Taif (Saudi Arabia) – Santriwan dan santriwati peserta daurah internasional PPM MBS Yogyakarta mengisi liburan masa daurah dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah. Untuk pertama kalinya mereka mengunjungi Kota Taif yang menyimpan sejarah perjuangan Rasulullah saw.
“Kota Taif merupakan salah satu tujuan hijrah Rasulullah saw. Namun, kedatangan beliau ditentang bahkan disakiti oleh penduduk setempat,” kata ustaz Fakih Udin, Lc., Pimpinan PPM MBS Yogyakarta, selaku pendamping, saat memberikan penjelasan tujuan wisata religi yang dikunjungi oleh peserta daurah internasional. Beliau memiliki harapan kepada santriwan dan santriwati agar dapat mengambil pelajaran berupa kesabaran dan keteguhan dalam berjuang dan berdakwah.
Kota Taif menjadi bukti perjuangan Rasulullah saw saat hijrah untuk menyebarkan agama Islam. Di kota inilah Rasulullah saw mendapat penolakan oleh penduduk setempat, hingga akhirnya beliau memutuskan untuk hijrah ke Kota Madinah. Kota yang memiliki julukan Qaryah al Mulk (Desa Para Raja) ini terkenal sebagai tempat pariwisata. Selain menyimpan sejarah Islam, juga pesona alam nan sejuk serta hasil pertanian yang melimpah karena kesuburan daerahnya.
Kunjungan yang telah berlangsung pada hari Jumat (12/09) begitu berkesan bagi peserta daurah internasional. Perjalanan sejak pagi hingga malam hari itu terbayarkan sudah. Melihat keindahan Kota Taif yang berada di lembah Pegunungan Asir dan Pegunungan Al Hada. Ditambah lagi dengan wisata Taifsama, membuat mereka tidak berhenti bersyukur atas kesempatan dan nikmat yang telah Allah Swt. berikan.
Peserta daurah internasional pun mengunjungi Taifsama, tempat wisata untuk melihat kemegahan kota, keindahan alam, serta jalanan Al Hada yang berkelok dari atas kereta gantung. “Seru sekali saat keretanya semakin naik, kami bisa melihat pemandangan yang lebih luas,” ungkap Muhammad Ma’ruf, santriwan peserta daurah internasional.
Ma’ruf dan teman-teman peserta daurah internasional sangat menikmati wisata ke Kota Taif. Santriwan yang duduk di kelas 11 IPA 2 ini juga menceritakan kunjungannya ke pabrik parfum hingga berkesempatan mencicipi buah kaktus untuk pertama kalinya. “Rasanya enak, mirip buah naga. Tapi rasa buah ini tidak ada di Indonesia,” kata Ma’ruf mendeskripsikan rasa buah kaktus.
Peserta daurah internasional juga berkesempatan untuk melaksanakan salat Jumat serta salat Ashar di Masjid Abdullah Ibn Abbas yang terkenal megah dan sejuk. Tidak lupa pula mereka menikmati sajian nasi mandhi, kuliner khas Arab, dalam porsi jumbo.
“Perjalanan ini terasa campur aduk, antara seru, adem, dan penuh pengalaman baru yang tidak akan terlupakan,” pungkas Ma’ruf yang merasa bersyukur memiliki kesempatan sebagai peserta daurah internasional, program tahunan dari PPM MBS Yogyakarta. (YS)
Kontributor Berita: Anisa Qurrata’ Ayun (Pendamping Daurah Internasional Kota Makkah)
Foto: Kontributor