Perhimpunan Pelajar Indonesia di Maroko (PPI Maroko) menggelar berbagai penampilan budaya di Indonesian Cultural Day pada Sabtu 29 Juli 2023. Penampilan tersebut berjalan  dengan meriah dan memukau di panggung teater Parc Hassan II, Rabat, Maroko.

Mengangkat tema “The Beauty in Diversity” yang mencerminkan Bhineka Tunggal Eka ala Indonesia, para pelajar ini suguhkan 5 penampilan budaya dari berbagai daerah di Indonesia untuk dipromosikan kepada masyarakat kancah internasional.

Lima penampilan tersebut adalah Tari Saman (Aceh), Tari Sajojo (Papua), Pencak Silat (Jawa), Musik Angklung (Jawa Barat), hingga penampilan teater Kisah Malin Kundang (Sumatra) yang dialihbahasakan ke dalam Bahasa Arab.

Salah seorang mahasiswa Indonesia yang ikut serta memeriahkan Indonesia Culture Day, Jundi Abdurrahman mengatakan, acara yang digelar oleh PPI Maroko ini bertujuan menjadi jembatan bagi para pelajar Indonesia di Maroko untuk mempromosikan dan memperkenalkan budaya Indonesia. Selain itu, acara ini dianggap sebagai upaya untuk menjaga hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Maroko, yang telah terjalin selama puluhan tahun.

Jundi yang merupakan alumni Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta angkatan ke-8 tampil menyuguhkan aksi teatrikal kisah Malin Kundang. Dibawakan versi bahasa arab, mahasiswa jurusan Islamic Studies Universitas Hassan II Casablanca tersebut sukses menghibur para penonton dengan memerankan tokoh utama “Malin Kundang”. Sebagai warga negara Indonesia, tentunya bangga bisa mempersembahkan penampilan salah satu cerita rakyat yang melegenda asal Sumatera Barat tersebut.

Kisah Malin Kundang kita pilih karena sarat nilai moral dan nilai pendidikan kepada anak-anak untuk tidak bersikap durhaka kepada orang tuanya, terutama sang Ibu, ungkap mantan ketua IPM MBS Putra masa bakti 2019-2020.

Lebih lanjut Jundi mengisahkan, antusias warga lokal maupun internasional secara keseluruhan terlihat ketika tribun mulai dipenuhi penonton dari berbagai ras dan bangsa. Tepuk tangan pun tak kunjung usai terlebih setelah penampilan demi penampilan selesai dipamerkan.

Selain pagelaran tari, musik dan teater, tambah Jundi, terdapat juga pameran busana tradisional Indonesia mulai dari Palembang, Jawa sampai Sumatera Barat. Pameran busana tersebut diadakan di opening acara, dan tentunya berhasil untuk menarik perhatian penonton, imbuh pria asal Nunukan, Kalimantan Utara itu.

Indonesian Cultural Day meninggalkan kesan mendalam, memperkuat ikatan budaya antara Indonesia dan Maroko. Acara ini tidak hanya tentang hiburan dan keindahan budaya, ini adalah perpaduan dari berbagai elemen dari nusantara. Pelajar Indonesia di Maroko dengan bangga membawa semangat persatuan dan kebhinekaan budaya Indonesia ke depan panggung acara ini.

Melalui Indonesian Cultural Day, pelajar-pelajar tersebut menunjukkan bahwa keberagaman budaya adalah harta karun bagi suatu bangsa dan dapat menjadi daya tarik menarik bagi komunitas internasional. Pengakuan dan dukungan yang diterima dari penonton lokal maupun internasional menjadi bukti bahwa budaya Indonesia memiliki daya tarik unik bagi orang dari berbagai latar belakang.

Acara ditutup dengan kebersamaan para pelajar Indonesia dan penonton dalam menyanyikan “Gemu Fa Mi Re” (Nusa Tenggara Timur). Kemeriahan terus berlanjut dengan sesi foto bersama, dimana banyak penonton yang menyampaikan apresiasi dan minatnya terhadap budaya Indonesia.(ElMoedarries)