Para santri Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta diharapkan dapat menjadi pemimpin perubahan di masa depan, menjadi teladan, berilmu, berakhlakul karimah dimanapun dan sampai kapanpun.
Hal itu ditegaskan pimpinan PPM MBS Yogyakarta, ustadz Fakih Udin, Lc saat khutbah wada’ wisuda santri Angkatan ke-12 Pondok Pesantren MBS Yogyakarta di Convention Hall Masjid Walidah Dahlan UNISA Yogyakarta, Ahad, 11 Mei 2025.
“Kami mengucapkan terimakasih kepada walisantri yang telah mempercayakan dan mengamanatkan pendidikan para santri kepada kami. Ini menjadi bukti hasil sinergi bersama yang baik selama tiga, empat bahkan enam tahun pendidikan berlangsung,” katanya.
Ustadz Fakih berpesan kepada para santri untuk tetap menjaga dan mengamalkan jiwa dan perilaku santri dimanapun dan kapanpun. Santri harus terus menjaga pribadi berkarakter dan pembelajar sepanjang hayat.
Santri diminta untuk selalu bertaqwa, istiqomah dan berdakwah di manapun sehingga bisa bermanfaat bagi umat.
“Jadilah kader-kader ulama zuama Muhammadiyah yang militan dengan keilmuan antum, jadi apapun antum besok, kembalilah ke Muhammadiyah. Jaga nama baik almamater dimanapun berada, buktikan antum santri yang selamanya santri, isyhadu bianni thulabul ma’had,” tegasnya.
Pendiri PPM MBS Yogyakarta, K.H.M. Nashirul Ahsan, Lc turut hadir dan memberikan wejangan. Beliau memberikan apresiasi kepada seluruh civitas akademika yang sudah berjuang berupaya sekuat tenaga untuk membesarkan MBS dengan mendidik dan membimbing para santri menjadi generasi berkualitas, beriman, dan bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara.
Di usianya yang ke 17 tahun MBS masih sangat banyak kekurangannya. Namun, kekurangan itu jauh lebih sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan kelebihannya, ujar ustadz Nashir.
Dalam moment tersebut, mantan direktur pertama MBS itu juga memberikan tahniah kepada para santri wisudawan dan wisudawati. Selamat buat antum semuanya, teriring doa mudah-mudahan selalu dimudahkan dalam menapaki jenjang pendidikan berikutnya. Jaga nama baik MBS, dan terus istiqomah dalam berMuhammadiyah, pesannya.
Perwakilan walisantri, Bapak Sunanto, S. Pd atau yang akrab dipanggil Cak Nanto menyampaikan terimakasih tak terhingga kepada pengasuh, pembina, guru yang telah mendidik para santri.
Mantan ketua PP Pemuda Muhammadiyah itu telah merasakan perubahan signifikan pada anaknya sebelum dan sesudah masuk pesantren. Maka dinilai sangat tepat jika MBS harus digaungkan ke masyarakat umum, tukasnya.
Kami juga berpesan pada anak-anak, jadilah santri sejati dengan senantiasa mengamalkan ilmu yang telah didapatkan di pesantren. Mudah-mudahan Allah menjaga pondok dan memberkahi pengasuhnya, doanya.
Sekda Kabupaten Sleman, Drs. Susmiarto M.M sekaligus mewakili Bupati Sleman, mengaku bangga dengan keberadaan MBS di wilayah Kabupaten Sleman. Adanya MBS di Sleman telah memberikan warna pendidikan di Sleman, yang imbasnya kualitas pendidikan di Sleman ikut menjadi baik. Alhamdulillah melalui akhlak santri bisa turut menebarkan kebaikan dan virus positif bagi dunia pendidikan, terkhusus wilayah Sleman, tuturnya.
Sementara itu, Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Bapak M. Sayuti, M. Pd, M. Ed, Ph.D mengajak bapak ibu walisantri bersyukur karena telah melakukan pilihan yang tepat dengan menitipkan putra-putrinya di persyarikatan Muhammadiyah.
Dalam tausiyahnya dihadapan para wisudawan dan wisudawati MBS, ayahanda Sayuti mengatakan Persyarikatan Muhammadiyah menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan dunia, organisasi yang berdiri pada 1912 ini bergerak di berbagai pelayanan mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial, sampai ekonomi. Dan sampai detik ini belum ada tanda-tanda Muhammadiyah capek membuat sekolah, ujarnya.
