Pondok Pesantren Muhammadiyah Boarding School yang berada di sebelah selatan Candi Prambanan, Sleman, Yogyakarta ini mencatat prestasi tahun ini, setelah 104 santrinya berhasil diterima di berbagai perguruan tinggi negeri (PTN), melalui berbagai jalur seleksi.

Ustadz Roiq, Lc, Kepala Sekolah SMA MBS, dalam wawancara menyampaikan, tahun ini peserta Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) dari SMA yang ia pimpin, sebanyak 230 santri. Dari jumlah tersebut, yang mendaftar UTBK untuk program Saintek sebanyak 124 santri, dan 106 santri lainnya mendaftar untuk program Soshum di berbagai perguruan tinggi negeri.

Setelah mengikuti UTBK, 45 santri dinyatakan diterima di berbagi perguruan tinggi negeri. Sedangkan sebelumnya, 6 santri telah dinyatakan diterima, melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Jalur SNMPTN adalah jalur penerimaan berdasarkan nilai raport dan prestasi lain, yang dimiliki oleh santri. Oleh karena itu, tidak semua santri memenuhi persyaratan untuk masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur tersebut.

Setelah itu, menyusul 33 santri masuk perguruan tinggi negeri melalui jalur mandiri. Jalur mandiri adalah jalur tes masuk yang dibuka oleh perguruan tinggi negeri secara mandiri.

Di samping itu, 5 orang santri lulus Seleksi Prestasi Akademik Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (SPANPTKIN). Tak hanya itu, 15 santri lainnya menyusul dinyatakan lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UMPTKIN).

Terhadap capaian ini, Ustadz Roiq menggambarkan terjadi perkembangan yang menggembirakan. Untuk jalur SBMPTN misalnya, terjadi peningkatan yang signifikan.

“Untuk jalur SNMPTN, pada tahun 2021 santri yang diterima melalui jalur ini sebanyak 4 orang. Sedangkan pada tahun ini, terjadi peningkatan sehingga menjadi 6 santri,” jelas ustadz Roiq.

“Sedangkan pada jalur SBMPTN, juga terjadi peningkatan. Pada tahun 2021 lalu, santri yang diterima melalui jalur ini sebanyak 24 orang. Tahun ini mencapai 45 santri, meningkat hampir seratus persen” lanjut Kepala SMA ini.

Peningkatan ini tentu saja merupakan hasil pendampingan dan kerja keras dari semua elemen pondok pesantren. Di antaranya, sejak kelas X para santri didampingi untuk menentukan akan masuk perguruan tinggi negeri atau melanjutkan studi ke luar negeri.

Di kelas XII, pondok bekerja sama dengan lembaga bimbingan belajar SmartEducafe untuk mendampingi para santri yang memilih masuk perguruan tinggi negeri. Sementara itu  Divisi Timur Tengah mendampingi santri yang bersiap kuliah di luar negeri, khususnya ke Timur Tengah. Dalam pelaksanaannya, proses pendampingan dibantu oleh wali kelas dan guru BK.

“Meski penyelenggara bimbel berasal dari SDM internal, tetapi kerja sama tersebut tetap berlangsung secara profesional. Ada bimbingan regular melalui program bimbel intensif untuk Saintek dan Soshum serta bimbel untuk santri yang melanjutkan studi ke Timur Tengah, termasuk penyelenggaraan Dauroh Mukatstsafah bagi santri selama satu bulan,” tutur ustadz Roiq.

Ustadz Roiq berharap, capaian prestasi tahun ini dapat ditingkatkan di masa depan, dengan kerja sama yang lebih baik dengan para santri, orang tua dan para dewan asatidz di pondok. Selanjutnya kepada para santri yang berhasil melanjutkan studi ke perguruan tinggi negeri, ustadz Roiq berharap menjadi langkah awal menuju masa depan yang lebih baik.

“Kami berharap, para santri bisa berprestasi dan unggul, menjadi pelopor, professional yang ikut andil, memberikan kontribusi terhadap perkembangan bangsa ke depan,” pungkas ustadz Roiq.(ElMoedarries)