Konsistensi sebagai pegiat literasi menjadi komitmen yang melekat dalam diri Ustadzah Yunia Susanti, S.T.P. atau yang lebih dikenal dengan Ustadzah Yuna. Karyawan Divisi Multimedia PPM MBS Yogyakarta sekaligus pengampu ekskul jurnalistik putri SMP – SMA MBS Yogyakarta ini, mendapatkan undangan “Kado Istimewa dari Jogja” bersama para penulis, ilustrator, serta tamu undangan lainnya, dalam rangka menghadiri Peluncuran Produk Penerjemahan Tahun 2024, dari Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (BBY). Acara tersebut berlangsung di Gedung Pertunjukan Fakultas Bahasa, Seni, dan Budaya (FBSB) Universitas Negeri Yogyakarta pada Senin, 23 Desember 2024 lalu. Secara simbolis, peluncuran 97 judul buku ditandai dengan pemukulan kenong oleh Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati (GKBRAA) Paku Alam X atau yang lebih dikenal dengan Gusti Putri.
“Alhamdulillah dapat hadir dan merasakan langsung kebahagiaan teman-teman penulis dalam peluncuran buku yang kami tulis. Prosesnya lumayan panjang, mulai dari menulis proposal naskah cerita, terpilih dari proses seleksi yang ketat, ikut bimtek, lokakarya, hingga hari ini, momen yang paling kami nantikan, kami menerima kado istimewa. Saya bangga dan bersyukur karena ‘Si Oren’ akhirnya launching juga,” ungkap Ustadzah Yuna.
Dari beberapa tema STEAM yang ada, Ustadzah Yuna memilih tema Alam dan Lingkungan. Bagi beliau, anak-anak zaman sekarang masih perlu diberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga lingkungan. Harapannya dengan membaca ceritanya yang berjudul ‘Si Oren’, anak-anak menjadi peduli dengan lingkungan sekitar dengan cara yang menyenangkan, membaca cerita tanpa menggurui.
Produk penerjemahan ini nantinya hadir dalam format digital, sehingga siapapun dapat mengakses melalui laman Penjaring (penerjemahan.kemdikbud.go.id) secara gratis. Sebelumnya, beberapa judul buku juga sudah melalui proses Uji Keterbacaan Buku Cerita Anak di sekolah dasar yang ada di wilayah DIY. Hadirnya bahan bacaan ramah anak sangat penting untuk membentuk generasi muda maupun masyarakat agar terbiasa dengan membaca.
“Buku-buku cerita anak berbahasa Jawa ini tidak terbatas sebagai bahan bacaan anak-anak sebagai siswa di Sekolah Dasar, namun juga masyarakat luas, pendidik, komunitas yang bergerak di bidang literasi, pengajar dan pembelajar BIPA, termasuk orang tua,” lanjut Ustadzah Yuna.
Sebelumnya, bulan Mei 2024 lalu, Ustadzah Yuna menjadi salah satu dari 97 Penulis Terpilih Cerita Anak Berbahasa Jawa yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Terdapat 350 proposal naskah yang masuk kemudian terpilihlah 97 penulis untuk mengikuti Bimbingan Teknis dan Lokakarya sehingga mampu menghasilkan bahan penerjemahan cerita anak dwibahasa, Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia, yang berkualitas dan ramah anak. Secara resmi, Ibu Dra. Dwi Pratiwi, M.Pd., selaku Kepala Balai Bahasa Provinsi DIY, membuka kegiatan yang berlangsung di Hotel Grand Rohan Jogja.
Kegiatan Bimbingan Teknis Penulisan Cerita Anak Berbahasa Jawa menjadi bekal penting bagi penulis terpilih karena mendapat pendampingan langsung dari tiga juri yang menjadi narasumber saat itu. Mulai dari Bapak Arif Rahmanto, seorang guru SD Muhammadiyah Sapen dan pendongeng yang menyampaikan materi ‘Cerita Ramah Anak’. Kemudian Bapak Dhanu Priyo Prabowo, seorang praktisi sastra dengan materi ‘Penggunaan Bahasa Jawa dalam Cerita Anak’. Lalu Ibu Wiwien Widyawati Rahayu, seorang dosen dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM yang mengupas tentang ‘Perjenjangan Buku Nonteks’. Materi-materi yang dipaparkan menjadi bekal penting bagi penulis terpilih agar dapat menghasilkan bahan bacaan yang bermutu dan sesuai dengan target pembaca. Kemudian dilanjutkan dengan Lokakarya Finalisasi Naskah Cerita Anak Berbahasa Jawa pada bulan Juni 2024.
“Semoga ‘Si Oren’ memiliki banyak pembaca. Ke depannya, saya berharap dapat berbagi cerita ‘Si Oren’ kepada anak-anak, komunitas literasi, maupun teman-teman yang penasaran dengan isi ceritanya. Meskipun dapat diakses secara digital, membacakan secara langsung dihadapan mereka, tentu lebih berkesan. Juga di tahun 2025 ini, Balai Bahasa Provinsi DIY dapat menyelenggarakan kembali, sehingga saya dan teman-teman penulis dapat mengikutinya,” kata Ustadzah Yuna yang juga anggota dari Forum Lingkar Pena Wilayah Yogyakarta, memberikan harapan.(ys)