Lebih dalam beliau mengatakan, catatan menarik dari organisasi yang didirikan oleh Kiai Ahmad Dahlan ini sekarang memiliki 5346 sekolah, 20 ribu TK ABA, 440 pesantren, 162 perguruan tinggi, serta ribuan amal usaha bidang pendidikan. Ditambah 126 rumah sakit, 330 klinik yang sudah tersebar di lebih dari 30 negara di dunia. Bahkan juga memiliki perguruan tinggi di Malaysia, dan sekolahan di Australia, imbuhnya.
Di balik angka-angka besar itu, menurut Dekan FKIP Universitas Ahmad Dahlan, ada perjuangan, pengorbanan, jihad dan aksi-aksi heroik lainnya yang dilakukan tidak hanya oleh PP, tapi juga wilayah, daerah, cabang, sampai ranting Muhammadiyah.
“Di balik angka-angka itu share value, sehingga persyarikatan bisa tumbuh besar seperti itu,” katanya.
Masih dikatakan ayahanda Sayuti, catatan lain yang membanggakan, adalah Muhammadiyah berhasil mendirikan sekolah Indonesia pertama di luar negeri, tepatnya di Australia. Catatan ini tidak hanya membanggakan bagi Muhammadiyah, tapi juga Indonesia.
Muhammadiyah Australia College (MAC) yang di tahun ketiganya telah waiting list, dari yang tahun pertama hanya sebanyak 50 siswa, 129 di tahun kedua dan 159 siswa di tahun ketiga.
Bukan hanya itu, ada yang lebih menarik, dalam waktu tiga tahun, Muhammadiyah Australia College berhasil keluar sebagai juara 3 kompetisi sains tingkat nasional di Australia.
“Dalam sejarah Republik Indonesia 79 tahun merdeka, yang bisa membuka, merintis, membangun, dan dipercaya masyarakat di Australia adalah Muhammadiyah,” ungkapnya.
Tahun ini, sebanyak 359 santri MBS dari Angkatan ke-12 resmi dilepas untuk melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi.
Dari jumlah tersebut, 317 santri yang terdiri dari 153 wisudawan dan 164 wisudawati dari MBS Pusat. Sementara itu, dalam waktu bersamaan, sebanyak 42 santri, 18 orang santriwan dan 24 santriwati diwisuda setelah menuntaskan studinya di MBS Program Khusus AR. Fachruddin. 23 diantaranya telah menyelesaikan hafalan Qur’an 30 juz.
Hadir pada acara wisuda beberapa tokoh penting, diantaranya; Pendiri MBS, Ketua BPP MBS, PCM dan PCA Prambanan, Panewu Prambanan, Sekda Kabupaten Sleman, PDM Sleman, PWM Yogyakarta, LPP PP Muhammadiyah serta walisantri yang ikut menyemarakkan moment penuh haru dan kebanggan tersebut.
Dalam moment bahagia itu, juga dibacakan nominasi santri berprestasi yang terdiri dari sepuluh kategori penilaian. Mereka adalah:
Akademik IPA : Semay Fadhilatul Muna (IPA 4)
Akademik IPS : Shifa Indah Kirana (IPS 4)
Tahfidz Putri : Amelia Ash Shifa (IPS 5)
Tahfidz Putra : Rafie Fathurrahman (IPA 1)
Amaliah Tadris Berbahasa Arab Putra : Rahmat Kurniawan (IPA 1)
Amaliah Tadris Berbahasa Arab Putri : Nayyara Hafiza Zafira (IPA 5)
Amaliah Tadris Berbahasa Inggris Putra : M. Mu’tashim Billah Al Anisiy (IPA 1)
Amaliah tadris Berbahasa Inggris Putri : Syakira Aufa Hasanah (IPA 5)
Santri Terbaik Putra Program Khusus AR. Fachruddin : Fadlurrahman Luthfi (Tasmi’ Al Qur’an 20 juz bil ghoib sekali duduk)
Santri Terbaik Putri Program Khusus Ar. Fachruddin : Vania Nabila Izzati R (Tasmi’ Al Qur’an 15 juz bil ghoib sekali duduk)
(ElMoedarries)