Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (PPM MBS) Prambanan Yogyakarta memberangkatkan 1070 santriwan-santriwatinya kelas 9, 10, dan 11 ke Desa Ngandagan, Pituruh, Purworejo, Jawa Tengah dengan iring-iringan 20 bus pada tanggal 15 Desember 2019 untuk kegiatan Amal Bakti Santri (ABAS). Mereka akan tinggal di rumah-rumah penduduk setempat sekitar 150 KK selama 5 hari dari tanggal 15 – 20 Desember 2019.  Berbaur dan merasakan kehidupan di desa, beramal dan mengimplementasikan teori pelajaran yang telah mereka pelajari di pondok kepada masyarakat.

         

Amal Bakti Santri (ABAS) dilakukan MBS setiap tahun. Abas ke-11 kali ini bertema “Merajut Sinergi demi Membangun Keharmonisan Sosial”. Yang berbeda dari tahu sebelumnya, tahun ini ada Cek kesehatan gratis dan tentunya lingkungan yang setiap tahunya berbeda-beda, dan juga jumlah santri yang berpartisipasi lebih banyak, jelas ustadz Kahar, selaku ketua panitia sekaligus pendamping Abas tahun ini.

Pelaksana kegiatan ini santri kelas 11, dengan ketua Abas putra  Ipmawan Affan Rizwanda Adib dan Amalia Amirotush Sholihah untuk Abas putri. Rangkaian acara ABAS 11 kali ini menyuguhkan beberapa kegiatan, diantaranya, pasar murah – ABAS Ceria – Jalan Sehat – Penyuluhan dan Cek Kesehatan Gratis – Peremajaan Lingkungan – dan puncaknya Tabligh Akbar.

Direktur  PPM MBS, ustadz Fajar Shadik, berpesan kepada santri-santrinya saat pelepasan, untuk tetap menjaga adab dan tingkah laku dalam masyarakat, membantu warga sekitar, dan meninggalkan kesan yang baik bagi warga.  Tujuan dari pada ABAS sendiri ialah menjadikan santri-santri MBS tahu bagaimana kehidupan yang sebenarnya dari masyarakat yang “ekonomi mengah kebawah”, kemudian yang ke-2 adalah tentu ini salah satu bagaimana MBS membangun pendidikan karakter yang menjadikan santri-santri ikhlas berbagi menyambung ukhuwah Islami. Yang ke-3 santri dapat mengetahui bagaimana berinteraksi dengan sopan-santun terhadap yang lebih tua. Yang ke-4 menyebarkan nilai-nilai religiusitas terhadap masayarakat yang masih awam akan Islam, jelanya.

Para santri bersemangat dalam mengikuti abas meskipun dalam keadaan yang cukup panas dan penuh perjuangan. Dari laporan yang kami dapat Alhamdulillah warga sangat antusias dengan kegiatan ABAS 11 ini, artinya mereka senang, bahkan banyak dari pada warga meminta penpanjangan waktu. Kesan abas tahun ini berbeda dengan abas-abas sebelumnya, karena biasanya di dataran tinggi dan cenderung tempat dingin dan baru tahun ini abas berada di tempat dataran rendah dan minim air, jadi santri tahu gimana rasanya perjuangan susah cari air, padahal  kegiatan rumah harus segera diselesaikan.

Amalia Amirotush Sholihah, Ketua Abas Putri berharap ABAS ini dapat memperkenalkan kepada para santri bagaimana kehidupan warga di luar yang membutuhkan bantuan dan juga melatih bermasyarakat kepada para santri sehingga membuat para santri menjadi orang yang bermanfaat bagi nusa, bangsa, serta agama. Tidak hanya pandai dalam materi, tetapi juga pandai dalam akhlakul karimah. Semoga ABAS selanjutnya bisa lebih baik dari tahun-tahun sebelum nya.(KR)

 

2 replies

Comments are closed.