Kita tentu pernah membayangkan atau bahkan tidak pernah terbayang sama sekali dan berpikir bagaimana caranya mengukur ketinggian sebuah gedung pencakar langit yang berada di negara-negara maju. Mengambil contoh menara Burj Khalifa/ Burj Dubai yang saat ini menyandang predikat sebagai gedung tertinggi (skycraper) di dunia. Berada di timur tengah, tepatnya di Dubai ( Uni Emirat Arab ) gedung setinggi 828 meter  atau 2717 meter di atas permukaan laut ini setara dengan ketinggian gunung bromo yang melegenda di Indonesia. Melihat fenomena di atas, kira-kira berapa ratus atau ribu meteran yang harus digunakan untuk mengukurnya? Temukan jawabannya disini.

 

Bersama ustadz Noly Setyadi, S. Pd guru pengampu mapel matematika yang juga jago IT ini mengajak anak-anak kelas XII IPA 2 untuk berpetualang menyelami samudera ilmu yang orang jawa zaman dahulu sangat populer dengan kaidah ping, poro lan sudo atau biasa disingkat pipolondo. Menggunakan bahan pipa, sedotan, busur derajat, tali/benang,  jarum dan timah pemberat,  jadilah alat sederhana yang dinamakan klinometer atau inklinometer.

Dimulai dari joglo, anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengukur ketinggian pohon dan gedung yang berada di sekitar kompleks santriwati. Seperti dilakukan Nurul Fitriana dan kelompoknya yang mendapat tugas untuk mengukur tinggi gedung asrama Siti Badilah. Bersama kelompoknya Nurul dan kawan-kawan memulai berdiri di depan gedung yang akan diukurnya, dengan dibantu rekannya yang membawa tongkat dan yang lainnya mencatat perhitungan. Alhasil setelah melalui proses pengukuran, didapatkan angka 426,6 cm atau 4,3 m tinggi gedung asrama Siti Badilah.

Sementara itu di tempat berbeda kelompok Liyana Nursetya Ningsih yang mendapat bagian untuk menentukan tinggi gedung KBM lantai 3 memulai pengukurannya. 964,1 cm atau 9,641 m angka yang didapatkan dari hasil pengukuran gedung KBM lantai 3. Dengan demikian, klinometer sederhana yang dibuat anak-anak terbukti mampu melakukan tugasnya dengan baik. Dengan membantu proses pengukuran tinggi gedung dan tempat-tempat tinggi dengan sudut kemiringan tertentu, kita tidak perlu susah payah untuk menyediakan meteran (tangga) atau bahkan naik ke puncak gedung serta tempat yang akan kita ukur ketinggiannya. Matematika melalui materi trigonometri nya, mampu mempermudah aktivitas dan tugas manusia dalam melakukan keberlangsungan hidupnya. Terimakasih matematika, ternyata susah itu katanya, faktanya tidak seperti itu…….

1 reply

Comments are closed.