Senin sore, bagian bahasa kema’hadan MBS yang dikomandoi Ustadz Syahrul Mubarok menggelar acara tasyji’ lughoh kubro. Seluruh santriwan ikut terlibat dalam kegiatan yang digelar di kompleks halaman kelas putra. Menurut Ustadz Al fatih selaku kabag kema’hadan putra, agenda kegiatan ini merupakan program bulanan yang telah dicanangkan bagian bahasa. Acara sore ini kita selenggarakan karena sudah menjadi komitmen kami, khususnya bagian bahasa kema’hadan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa santri. Tasyji’ Lughoh kubro perdana ini, lanjut ustadz Fatih sekaligus sebagai pembukaan ansyithah lughowiyah atau peningkatan kegiatan berbahasa arab santri.

Mengetahui akan pentingnya kegiatan ini, mudir ma’had MBS Sleman Yogyakarta Ustadz Fajar Shadik turut hadir membersamai santriwan. Hal ini merupakan wujud nyata kesungguhan dan dukungan dari pihak pondok yang sangat serius mengawal suksesnya program ini. Dalam taushiyah dan motivasinya, Ustadz Fajar menyampaikan 3 point penting dalam upaya meningkatkan kemampuan berbahasa arab santri. Menggunakan bahasa arab,  Ustadz Fajar membagikan tips ampuh kepada santriwan. Point pertama, almajnun fil qoohiroh yatakallamu billughoh al’arobiyyah ( orang gila di Kairo berbicara menggunakan bahasa arab ), point kedua, man yurid an yatakallamu al lughoh al ‘arobiyyah jayyidan, isma’ allughoh al’arobiyyah jayyidan ( Siapa yang menginginkan mahir berbahasa arab dengan baik, hendaknya sering mendengarkan percakapan berbahasa arab ), point ketiga, idza aradna an nafham alqur’an jayyidan labudda lana an nafham allughoh al’arobiyyah ( Jika kita menginginkan mempunyai pemahaman yang baik tentang alquran, maka wajib bagi kita untuk paham bahasa arab ).

Dari ketiga point yang disampaikan direktur, sejatinya belajar bicara bahasa arab adalah sesuatu yang tidak sulit. Bisa dilihat dari ilustrasi point pertama yang bila dijelaskan mungkin kurang lebih akan mempunyai makna, berbicara  menggunakan bahasa arab adalah perkara yang mudah, karena orang gila ( baca: orang dengan pikiran yang tidak sehat ) saja mampu berkomunikasi  berbahasa arab dengan baik. Artinya belajar berbicara bahasa arab tidak perlu banyak mikir, cukup punya modal berani dan percaya diri saja. Apalagi jika menengok point kedua, kebiasaan mendengarkan percakapan bahasa arab akan mempermudah jalan untuk berbicara bahasa arab dan menjadi kunci utama dalam memahami alquran. Berita baiknya adalah, hal itu bisa diwujudkan di sebuah bi’ah yang dikondisikan. Dan hanya di lingkungan pesantren saja bi’ah ini bisa terbentuk, karena pada prinsipnya berbicara itu adalah praktek, tidak hanya sekedar teori di atas kertas. Atas dasar itu semua, MBS yang dimotori bagian bahasa kema’hadan bekerjasama dengan IPM bahu membahu, berupaya sekuat tenaga untuk menciptakan bi’ah atau lingkungan pondok yang di dalamnya terjadi komunikasi bilingual dalam rangka mewujudkan lingkungan yang santrinya bisa speak english dan yatakallam bil’arobiyyah melalui program tazwiidul mufrodat, muhadatsah, muhadhoroh dan salah satunya program tasyji’ lughoh al’arobiyyah. ( El Moedarries )

 

 

2 replies

Comments are closed.