Sleman (MBS Yogyakarta) – Edukasi tentang persiapan berkeluarga kepada remaja bukanlah hal yang dianggap tabu. Pasalnya, usia-usia remaja rentan berada dalam situasi kenakalan remaja, pergaulan tidak sehat, serta kondisi emosional yang tidak stabil. Melihat fenomena tersebut Kementerian Agama Kabupaten Sleman menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS) pada hari Kamis (16/10). Sebanyak 4 Madrasah Aliyah dan SMA mengikuti kegiatan ini, di antaranya MA As-Salafiyah Mlangi, MA Sunan Pandanaran, MA Ibnul Qoyyim, dan SMA MBS Sleman Yogyakarta yang berlangsung di sekolah masing-masing. Untuk SMA MBS Sleman Yogyakarta sendiri, merupakan angkatan ke-IV dan berlangsung di ruang Aula Ki Bagus Hadikusumo dengan peserta santriwati kelas 10 SMA MBS.
Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Sleman, bapak H. Nadhif, S.Ag., M.S.I., membuka kegiatan BRUS secara daring melalui zoom meeting. Beliau menyampaikan kegiatan BRUS merupakan bagian dari rangkaian menyambut Hari Santri Nasional 2025. Selain itu, menjadi bukti kepedulian Kemenag Kabupaten Sleman karena minimnya lembaga-lembaga pendidikan atau kampus-kampus yang menginisiasi secara khusus bimbingan keluarga. Padahal ilmu tentang bagaimana strategi khusus ketika pada saatnya nanti sudah hidup berkeluarga itu penting diberikan sejak dini pada usia remaja.
“Dengan pendampingan usia-usia sekolah ini, setidaknya dapat sedikit memberikan pencerahan. Pada saatnya kita masuk ke keluarga, betul-betul telah memiliki kesiapan,” ungkap beliau. “Kemenag ikut berperan dalam rangka ‘Dari Santri Siap Menjadi Istri, Dari Santri Siap Menjadi Suami’.”
Lebih lanjut, beliau menyampaikan bekal ilmu berkeluarga itu penting mengingat angka perceraian dan pernikahan usia dini di Kabupaten Sleman cukup tinggi. Harapannya dengan BRUS, ke depan dapat meminimalisir angka tersebut. “Penting mendapat materi yang berpihak kepada santri.”
Setelah sambutan dari bapak Nadhif, kegiatan BRUS di SMA MBS Sleman Yogyakarta pun berlangsung dalam dua sesi materi. Secara khusus, bapak Muhammad Suhadi, S.Ag. (Penyuluh Agama Muda) menjadi moderator dalam kegiatan BRUS yang berlangsung sejak pagi hingga menjelang siang. Materi pertama bertema ‘Remaja yang Sehat’ dijelaskan langsung oleh ibu Betti Herma Yuwati, S.Pd. (guru BK Mu’allimaat). Sedangkan materi kedua bertema ‘Terampil Mengelola Diri’ oleh ibu Noor Kamilah, S.Ag., M.Si. (dosen UIN Sunan Kalijaga).
Materi pertama, santri mendapatkan tugas secara berkelompok. Setiap kelompok menuliskan potensi dan tantangan/ hambatan untuk mencapai cita-cita. Kemudian pada materi kedua, ibu Noor Kamilah membagi beberapa isu remaja kepada empat kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok menuliskan apa saja yang didapatkan oleh remaja dan konsekuensi remaja dalam menghadapi isu tersebut.
Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di hadapan kelompok lainnya. Dari kedua materi yang santri peroleh, harapannya mereka dapat mengerti seperti apa untuk menjadi remaja yang sehat. Serta ke depannya, santri dapat tumbuh menjadi generasi yang sukses dunia-akhirat. Antusiasme santri kelas 10 SMA MBS Sleman Yogyakarta dalam mengikuti kegiatan BRUS menjadi bukti mereka peduli dan sadar dengan tema yang dibahas. Semoga dengan adanya program kegiatan dari Kemenag Kabupaten Sleman, santri SMA MBS Sleman Yogyakarta dapat menerapkan ilmu yang diperoleh untuk nantinya membangun keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah wa barokah. Aamiin. (YS)