Memasuki tahun ke-12 berdirinya PPM MBS Yogyakarta, pesantren ini memiliki sekitar 2500 santri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Segala fasilitas pondok pesantren pun harus diperluas seiring dengan bertambahnya jumlah santri MBS. Hampir tiap tahunnya MBS membangun dan memperluas kompleks untuk mencukupi kebutuhan asatdiz, karyawan, dan santri.

         

Kondisi pandemi seperti saat ini, tidak menyurutkan semangat para pekerja bangunan di area MBS. Pada hari Ahad 19 Juli 2020, kembali dilakukan pengecoran di lantai 3 gedung baru asrama putri. Butuh waktu cukup lama untuk mengecor lantai 3 gedung tersebut. Proses pengecoran memakan waktu sekitar 9 jam dan membutuhkan sekitar 11 buah molen. Gedung baru tiga lantai yang dibangun sejak Bulan Maret ini memiliki fasilitas berupa 12 ruang asrama dengan luas 6×7 m tiap kamarnya, 30 kamar mandi, serta tempat untuk menjemur pakaian di rooftop.

Ustadz Suwardi sebagai Kepala Bagian Pembangunan MBS Yogyakarta menyatakan bahwa semula target pembangunan berakhir pada bulan Juni, namun dikarenakan ada perubahan sistem target diundur menjadi Bulan Agustus. Harapannya saat santriwati datang, mereka sudah bisa menempati gedung tersebut.

Terdapat perbedaan yang mencolok pada desain dan warna gedung baru dibandingkan dengan gedung lainnya. Warna dasar yang biasanya berwarna biru muda menjadi berwarna putih, tentunya masih dengan aksen garis berwarna biru tua. Ustadz Suwardi menambahkan bahwa perbedaan tersebut adalah hasil sentuhan dari arsitek yang kemungkinan akan berlanjut untuk pembangunan selanjutnya.

Wakil Direktur II MBS Yogyakarta, Ustadz Faqihuddin, Lc. menambahkan bahwa setiap lantai gedung akan diampu oleh dua orang pembina asrama. Asrama baru yang dapat menampung 14 santri perkamarnya  ini akan diberi nama Umniyyah, salah satu dari 9 tokoh perempuan pendiri Aisyiyah dan NA. (Mufli)

1 reply

Comments are closed.