Pada hari Jumat lalu, pada 4 Agustus 2023, dua santriwan dan satu santriwati telah mengikuti “Tasmi’ Al qur’an bil Ghaib”. Ketiganya alhamdulilah Jayid Jiddan di Kompleks PPM MBS Yogyakarta Program Khusus. Fadlurrahman Luthfi juz 1-5, Muhammad Ridwan 28-30 dan juz 1 dan 2. Sementara Vania Nabilla Izzati tasmi’ juz 3-8.

Tim LPP menyajikan untuk sahabat MBS Yogyakarta bagaimana proses dan keseharian mereka mendukung mereka menjadi pencinta Al-qur’an. Pada hari Ahad (6/8/2023), tim LPP berhasil mewawancarai santriwan dan santriwati yang ikut Tasmi’ Al-quran Bil Ghaib. Santriwan yang pertama adalah Mas Ridwan. Mas Ridwan telah menuntaskan Tasmi’ juz 28-30 dan juz 1 dan 2. Ridwan mengaku mengetahui pondok pesantren MBS dari teman SD-nya. Ridwan berasal dari Semarang, Jawa Tengah.

Ia mengisahkan proses dirinya menjadi seorang hafidz. Ridwan sendiri mengakui bahwa sebenarnya dalam keluarganya belum biasa untuk tradisi tahfidz di keluarganya. Hanya saja, keluarganya membiasakan tadarus qur’an setiap habis Magrib ia lakukan bersama keluarganya. Ridwan adalah anak ke 5 dari 6 bersaudara. Ridwan lega sudah melangsungkan tasmi’ jumat lalu.

Ridwan juga menceritakan prosesnya bisa menyelesaikan hafalannya. “Di SD sebenarnya sudah hafal juz 29 dan 30”, sisanya di pondok AR Fakhruddin.” Saat ditanya apa motivasinya menghafal qur’an, Mas Ridwan menjawab “Qur’an itu kitab Allah. Saya ingin tahu lebih dalam tentang Islam dari Al-qur’an.”

Mas Ridwan kini masih duduk di kelas X, ia bercita-cita ingin menjadi mujahid dan ahli aqidah. Saat ini ia telah berhasil setoran hafalan 20 juz. “Pondok AR Fakhruddin sangat mendukung dan mensupport.” Menurut pengakuan Ridwan, ia bisa menghafal dengan lancar karena dirinya dalam keadaan fresh. “Ketika pikiran kita fresh, maka akan mudah menghafal. Berbeda kalau pikiran kita panas.”

Berbeda dengan cerita Mas Ridwan, Mas Luthfi dari gunung kidul membeberkan saat di SD, ia ditarget 2 juz, tapi ia belum mampu menyelesaikan. Ia baru selesai 1.5 Juz. Ia mengaku bahwa program dari pondok sangat mendukung untuk tahfidz. Di kelas VII sudah ada program tahsin sehingga membantu untuk menghafal qur’an. “Alhamdulilah sejak kelas VII ada program tahsin, kalau tidak ada tahsin akan sulit menghafal.”

Saat ditanya nyaman mana antara halaqah dan sendiri, Mas Luthfi menjawab tidak ada masalah dengan dua metode itu. Mas Luthfi biasa ngaji dari rumah, disarankan masuk ke pondok. “Alhamdulilah dengan masuk pondok bisa termotivasi untuk hafalan.”

Mas Luthfi saat ini berhasil menyetorkan hafalan 30 juz. Ia mengisahkan proses spiritualnya saat menghafal qur’an. “Alhamdulillah, selama proses menghafal ini ada perubahan yang saya rasakan. Setiap ada masalah, dimudahkan oleh Allah.”

Itulah pengakuan Mas Ridwan dan Mas Luthfi saat ditemui di kantor Pondok MBS Program Khusus AR Fakhruddin.

Sementara itu, Mbak Vania berhasil menyelesaikan juz 3 sampai 8. Vania juga berhasil menyetor hafalannya 30 Juz. Ia menghafal sejak kelas 7. Ia mengakui juga orangtuanya sangat mendukung ia menjadi hafizah.

Vania menyimpan kenangan tersendiri. Ia ingat saat sebelum masuk MBS Yogya tetapi tidak lulus karena tidak punya tabungan hafalan. Ia mengakui masuk MBS Yogya belum ada satu juz. Kini ia berhasil menyetor 30 Juz. Ia mengaku sempat down, tetapi kepercayaan dirinya pulih setelah masuk MBS Yogya Program Khusus. Vania adalah salah satu santriwati yang mendapat beasiswa Dhuafa’.

Ia bercita-cita menjadi Dosen Ilmu Syar’I, Pendakwah dan Penulis. Ia juga berharap ketika ada peluang, ia ingin kuliah di Madinah. Masha Alloh.

Terprogram

Bidang Kema’hadan Putra-Putri Ustaz Mohamad Ridho Al Hikam  mengatakan bahwa per jenjang target dari tahfidz MBS Yogya berbeda-beda. Selama semester pertama, kita focus ke tahsin. Semester kedua, santri diminta menghafal juz 30. Kemudian, selama pendidikan di MBS Pondok Khusus AR Fakhrudin ditargetkan santri bisa hafal dua juz per satu semester. Dari pondok sendiri menargetkan 11 juz. “Alhamdulilah, santri gak sampai tahun ke empat sudah banyak yang hafal 30 juz. Pendidikan di MBS wajib 6 tahun atau selama 12 semester.”

Saat ditanya tentang jumlah santri saat ini, Ustaz Ridho Al Hikam menjawab ada 180 total santri keseluruhan dan ada 19 santri yang berhasil menuntaskan setoran hafalan 30 juz.

Saat ditanya metode pondok dalam membidangi tahfidz, Ustaz Ridho Al Hikam menambahkan bahwa kita didukung program halaqoh. Di pondok MBS Program Khusus, program tahfidz tidak masuk jam pelajaran. Program halaqoh ada dua kali setiap hari. Halaqoh pertama diadakan ba’da subuh untuk setoran hafalan baru. Sementara halaqoh kedua diadakan ba’da magrib untuk setoran murojaah.

Pada MBS Program Khusus juga ada program Dauroh Al-qur’an selama satu bulan khusus kelas IX yang sudah selesai studinya. “kita dibantu untuk itu, jadi santri sebelum liburan mereka ikut program Dauroh Al-qur’an.” Ustaz Hikam juga menambahkan dalam program Dauroh ini, anak bisa hafal satu juz satu hari. Selain itu, program bahasa yang intensif mendukung anak-anak makin cepat menghafal qur’an.[Arif Yudistira]