Jumat 10 Dzul Hijjah 1441 H, Ustadz Fajar Shadiq dalam Khotbah Idul Adha mengajak kepada seluruh jamaah untuk terus bersyukur dan mendekat kepada Allah SWT dengan cara memuji dan menyebut nama-Nya dengan cara memperbanyak kalimat takbir dan tasbih.

Dalam bulan ini terang beliau ada dua peristiwa dan ibadah besar yaitu ibadah Haji, dan ibadah Qurban. Umat Islam diharapkan dapat mengambil hikmah dari dua peristiwa diatas yaitu dari keluarga Nabi Ibrahim yang senantiasa taat dalam menjalankan perintah Allah SWT.

Keteladanan yang baik dari nabi Ibrahim yang diterangkan dalam Al-Mumtahanah [60] ayat 4

قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِيْٓ اِبْرٰهِيْمَ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗ
Artinya Sungguh telah ada didiri nabi Ibrahim contoh yang baik bagi orang yang mau mengambilnya.

Banyak hal yang bisa kita ambil hikmah dari keluarga Nabi Ibrahim antara lain dari peristiwa Hijrahnya Ke Kota Mekah, peristiwa Towaf, peristiwa Sai, yang itu semua itu ada hilkmah dan pelajarannya. Belajar dari Nabi Ibrahim dan keluarganya berarti belajar untuk;

  1. Kuatkan dan tingkatkan Iman
  2. Belajar keteguhan Iman dan perjuangan nabi Ibrahim mulai dari sebelum menjadi nabi sampai menjadi nabi

Kita petik pelajaran dari hal diatas ialah persoalan teladan dan keteladanan.

Ujian adalah sebuah kepastian dan ini adalah sunatullah. Ujian satu dengan yang lainnya berbeda beda, semakin tinggi keimananya maka semakin kuat pula ujiannya.

Ujian yang datangnya dari Allah adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hambanya, dimana ujian  disesuaikan dengan kadar keimanan.

Allah SWT menginginkan ketika datang ujian maknanya ada 4 yaitu:

  1. Sebagai bentuk peringatan, untuk meningkatkan derajat, atau juga sebagai bentuk siksa

Jika yang terjadi adalah sebagai bentuk peringatan maka sikap yang harus kita tunjukan adalah dengan Istighfar. Sedangkan jika ujian dimaksudkan untuk meningkatkan derajat, maka kita wajib berkhusnuzon kepada Allah SWT. Jika ujiannya sebagai bentuk siksa, maka sudah sepantasnya menjadi kewajiban kita untuk saling mengingatkan satu dengan lainnya agar kita tetap menjalankan perintah Allah SWT.

  1. Pengorbanan

Untuk mendapatkan cinta dari Allah SWT, harus ada pengorbanan. Sudah berapa banyak waktu kita untuk dakwah, dan berkorban untuk menggapai ridho dari Allah. Dalam surat Al Hujurat ayat 13

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

artinya: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Ayat diatas terkandung makna orang yang diberi kelebihan rizki dari Allah sudah sepantasnya untuk berkorban di jalan Allah

  1. Pelajaran yang ketiga adalah Totalitas

Totalitas disini adalah totalitas dalam ketaatan terhadap Allah SWT dan Rosulnya. Buah dari ketaatan adalah kebahagiaan dan sorganya Allah SWT

  1. Pelajaran yang keempat adalah mendidik keluarga dan generasi yang Islami

Pendidikan disini adalah pendidikan berbasisi tauhid yang orientasinya jangka panjang. Untuk dapat mengelola pendidikan yang berorientasi akhirat dibutuhkan kesungguhan, keikhlasan, sebagai amal jariah yang tidak terputus.

Kita yang sekarang ini diberikan oleh Allah amanah untuk mengelola pondok pesantren MBS  harus mencontoh dan mengambil hikmah dari keluarga Nabi Ibrahim. Pendidikan yang terbaik adalah pendidikan yang berbasisi keteladanan. Kita sebagai pendidik harus memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita.

Termasuk didalamnya adalah doa-doa kita yang senantiasa kita panjatkan kepada Allah agar anak didik kita menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah, menjadi Qurrota A’yun bagi kedua orang tuanya. Tumbuh dan berkembang dalam ketaatan, sehingga bisa menjadi penyejuk dan bisa membahagiakan kedua orang tuanya baik di dunia dan di akhirat. (rs)

4 replies

Comments are closed.