Guru itu pada hakekatnya tidak akan kurang lakon, karena sejatinya seorang guru itu adalah dalang. Idiom itu akan berlaku manakala seorang guru senantiasa mengembangkan diri dan kompetensinya. Sejak zaman Pangeran Diponegoro tidak punya hp, sampai sekarang matematika masih dianggap sebagai disiplin ilmu yang sulit. Ditambah dengan metode mengajar kebanyakan guru yang text book menjadi sesuatu yang membosankan bagi siswa.

Ustadzah Nurul membuat sebuah terobosan baru dengan mengubah gaya mengajar yang konvensional menyiasatinya menjadi lebih fun. Bersama dengan santriwati kelas VII I dan VII J ustadzah Nurul menciptakan iklim belajar yang menyenangkan. Sampai pada materi ‘bangun datar segi empat’, santriwati diajak keluar kelas untuk membuat barisan berbentuk bangun datar. Dengan seorang leader yang memberikan komando dari atas, kelompok yang terdiri dari tujuh anak membentuk formasi bentuk segitiga. Sementara formasi bentuk trapesium disusun anak-anak dengan jumlah kelompok sembilan anak.

Selain dapat merangsang kognitif dan psikomotorik, kegiatan pembelajaran ini juga meminimalisir kejenuhan anak-anak. Alhasil, hanya dalam satu komando anak-anak sudah langsung meninggalkan ruangan kelas menuju ke luar halaman untuk menerima instruksi dari ketua kelompoknya.

Kepemimpinan, kerjasama dan kekompakan, itulah nilai lebih yang bisa kita petik dari kegiatan pembelajaran matematika dengan materi bangun datar segi empat kali ini. Formula inilah yang kemudian dinamakan dengan metode pembelajaran  PAKEM GEMBROT yang di jawa tengah kemudian ditambah I menjadi PAIKEM GEMBROT ( Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif & Menyenangkan ) tanpa melupakan unsur ( GEMbira & BeRbOboT ).

 

2 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://mwa.ipb.ac.id/-/slot-gacor/ https://sipil.ft.uns.ac.id/wp-content/plugins/