Lagi dan lagi, santri MBS kembali meraih prestasi membanggakan di tingkat nasional. Kali ini, tiga santri dari Tim Riset baru saja menjadi finalis lomba Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) tingkat Nasional 2022 yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan satu wakil di Festival Literasi Siswa Indonesia.

Kedua santriwan tersebut yakni Ghazkar Raify Arza dari kelas XII MIPA 3 dan Fairuzzidan Fadhil Hanif, santriwan kelas XII MIPA 1. Keduanya membuat karya ilmiah berjudul “Pengaruh Efektivitas Penerapan Virtual Payment Menggunakan Smart Card Terhadap Sistem Pembelanjaan di PPM MBS Yogyakarta”.

Saat ditemui di sela-sela istirahat sholat dhuha, Sabtu (29/10/2022) siang, Fairuz menjelaskan bahwa isi karya ilmiah yang dibuatnya meneliti tentang efektivitas serta efisiensi sistem pembelanjaan atau transaksi yang ada di Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding Scchool Yogyakarta dengan berpusat di Bank Mini Santri.

Masih menurut Fairuz, dirinya melakukan penelitian ini sekaligus mencoba memberikan inovasi-inovasi baru untuk sistem dalam membantu menyelesaikan permasalahan yang timbul, juga memperkenalkan sistem pengelolaan keuangan di MBS berbasis Bank Mini Santri pada khalayak umum. “Penelitian ini menggabungkan dua metode yaitu, kuantitatif dan kualitatif,”katanya.

Untuk membuat karya tersebut, Ghazkar, Fairuz dan Tamam dibimbing oleh tiga guru pembinanya, yakni ustadzah Rahayu Saraswati, SE, M. Ek, ustadzah Kusworo Rini Handayani, S.S dan ustadz Eko Sugiarto, S. Pd. Total 3 minggu, karya tersebut akhirnya jadi dan siap untuk bersaing dengan peserta dari berbagai sekolah di tanah air.

“Kalau penelitiannya kurang lebih seminggu. Totalnya 3 minggu yang kami butuhkan sampai jadi sebuah karya ilmiah,” akunya.

Sementara itu, Tamam Naufal Pasaribu, santriwan kelas XI MIPA 1 juga maju ke final, setelah artikel Features nya yang berjudul “Sepatu dan Pandemi” berhasil lolos menyisihkan 719 kontestan lainnya. Menceritakan kisah seorang mantan santri yang sukses mendirikan usaha cuci sepatu berkat pengalaman pribadi dari sepatu boot nya yang kotor, membawa Tamam bersama 25 finalis lainnya melaju untuk melanjutkan perjuangannya di final.

Kepala SMA MBS, ustadz Roiq, Lc mengaku bangga dengan prestasi yang baru saja diraih anak didiknya. Terlebih dengan menggeliatnya kelompok-kelompok ekstrakurikuler yang kompetitif satu sama lain.

“Saya merasa bangga dan mengapresiasi kelompok ekstrakurikuler yang sangat berkembang dan menggeliat. Terutama ketika kasus Covid-19 sangat landai, semangat anak-anak sangat tinggi. Bahkan jiwa kompetitifnya sangat terlihat antar kelompok yang satu dengan yang lainnya,” terangnya.

Hanya saja, ia mengajak para santri untuk tidak cepat berpuas diri. Lantaran masih ada event-event lomba karya tulis ilmiah yang levelnya sangat prestisius.

Mohon doa dan dukungannya, pada bulan November mendatang, mereka akan melaksanakan rangkaian kegiatan final. Semoga bisa memberikan yang terbaik.(ElMoedarries)