Dalam rangka menyiapkan mental dan upaya meningkatkan kompetensi kader ulama unggulan, Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (MBS) Sleman Yogyakarta mengadakan program Daurah Studi Lanjut Timur Tengah.

Kepala Sekolah SMA MBS, ustadz Roiq, Lc dalam sambutannya pada acara pembukaan dauroh di komplek ruang kelas kampus putri, sabtu (28/5) mengatakan, belajar bahasa arab itu penting, orang tidak akan bisa memahami ilmu agama yang mendalam kecuali dengan menguasai bahasa arab.

“Agama islam tidak bisa terlepas dari bahasa arab. Alqur’an bahasa arab, hadits bahasa arab, kitab-kitab ulama juga bahasa arab. Jadi barang siapa yang ingin memahami islam dari sumber-sumbernya yang asli harus bisa memahami bahasa arab,”kata ustadz Roiq dihadapan para peserta dauroh.

Ustadz Roiq juga menambahkan, walaupun bahasa arab bukan bahasa ibu, maka cara terbaik menguasainya adalah dengan mempraktekannya. Maka bersungguh-sungguhlah dan jangan malu dalam belajar. Karena salah adalah hal biasa dalam pembelajaran, tutupnya.

Sementara itu ustadz Rahmat Susanto, S. Pd berpesan kepada para santri agar meluruskan dan memperbaiki niat sedari awal. “Langkah awal dalam menuntut ilmu adalah niat yang baik. Agar ilmu bermanfaat, seseorang harus memiliki niat yang benar dalam menuntut ilmu. Jangan sampai niatnya hanya agar dapat dipamerkan di hadapan teman-teman. Niat seperti ini hanya akan mengakibatkan kemalangan. Sebab, tidak akan menghasilkan pahala dan ridha dari Allah, tutur ustadz Rahmat. Setelah memberikan sambutan, pada kesempatan tersebut ustadz Rahmat juga didaulat membuka kegiatan dauroh.

Daurah Mukatstsafah (Intensif) merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang ditujukan kepada santriwan dan santriwati alumni PPM MBS Yogyakarta yang memiliki keinginan untuk melanjutkan studi ke Timur Tengah, terang ustadz Roid, Lc ketua panitia dauroh.

“Kegiatan ini, lanjut ustadz Roid merupakan wujud tanggungjawab PPM MBS Yogyakarta dalam mendidik, mengarahkan, dan mengantarkan alumninya menuju jenjang pendidikan yang lebih tinggi, serta merealisasikan visi dan misi pondok demi terbentuknya generasi ulama yang intelek, dan intelek yang ulama.

Acara dauroh ini akan dilaksanakan selama empat pekan 28 Mei-24 Juni 2022 dan diikuti oleh 31 orang peserta yang terdiri dari 21 santriwan dan 10 santriwati. Mereka merupakan alumni MBS angkatan 8 dan 9 yang akan melanjutkan studinya di timur tengah.

Materi daurah mencakup Adab wa Nushuh (sastra dan teks sastra), Arudh wal Qawafi (kaidah penyusunan sya’ir), Fahmul Maqru’(literasi), Qawaid Lughawiyyah (kaidah bahasa), Manthiq(ilmu logika), Tsaqafah Islamiyyah (kebudayaan islam), Fahmul Masmu’(listening), Insya’(karya ilmiah). Pengampu dan pengisi materi daurah diantaranya Syeikh Naser Aly (pengajar dari Libya).

Program pendukung diantaranya kegiatan Tahfidz Qur’an dan Kajian Kitab, sehingga diharapkan setelah daurah selesai, peserta dapat mengambil banyak ilmu dan pelajaran yang telah diajarkan selama kegiatan ini berlangsung secara maksimal.

Selain belajar materi syar’i, peserta daurah juga diajak rekreasi dengan tadabbur alam ke Sungai Maron, Pacitan. Selain sebagai momen untuk melepas penat dan letih selama daurah berlangsung juga sebagai wahana tadabbur dan tasyakur atas nikmat yang telah Allah berikan sembari praktik berbicara dengan pengajar native speaker.

Ditambah dengan adanya native speaker dari Libya, yaitu Syeikh Naser Aly dan kewajiban menggunakan bahasa arab selama dauroh, diharapkan peserta dauroh bisa menguasai kosakata bahasa arab dan terbiasa menggunakannya dalam percakapan sehari-hari.(ElMoedarries)