PPM MBS Yogyakarta kembali menggelar acara rutin tahunannya yang bertajuk ‘Dakwah Santri 2025’. Acara yang digelar tiap tahun saat bulan ramadhan ini telah memasuki tahun ke-13. Sekilas acara ini memang memiliki kesamaan dengan acara Amal Bakti santri (ABAS), hanya saja dalam rangkaian acara dakwah santri, santri lebih ditekankan dalam penyampaian dakwah di tengah masyarakat. Terlebih lagi, acara dakwah santri digelar di tengah bulan ramadhan, ketika para masyarakat mulai memenuhi masjid-masjid.
Dakwah Santri 2025 digelar sejak tanggal 28 Februari – 7 Maret 2025. Bila ABAS hanya menggunakan satu kawasan sebagai pusat kegiatan, maka dalam acara dakwah santri sasaran daerahnya pun disebar. Daerah yang digunakan dalam acara ini meliputi Prambanan, Gunungkidul, Klaten, Kulonprogo, Sleman Kendal, Magelang, Karanganyar, Cilacap, Pekalongan, Wonosobo, Banjarnegara dan daerah sekitaran MBS.
Kegiatan yang dilakukan selama dakwah santri pun bermacam-macam. Mulai dari mengajar TPA, membersihkan masjid dan lingkungan sekitar, mengikuti kegiatan tuan rumah, mengisi kultum tarawih, kajian buka puasa, menjadi imam bagi santriwan, serta kegiatan dakwah lainnya.
Ustadz Faris Abdurrasyid, selaku ketua panitia dakwah santri 2025 menyebutkan, dakwah santri tahun ini agak sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Menurutnya, perbedaan dakwah santri ini ada di jumlah peserta yang diterjunkan. Untuk tahun ini jumlah santri yang ikut berjumlah 431 santri, yang terdiri dari 181 santriwati dan 250 santriwan jenjang SMA kelas XI.
Kebijakan ini diambil dalam rangka memperbaiki kualitas santri yang diterjunkan ke masyarakat. Lebih dalam Ustadz Faris menjelaskan, santri yang diterjunkan ke masyarakat melalui program dakwah santri sudah melalui proses seleksi yang ketat dari panitia.
Diantaranya, lanjut ustadz Faris santri yang ikut dakwah santri harus punya kepribadian yang baik, mempunyai pemahaman keislaman yang luas, mempunyai kecakapan dalam mengelola anak TPA, mampu membaca alquran dengan baik sesuai dengan kaidah tajwid, serta mempunyai kompetensi dalam bidang retorika, imbuhnya.
Adapun dari 431 santri yang diterjunkan dibagi menjadi 64 kelompok, dengan rincian 40 kelompok putra dan 24 kelompok putri.
Ustadz Faris berharap dengan kegiatan DS atau dakwah santri ini, para santri bisa menjadi kader-kader yang membawa solusi di tengah ummat yang sangat membutuhkan bimbingan belajar agama Islam secara kaffah. Selain itu, mereka dapat memberikan manfaat bagi ummat, mengajak semua elemen masyarakat wabil khusus generasi muda agar dekat dengan Allah dan ajaran nabinya Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam, bisa memakmurkan masjid di bulan Ramadhan dengan kegiatan ibadah qouliyah maupun fi’liyah, pungkasnya.(ElMoedarries)