Gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,8 yang mengguncang Turki tengah dan barat laut Suriah pada Senin (6/2) pukul 04.17 waktu setempat tampaknya bakal sulit dilupakan Taj Yazi Fariq Muhammadiy. Ia merupakan warga negara Indonesia (WNI) yang selamat dari bencana gempa dahsyat tersebut.
Taj pun menceritakan kondisi saat gempa mengguncang Gaziantep, kota tempat dia tinggal. Gaziantep merupakan salah satu kota yang berbatasan dengan Suriah dan Libanon yang menjadi pusat gempa di Turki.
Dituturkan Taj, saat gempa terjadi dirinya sedang terlelap tidur karena shubuh di Turki pukul 05.55. Saat itu dia dan sejumlah penghuni apartemen terbangun akibat guncangan gempa dan langsung keluar dari kamar apartemennya menuju ke tempat yang lebih lapang.
“Saat itu saya dengan teman langsung keluar rumah sampai gempanya berhenti, nahasnya di luar rumah sedang turun salju lebat juga. Hanya menggunakan celana pendek dan kaos, karena cuaca saat itu -4 derajat, saya memutuskan untuk kembali ke dalam untuk mengganti pakaian yang lebih hangat.
Gempa susulan terus terjadi, saya memutuskan untuk bergabung dengan teman-teman yang sudah mengungsi di salah satu masjid dekat kampus. Gempa yang pertama itu setahu saya sekitaran 75 detik lebih kurang 2 menit, saya juga enggak terlalu tahu pasti detailnya, pokoknya lama,” ujar Taj mencoba mengingat.
Setelah gempa benar-benar berhenti Taj kembali masuk ke dalam rumah, namun gempa susulan kembali terjadi. Mahasiswa 19 tahun yang sedang menekuni ilmu kedokteran di Universitas Gaziantep ini bersyukur bangunan tempat tinggalnya tidak ada yang rusak.
Saat ini, kata Taj, proses evakuasi berjalan lambat, sebab gempa berbarengan dengan turunnya salju yang lebat. Dalam semalam, suhu di lokasi gempa diperkirakan mendekati titik beku.
“Beberapa jalan rusak, salju lebat, semoga ini tidak menghambat upaya mengatasi bencana. Saya sangat cemas melihat orang-orang terjebak di bawah reruntuhan bahkan kehilangan tempat tinggal,” lanjut Taj yang datang ke Turki pada awal 2022 silam.
Taj juga sangat cemas terhadap kondisi korban di lokasi pusat gempa. Dia bersama temannya yang lain sebisa mungkin membantu menyebarkan informasi terkini.
“Kita yang dekat dengan titik gempa saja secemas ini, apalagi teman kita yang di lokasi titik gempa,” imbuh alumni pesantren Muhammadiyah Boarding School Yogyakarta angkatan 2022 ini. Alhamdulillah pukul 2 siang saya bisa berbicara langsung dengan pak dubes. Saya memohon kepada pak Dubes untuk mengirimkan kendaraan evakuasi untuk kami yang terdampak. Alhamdulillah pak Dubes mengiyakan dan segera membentuk tim untuk proses evakuasi.
Untuk tanggal 6 malam kami bermalam di salah satu gedung di dalam kampus. Selama 2 hari kami alhamdulillah mendapatkan bantuan dari lazismu Turki berupa uang sebanyak 8.000 lira untuk keperluan kami makan.Tanggal 7 pukul 20.00, pak Dubes sampai di Gaziantep, bertemu dan menyambangi kami mahasiswa di Gaziantep. Pak Dubes memberikan kami petuah untuk tetap tenang dan menjaga kesehatan. Kami dievakuasi menggunakan 1 bus dan 1 mobil menuju ke Ankara, dan sekarang alhamdulillah kami sudah aman di wisma KBRI di ibu kota Ankara.
Sementara itu, ketua IKA MBS Cabang Turki, Thoriq Riwanda Fitrah memastikan bahwa seluruh alumni MBS yang sekarang menjadi mahasiswa di Turki selamat dan tidak ada yang menjadi korban.
“Alhamdulillah, teman-teman alumni kita yang berjumlah 21 dan tersebar di 10 provinsi di Turki semuanya selamat. Kebetulan daerah tempat tinggal mereka jauh dari lokasi pusat gempa. Hanya ada satu orang yang berada di daerah Gaziantep, kota yang menjadi lokasi pusat gempa, Taj Yazi Fariq Muhammadiy yang sekarang sedang menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Gaziantep, alhamdulillah juga selamat”, ujar Thoriq, mahasiswa jurusan keuangan di Universitas Dumlupinar, Turki.(ElMoedarries)