Bagi sebagian santri MBS kegiatan Amal Bakti Santri atau bahasa kerennya ABAS menjadi sebuah kegiatan tahunan pondok yang mempunyai arti dan kenangan tersendiri.  Hal yang sama juga dirasakan empat santri asal negeri Gajah Putih Thailand yang tahun ini mengikuti ABAS 9 di desa Butuh, Garung, Kalikajar, Wonosobo. Aiman Mad Adam santri asal Songkhla yang sekarang duduk di kelas XI IPS ini menceritakan pengalamannya selama mengikuti kegiatan ABAS. Dengan senyumnya yang khas, Aiman ketika ditemui disela-sela acara ‘Sembako Murah’ menuturkan, saya sangat bersemangat sekali mengikuti kegiatan ini, mulai dari persiapan,  penggalangan dana, pemberangkatan, hingga sampai di lokasi tujuan. Mungkin ini pengalaman saya yang akan selalu saya ingat seumur hidup saya, di sekolah dulu saya di Thailand ada kegiatan semacam ABAS ini, tapi kegiatan disana berbeda dengan ABAS, kalau disini mungkin seperti Baksos, terang Aiman. Masih dalam penuturannya, Aiman yang juga menjadi pengurus IPM bagian ASBO ini juga mengatakan, disamping kegiatannya yang bagus, lokasi ABAS 9 ini bagi saya sangat indah, disini udaranya sejuk, masyarakatnya ramah dan baik, pemandangan di lereng gunung yang menarik membuat saya disini semakin menikmati jalannya kegiatan dari hari ke hari. Lain Aiman lain pula dengan Arsan Falae yang menceritakan pengalamannya sembari melakukan tugasnya jaga stand ‘pasar murah’ di lapangan Butuh. Arsan santri asal Thachang, Bangkhlam, Songkhla yang sudah lancar berbahasa Indonesia ini mengawali ceritanya, saya sangat senang disini, banyak kegiatan yang saya ikuti, tadi pagi setelah sarapan saya memulai aktivitas dengan tuan rumah pergi ke ladang, jaraknya lumayan jauh dari rumah, harus naik ke atas karena kebetulan hampir semua ladang yang digarap penduduk disini semuanya berada di atas, sambil menunjuk ke arah lereng gunung Sumbing. Capek sekali rasanya, karena tidak terbiasa naik bukit, tapi itu hanya sebentar karena rasa capek itu segera hilang setelah tiba di ladang Pak Kirno, saya dan teman-teman membantu Pak Kirno menanam bawang, mencabuti rumput dan memetik beberapa buah jagung yang berada di ladangnya. Di sore hari bersama dengan teman IPM pergi ke masjid untuk ngajar TPQ. Masih menggunakan logat khas Thailand yang kental, Arsan mengaku sangat menikmati kegiatan ABAS ini, tahun depan kalu bisa dan diijinkan, saya akan ikut ABAS lagi, tuturnya dengan senyum malu. Sementara itu dua santri Thailand lainnya yang mengikuti ABAS 9 Base Maeloh dan Chakree Kemlem, keduanya masih duduk di kelas X juga mengaku sangat senang bisa mengikuti kegiatan ABAS.

 

 

 

 

2 replies

Comments are closed.