Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School, MBS Yogyakarta belum lama ini memberangkatkan salah satu alumninya untuk lanjut studi di kampus favorit di Turki. Adalah santri alumni atas nama Taj Yazi Fariq Muhammadi yang terbang menuju kota Gaziantep, Turki, Sabtu  (17/9), untuk melanjutkan studinya di jurusan Kedokteran di Universitas Gaziantep.

Taj Yazi Fariq Muhammadi merasa bangga, karena sebagai alumnus pondok pesantren dia bisa diterima dan masuk di fakultas kedokteran. Hal ini menegaskan jika kini pesantren tak lagi dipandang sebelah mata, mengingat tidak sedikit santri yang mampu bersaing dalam ilmu pengetahuan umum. Tak sekadar lulus seleksi, cowok kelahiran Pemalang, 11 Maret 2004 ini menjadi alumni MBS pertama yang kuliah di Fakultas Kedokteran di luar negeri.

Perlu diketahui bersama, Universitas Gaziantep Turki adalah Universitas Negeri di Gaziantep, Turki yang memiliki 10 fakultas. Gaziantep adalah kota pusat perdagangan dan industri terbesar di sebelah barat Turki Tenggara. Kota ini terletak di Turki bagian Asia yang berbatasan dengan negara Suriah. Gaziantep University didirikan sebagai Universitas Negeri pada 27 Juni 1987, tetapi pendidikan tinggi di kampus dimulai pada 1973 ketika institut tersebut merupakan kampus ekstensi Universitas Teknik Timur Tengah. Kampus utama terletak di Gaziantep, yang dekat dengan pusat kota, dengan kampus perluasannya terletak di kota-kota tetangga.

Untuk dapat lolos ke Universitas Turki, santri yang biasa dipanggil Taj itu mengatakan, keputusannya untuk mengikuti seleksi itu semua berawal dari kecintaan dan mimpinya yang ingin melanjutkan pendidikan ke luar negeri usai lulus sekolah. Dan hal itu yang terus membuatnya selalu bersemangat membahas kuliah di luar negeri.

“Dari awal saya memang berniat untuk menjadi seorang dokter. Karena saya sadar, untuk saat ini beberapa negara di dunia sedang kekurangan tenaga kesehatan, paparnya. Ini juga sebagai jawaban saya saat mengisi motivation latter saya untuk salah satu syarat pendaftaran universitas. Kenapa pilih Turki? Mantan sekretaris bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan (PIP) IPM MBS Putra itu menjawab, karena Turki memiliki kualitas pendidikan berstandar Eropa. Dan ini menjadi tolok ukur saya untuk bisa menjadi lulusan kedokteran Eropa, tutur putra sulung dari dr. Moh. Maezi dan dr. Eli Kusumaningsih tersebut mantap.

Ia menuturkan, untuk bisa lolos masuk ke Universitas Turki tersebut dirinya telah melakukan berbagai seleksi. Pertama ada seleksi tulis yang namanya YOS (Yabanci uyruklu Ogrenci Sinavi). Untuk ujian YOS sendiri soalnya ada 3 jenis, Matematika, Geometri dan Tes Potensi Akademik. Khusus untuk fakultas selain kedokteran, syarat masuk bisa menggunakan nilai raport atau nilai ijazah, tapi tidak untuk fakultas kedokteran, terangnya.

Bagi cowok yang mempunyai hobi traveling itu, tidak ada kendala yang berarti dalam menjalani rangkaian tes. Terutama tes wawancara dengan menggunakan bahasa inggris. Dirinya mengaku sangat excite dan menikmati setiap tes yang diujikan. Dari hasil seleksi tersebut dirinya dinyatakan memenuhi syarat dan berhak lolos untuk berkuliah di Negara Trans Benua tersebut. “Alhamdulillah saat ini mimpi saya terwujud untuk bisa lolos melanjutkan pendidikan ke luar negeri,”ujarnya .(ElMoedarries)