajar Mata Pelajaran IPS dan Kesiswaan PPM MBS Sleman Yogyakarta)