Sering pusing dengan banyaknya sampah yang terlihat kacau balau di rumah masing-masing? Biasanya apa yang kita lakukan untuk mengurangi beban sampah plastik yang luar biasa banyaknya? Mungkin di antara kita banyak yang mengikuti arus, yaitu membakar sampah plastik tersebut. Ya, budaya membakar sampah telah mengurat nadi di dalam masyarakat kita.
Tentunya aksi pembakaran sampah ini berpotensi merusak lingkungan. Sampah plastik yang susah sekali diuraikan ini akan membuat beban bumi semakin berat. Ujung-ujungnya, pencemaran lingkungan pun makin meluas.
Melihat fenomena di atas, ustadzah Zulfa pengampu mata pelajaran prakarya PPM MBS Sleman Yogyakarta, mengajak santriwati untuk lebih dekat mengenal sampah plastik. Bersama dengan kelas 7F ustadzah Zulfa mengenalkan salah satu solusi untuk mengurangi limbah plastik yang kita hasilkan sehari-hari. Adalah ecobricks, mengisi botol plastik yang sudah tidak terpakai dengan sampah plastik yang dipadatkan, menjadi materi kerajinan bahan limbah lunak. Melalui materi ini ustadzah pemilik nama lengkap Zulfa Ihsantin Najihah memberikan pengalaman baru kepada santriwati MBS tentang ekobricks, istilah baru di dunia lingkungan hidup yang dicetuskan pasangan pasutri inspiratif Russel Maier dan Ani Himawati.
Tujuan dari kegiatan ini bukan hanya mengajarkan cara membuat ecobricks dalam mengurangi sampah plastik, namun juga mengedukasi apa itu sampah plastik, mengapa plastik menjadi permasalahan utama di bumi, serta apa saja yang dapat kita lakukan untuk mengurangi sampah plastik, ujar ustadzah Zulfa. Harapannya dari kegiatan ini tidak hanya memberi manfaat bagi anak-anak, namun juga orang lain yang bersosialisasi dengan anak-anak, tutup ustadzah Zulfa.
Pemilahan sampah anorganik berupa plastik yang sudah bebas dari sisa makanan, menjadi langkah awal yang dilakukan santriwati kelas 7F. Dilanjutkan dengan pemotongan sampah sehingga menjadi bagian lebih kecil. Tahap selanjutnya menyiapkan botol yang bersih dan kering. Setelahnya memasukkan potongan sampah plastik ke dalam botol dan di akhiri dengan menekan plastik hingga ke dasar botol hingga padat.
Anak-anak terlihat sangat antusias mengikuti materi ecobricks mata pelajaran prakarya kali ini. Hal ini diungkapkan santriwati asal Bantul, Aulia Hanifah. Ternyata seru juga bermain dengan plastik bekas, kita tahunya plastik bekas yang sudah tidak terpakai kita buang di sampah lalu kita bakar. Tetapi dengan ecobricks kita jadi berpikir ulang untuk segera membuang atau membakarnya, ucapnya. Hal serupa juga dirasakan Dininda, santriwati asal Temanggung yang juga menikmati asyiknya membuat ecobricks. “Ecobricks? saya baru tahu kalua botol plastik yang sering saya lihat dijalan yang ditata rapi hingga jadi karya seni yang begitu indah itu ternyata berisi sampah plastik yang sedang saya buat hari ini. Asyik juga buat ecobricks, selain bagian dari kegiatan peduli lingkungan, ecobricks juga bisa jadi karya seni yang punya nilai tinggi, tuturnya. ( El Moedarries )
PROSES PEMBUATAN ECKOBRICKS :
Comments are closed.