Kamis 1 November 2018 acara silaturahmi Nasional ITMAM (Ittihadul Ma’ahid Al Muhammadiyah) atau Persatuan Pondok Pesantren Muhammadiyah se-Indonesia 2018 regional 1 yang meliputi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten resmi di buka. Acara yang diselenggarakan dikomplek kampus putri pondok pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS), Sleman, Yogyakarta ini berjalan lancar.
Hadir dalam acara pembukaan 55 pondok pesantren di lingkungan Muhammadiyah dan juga tamu-tamu undangan seperti Ustadz Fathurrahman Kamal, Lc, M.Si. (Majelis Tabligh PP Muhammadiyah), bapak-bapak Pengurus LP2M, PWM DIY, Majelis Dikdasmen PDM Sleman. Turut hadir dalam acara ini bapak Drs. H. Sri Purnomo, M.Si. (Bapak Bupati Sleman) beserta jajaran Muspika Kecamatan Prambanan. Tamu-tamu undangan yang sudah berdatangan sejak pagi diterima oleh Jajaran pengurus PCM dan PCA Prambanan, beserta segenap keluarga besar civitas akademika Pondok Pesantren Moderen MBS Sleman dan Kokam Prambanan.
Acara pembukaan diawali dari pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh ustadz Febri Ramadhan, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan diantaranya dari Ustad Fajar Shadik (direktur MBS), Ustadz Yunus Muhammadiy (Ketua umum ITMAM), dan dilanjutkan dengan sambutan Bapak Sri Purnomo. Dalam sambutannya Ustadz Yunus Muhammadiy menegaskan bahwa acara ini adalah momen yang sangat baik untuk sharing diantara pondok-pondok pesantren sehingga kedepan pondok pondok Muhamadiyah dapat terus berkembang dengan semakin baik.
Dihadapan ratusan peserta rangkaian acara SILATNAS secara resmi dibuka oleh Ustadz Fathurrahman Kamal, Lc. M.Si. Dalam tausiahnya mengungkapkan bahwa keberadaan pondok-pondok pesantren Muhammadiyah yang semakin tumbuh berkembang sungguh sangat menggembirakan. Muhammadiyah terus berproses mengahdapi perubahan dan tantangan zaman harapannya dapat terus menjadi yang terdepan. Jika melihat sebuah tesis dimana usia peradaban manusia bisa mencapai 120 tahun manka bisa dibagi menjadi 3 pembabagan (40 tahun pertama, 40 tahun berikutnya, dan 40 tahun kemudian). Masa 40 tahun awal selesai tahun 1952 yang ditandai perkembangan Muhammadiyah yang luar biasa dan di penuhi dengan perjuangan yang begitu luar biasa. Empat puluh tahun berikutnya selesai tahun 1992, masa di tandai dengan berubahnya kepemimpinan ulama menjadi ke kepemimpinan akademisi sesuai dengan Muktamar di Aceh, Masa terahir 40 tahun berikutnya akan selesai pada masa 2032 artinya masa ini adalah dimana kita hidup sekarang. Untuk menuju ahir masa itu tinggal 14 tahun lagi. Artinya apa, Inilah masa yang paling tepat untuk menyelenggarakan pendidikan yang tepat untuk anak-anank kita. Anak-anak yang kita didik sekarang merekalah yang 14 tahun berikutnya yang akan memimpin peradaban kita kedepan. Kita semua berkewajiban mencetak kader persyarikatan yang maju dan kuat yang tangguh sekaligus punya budi pekerti dan dalam ilmu agamanya. Diahir tausiyahnya beliau berharap bahwa momen SILATNAS ini menjadi momen yang sangat baik untuk merapatkan barisan sehingga pondok pondok terus berkembang.
Acara SiLATNAS sendiri akan berjalan selama 3 hari kedepan mulai dari tanggal 1 – 3 November 2018 bertempat di Kampus pondok pesantren Modern MBS Sleman, Yogyakarta.
Comments are closed.